Gus Ipul: KPM Mandiri, Bukan Sekadar Bansos!

Admin

07/06/2025

3
Min Read

On This Post

Pemberdayaan menjadi fokus utama dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Penegasan ini disampaikan oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) ketika berinteraksi dengan 294 pilar sosial di Pendopo Aria Wiraraja, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

"Bantuan sosial sifatnya sementara, sedangkan pemberdayaan akan memberikan manfaat berkelanjutan. Oleh karena itu, di era Presiden Prabowo, aspek pemberdayaan akan kita perkuat, agar masyarakat tidak sekadar bertahan, namun mampu mandiri," kata Gus Ipul dalam keterangan tertulis yang diterima pada Jumat (30/5/25).

Pertemuan penting ini turut dihadiri oleh Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar; Sekretaris Daerah, Agus Triyono; Ketua DPRD, Oktafiyani; jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD); serta tamu undangan lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul menjelaskan bahwa perubahan paradigma dari perlindungan sosial menuju pemberdayaan menjadi landasan pembentukan Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat oleh Presiden Prabowo.

"Tujuannya sangat jelas, yaitu agar bantuan sosial dan pemberdayaan dapat berjalan seimbang. Kita tidak ingin Keluarga Penerima Manfaat (KPM) hanya menikmati bantuan, namun kehilangan semangat untuk bangkit," terangnya.

Gus Ipul juga mengajak pemerintah daerah Lumajang untuk memberikan perhatian khusus pada program-program pemberdayaan yang berbasis data akurat. Menurutnya, keberhasilan intervensi sosial sangat bergantung pada validitas data, di mana Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) memegang peranan penting dalam memastikan program tepat sasaran.

"Setiap intervensi harus berlandaskan DTKS. Jangan hanya mengandalkan informasi dari camat atau kepala desa. Jika datanya belum akurat, segera perbaiki. Namun, jangan mengabaikan DTKS. Hal ini perlu diperhatikan dengan seksama. Ibu Bupati dan Pak Sekda memegang peran kunci dalam memastikan akurasi data di daerah," tegasnya.

Lebih lanjut, Gus Ipul memperkenalkan model pemberdayaan yang memanfaatkan potensi lokal, salah satunya adalah pemanfaatan pelepah pisang yang dapat diolah menjadi kertas bernilai ekonomi tinggi.

"Lumajang dikenal sebagai sentra pisang. Oleh karena itu, sangat cocok untuk mengembangkan model pemberdayaan berbasis pelepah pisang," ujarnya.

Usulan tersebut disambut baik oleh Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar, yang menyampaikan apresiasi atas perhatian serta dukungan Kementerian Sosial dalam upaya pengentasan kemiskinan di wilayahnya.

"Kehadiran Gus Ipul hari ini tidak hanya membawa semangat, tetapi juga solusi konkret. Beliau datang membawa alat, pelatihan, bahkan pasar untuk produknya sudah disiapkan. Ini adalah langkah nyata—pasarnya disiapkan, kemudian masyarakat dilatih dan dibantu," ungkap Indah.

Sebagai tindakan nyata, Kemensos akan memfasilitasi pelatihan bagi warga di dua desa, yaitu Desa Ranuyoso di Kecamatan Ranuyoso dan Desa Klanting di Kecamatan Sukodono, untuk mengolah pelepah pisang menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi.

Indah menjelaskan bahwa daerahnya memiliki lebih dari 6.000 hektare lahan pohon pisang yang tersebar di kawasan Senduro, Pasirian, hingga Tempursari, termasuk lahan milik Perhutani.

"Di Senduro, hampir setiap pekarangan memiliki pohon pisang. Jadi, sumber daya ini sangat potensial untuk dikembangkan," jelasnya.

Selanjutnya, Indah menyatakan dukungan penuh terhadap upaya graduasi KPM dari Program Keluarga Harapan (PKH). Ia juga menyampaikan kabar baik bahwa seorang anak KPM asal Desa Ranuyoso telah berhasil meraih gelar sarjana, dan tahun ini akan disusul oleh empat anak KPM lainnya yang siap untuk diwisuda.

"Semoga semakin banyak KPM yang mandiri dan tidak lagi bergantung pada bantuan sosial," pungkasnya.