Gen Z Beralih ke ‘HP Bodoh’: Ini Alasannya!

Admin

09/06/2025

3
Min Read

Generasi Z, yang seringkali diidentikkan dengan kebiasaan selalu terhubung dan menghabiskan banyak waktu di depan layar, kini menunjukkan fenomena menarik. Beberapa anggota Gen Z mulai meninggalkan smartphone dan memilih 'dumb phone' atau yang lebih dikenal sebagai HP bodoh. Apa yang menjadi pemicu perubahan ini?

Di berbagai platform media sosial, sejumlah anak muda Gen Z dengan bangga memamerkan ponsel baru mereka. Kebanyakan dari mereka memilih ponsel model lipat (flip phone) klasik, seperti yang diproduksi oleh Motorola dan Nokia. Alasan utama peralihan dari smartphone ke flip phone ini adalah untuk mengurangi tingkat kecemasan yang mereka rasakan.

Sebagai contoh, seorang pengguna TikTok dengan akun @iamcrispynugget dari Amerika Serikat, mengikuti tantangan menggunakan dumb phone atau ponsel jadul selama 30 hari dengan tujuan untuk mereset otaknya. Ia terkejut setelah melihat data penggunaan ponselnya yang menunjukkan bahwa ia membuka ponsel rata-rata 160 kali dalam sehari.

"Tidak heran jika ponsel saya menjadi penyebab utama kesulitan fokus dan perubahan suasana hati yang tidak dapat dijelaskan," ujar @iamcrispynugget, seperti yang dikutip Liputanku dari The Daily Mail, Senin (2/6/2025).

Pada awalnya, @iamcrispynugget mengakui bahwa ia merasa kesulitan saat menggunakan ponsel jadul. Ia harus berpisah dengan aplikasi-aplikasi penting seperti Google Maps dan email. Selain itu, ia juga harus membawa barang-barang fisik seperti kunci dan uang tunai yang sebelumnya sudah tergantikan oleh fungsi smartphone-nya.

Namun, setelah tiga minggu menggunakan ponsel jadul, ia merasakan perubahan positif. Tingkat kecemasannya yang disebabkan oleh berita terkini dan notifikasi media sosial menurun secara signifikan. Ia juga merasakan peningkatan fokus yang drastis.

Tidak hanya demi kesehatan mental, sebagian anggota Gen Z juga beralih ke ponsel jadul dengan harapan dapat menikmati waktu bersosialisasi dengan teman-teman dengan lebih intens dan tanpa gangguan.

"Salah satu teman kami tidak pernah menyentuh smartphone-nya saat sedang berkumpul, dan ia selalu tampak menikmati waktu tersebut. Ia selalu berhasil berinteraksi dengan baik, dan itu adalah pengalaman yang jauh lebih menyenangkan," kata Sammy.

Sebenarnya, tren ini bukanlah fenomena yang benar-benar baru. Setidaknya sejak tahun 2022, sudah banyak anggota Gen Z yang memilih menggunakan feature phone dengan alasan yang sama, yaitu untuk menjaga kesehatan mental.

Tren ini memberikan keuntungan bagi vendor yang masih aktif memproduksi dan memasarkan feature phone, seperti HMD Global. Di Amerika Serikat, HMD Global berhasil menjual puluhan ribu unit feature phone setiap bulannya sepanjang tahun 2022.

HMD Global, sebagai pemegang merek Nokia, terus berupaya merilis feature phone terbaru. Tahun lalu, mereka meluncurkan flip phone HMD Barbie yang menarik perhatian. Selain itu, mereka juga beberapa kali menghidupkan kembali ponsel Nokia legendaris, seperti Nokia 3210, 3310, dan 8210.

Perusahaan lain seperti Punkt dan Light juga turut meramaikan tren ini dengan menjual ponsel yang ditujukan bagi anak muda yang ingin mengurangi kebiasaan scrolling di smartphone dan media sosial. Mereka bahkan menggandeng influencer untuk mempromosikan perangkat ini di YouTube.

Video: Ini Galaxy S25 Edge Titanium Jetblack yang Tebalnya hanya 5,85 mm

Video: Ini Galaxy S25 Edge Titanium Jetblack yang Tebalnya hanya 5,85 mm