Gen Z Ogah Googling: Pilih TikTok & Instagram, Kenapa?

Admin

10/06/2025

3
Min Read

On This Post

Namun, popularitas istilah tersebut tampaknya mulai memudar, terutama di kalangan generasi Z, yaitu mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Mengapa demikian? Generasi Z cenderung melakukan pencarian informasi melalui platform media sosial seperti TikTok atau Instagram, sehingga istilah “googling” terasa kurang relevan bagi mereka.

Istilah “Googling” sendiri diperkirakan pertama kali muncul dalam serial televisi Amerika Serikat, “Buffy the Vampire Slayer,” pada tahun 2002. Awalnya, istilah ini digunakan sebagai lelucon, namun kemudian berkembang menjadi bagian dari budaya populer.

Pengakuan terhadap Google sebagai kata kerja juga terjadi ketika dimasukkan ke dalam kamus Oxford English Dictionary pada tahun 2006. Hal ini menandakan bahwa Google telah menjadi identik dengan aktivitas pencarian informasi di internet.

Kini, setelah lebih dari dua dekade sejak kemunculannya, istilah “googling” mulai meredup seiring dengan perubahan preferensi generasi muda dalam melakukan pencarian daring.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Bernstein Research mengungkapkan bahwa 45 persen generasi Z yang menjadi responden survei lebih memilih menggunakan TikTok atau Instagram untuk mencari rekomendasi dibandingkan dengan Google.

Billboard Ilustrasi TikTok

Praktik ini sangat berbeda dengan kebiasaan generasi sebelumnya yang masih sangat mengandalkan Google sebagai mesin pencari utama.

Hanya sekitar 35 persen generasi milenial (kelahiran 1981-1996), 20 persen generasi X (kelahiran 1965-1980), dan kurang dari 10 persen *Baby Boomer* (kelahiran 1946-1964) yang memanfaatkan media sosial untuk mencari informasi secara *online*.

Bernstein Research menjelaskan bahwa pergeseran tren ini disebabkan oleh kedekatan generasi Z dengan internet yang semakin berkembang. Bagi mereka, mencari informasi melalui media sosial terasa lebih alami dan intuitif.

“Menurut saya, jika istilah ‘googling’ mulai menghilang sekarang, itu karena teknologi dan perilaku pengguna telah berkembang lebih jauh,” ujar Mark Shmulik, seorang analis dari Bernstein Research, kepada Business Insider.

Seiring berjalannya waktu, proporsi generasi Z yang melakukan pencarian melalui media sosial terus meningkat hingga mencapai hampir 52 persen pada tahun 2023. Data dari firma riset audiens GWI Core menunjukkan bahwa persentase ini adalah 40 persen pada tahun 2016, seperti yang dilaporkan oleh KompasTekno dari Firstpost, Selasa (3/6/2025).

Adapun hal-hal yang dicari oleh generasi Z melalui media sosial meliputi merek (*brand*), produk, hingga berbagai layanan.

Google Mengandalkan AI untuk Menarik Generasi Z

Tren pergeseran cara anak muda dalam mencari informasi di internet juga diakui oleh Google. Menurut *Senior Vice President* Google, Prabhakar Raghavan, hampir 40 persen anak muda beralih ke TikTok atau Instagram untuk mencari rekomendasi tempat makan, alih-alih menggunakan Google Maps atau Search.

Menanggapi tren tersebut, Google memilih untuk berinvestasi pada teknologi baru yang dinilai akan relevan dengan anak muda. Contohnya, melalui fitur berbasis *augmented reality* “multi-search” yang memungkinkan pengguna untuk melakukan pencarian dengan menggunakan kueri teks dan gambar secara bersamaan.

Selain itu, ada juga fitur “Ask Photos” berbasis AI Gemini di Google Photos yang dapat menampilkan foto atau video pengguna berdasarkan perintah tertentu. Misalnya, foto saat berada di lokasi atau melakukan aktivitas tertentu, dan lain sebagainya.