Aktivitas GRIB Jaya Kuasai Lahan BMKG Tangsel, Apa Saja?

Admin

06/06/2025

3
Min Read

On This Post

Penduduk di sekitar area lahan BMKG di Tangerang Selatan (Tangsel) yang sempat dikuasai oleh GRIB Jaya mengungkapkan bahwa organisasi masyarakat (ormas) tersebut sering terlihat berkumpul dalam jumlah besar. Para anggota ormas ini juga dilaporkan memainkan musik hingga larut malam.

"Suasananya ramai sekali jika mereka sudah berkumpul. Benar, mereka sering (memainkan musik) sampai malam. Biasanya ormas itu (memutar) musik-musik seperti itu kalau sedang bosan," ujar seorang warga sekitar, Salma (35), saat ditemui di lokasi kejadian, Pondok Betung, Tangsel, pada hari Kamis (29/5/2025).

Menurut penuturan Salma, sebelumnya kegiatan ormas tersebut hanya sebatas berkumpul saja. Belum ada aktivitas yang sampai meresahkan warga.

"Tidak ada yang aneh-aneh, hanya duduk-duduk saja. Posko mereka juga sudah dibongkar kemarin. Ya, hanya duduk biasa, tidak ada kegiatan yang mencolok," jelasnya.

Salma menambahkan bahwa dulunya area tersebut hanyalah lahan kosong. Kemudian, anggota ormas tersebut datang dan mengklaim bahwa lahan itu adalah milik ahli waris.

Pihak BMKG, lanjut Salma, sempat berencana untuk membangun sesuatu di lahan tersebut. Namun, karena klaim kepemilikan lahan oleh GRIB Jaya, rencana pembangunan tersebut akhirnya dibatalkan.

"Sebenarnya lahan itu sudah milik BMKG, bahkan sudah ada rencana pembangunan. Pasir dan backhoe (ekskavator) sudah datang, tiba-tiba ormas datang dan mengaku sebagai ahli waris, akhirnya BMKG mengalah," ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh warga lainnya, Rahmat (38). Ia mengaku sering mendengar ormas tersebut memainkan musik saat mereka berkumpul.

"Ya, seperti itu (sering memainkan musik). Ya, bagaimana lagi, sebagian dari mereka kita kenal, jadi kita lebih memilih diam saja," katanya.

Rahmat mengatakan bahwa kegiatan ormas di lahan milik BMKG tersebut tidak sampai mengganggu ketertiban warga. Namun, warga hanya bisa mengamati segala aktivitas yang terjadi di sana.

"Tidak (mengganggu). Mereka hanya berada di sana saja. Warga juga tidak ada yang (protes)," imbuhnya.

Sebelumnya, BMKG dengan bantuan petugas Satpol PP telah membongkar posko GRIB Jaya yang didirikan di atas lahan BMKG pada hari Sabtu (24/5). Pihak kepolisian juga telah menangkap 17 orang terkait kasus ini. Beberapa pelaku terindikasi melakukan pungutan liar terhadap pedagang pecel lele dan pemilik pasar hewan kurban.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan bahwa dari 17 orang yang terjaring dalam Operasi Berantas Jaya, 11 di antaranya adalah anggota ormas GRIB Jaya. Sedangkan enam orang lainnya adalah mereka yang mengklaim sebagai ahli waris.

"Mereka melakukan penguasaan lahan milik BMKG tanpa hak. Kemudian, memberikan izin kepada beberapa pihak, beberapa pengusaha lokal, seperti pengusaha pecel lele dan pedagang hewan kurban, dan melakukan pungutan liar. Pengusaha pecel lele dipungut biaya sebesar Rp 3,5 juta per bulan," jelas Kombes Ade Ary kepada wartawan di lokasi kejadian, Sabtu (24/5).