Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, menekankan betapa krusialnya peran para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dalam upaya pemberantasan kemiskinan. Penekanan ini disampaikan saat beliau memberikan pengarahan secara daring kepada lebih dari 2.000 pendamping PKH yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
"Para pendamping PKH merupakan garda terdepan harapan di wilayah-wilayah terpencil. Kalian bukan sekadar pencatat data, atau sekadar pengantar bantuan. Lebih dari itu, kalian adalah representasi negara yang paling dekat dengan rakyat," ujar Gus Ipul dalam keterangan tertulis yang diterima pada hari Rabu (28/5/2025).
Menurut pandangannya, kehadiran negara tidaklah cukup hanya melalui serangkaian kebijakan, melainkan harus terwujud dalam tindakan nyata yang secara langsung berdampak pada kehidupan masyarakat.
"Melalui tangan kalian, negara hadir bukan sekadar dalam janji-janji, tetapi dalam aksi nyata," tegasnya.
Gus Ipul juga menegaskan bahwa para pendamping PKH adalah agen perubahan sosial serta penulis sejarah perubahan itu sendiri. Setiap langkah yang diambil oleh pendamping, mulai dari kunjungan ke daerah-daerah terpencil hingga penginputan data ke dalam sistem, merupakan bagian tak terpisahkan dari proses perubahan tersebut, menurut Gus Ipul.
"Jangan sekali-kali meremehkan apa yang telah kalian lakukan, sebab perubahan besar senantiasa berawal dari tindakan yang konsisten dan tulus," imbuhnya.
Lebih jauh, Gus Ipul menyoroti transformasi signifikan dalam sistem data kesejahteraan sosial. Beliau menyampaikan bahwa Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) secara resmi telah digantikan oleh Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang dikelola oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan diperbarui secara berkala. DTSEN ini selanjutnya akan menjadi acuan tunggal untuk penyaluran bantuan sosial serta program-program pemberdayaan.
"Mari kita atasi kemiskinan dengan memanfaatkan DTSEN. Kita tidak lagi bisa memerangi kemiskinan hanya dengan asumsi semata. Kita harus melawannya dengan ilmu pengetahuan dan data yang akurat," tegasnya.
Beliau menjelaskan bahwa data bukan sekadar kumpulan angka, melainkan representasi nyata dari kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, verifikasi langsung di lapangan atau *ground checking* bukanlah sekadar formalitas administratif, melainkan wujud tanggung jawab moral kita kepada para penerima manfaat.
Oleh karena itu, beliau menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas kerja keras para pendamping yang telah melaksanakan uji petik selama bulan Ramadan. Dedikasi yang mereka tunjukkan merupakan wujud nyata komitmen sosial yang patut diacungi jempol.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul juga menekankan pentingnya program Sekolah Rakyat sebagai strategi jangka panjang untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi. Beliau menggambarkan Sekolah Rakyat sebagai secercah harapan masa depan bagi anak-anak yang selama ini terpinggirkan.
"Sekolah Rakyat adalah jalan terang dari rumah menuju harapan, serta cara untuk menciptakan masa depan baru bagi anak-anak yang selama ini belum tersentuh oleh cahaya pendidikan," ungkap Gus Ipul.
Mengingat betapa vitalnya program ini, Gus Ipul meminta agar proses rekrutmen siswa Sekolah Rakyat dilakukan secara cermat dan ketat, sehingga program ini benar-benar tepat sasaran untuk anak-anak dari keluarga yang kurang mampu.
"Rekrutmen siswa harus dijalankan dengan serius dan tepat sasaran. Jangan hanya terpaku pada data di atas kertas. Kunjungi rumah mereka, tatap wajah ayah ibunya, rasakan denyut kehidupan mereka. Pastikan bahwa anak-anak tersebut benar-benar berasal dari desil 1 DTSEN," jelas Gus Ipul.
Sebagai penutup arahannya, Gus Ipul menyampaikan tiga pesan kunci: DTSEN sebagai cahaya yang membimbing langkah, Sekolah Rakyat sebagai gerbang menuju masa depan yang lebih baik, dan pilar-pilar sosial sebagai tangan harapan yang tak henti-hentinya menanam kebaikan.
"Teruslah melangkah, wahai para pendamping. Karena negeri ini membutuhkan kalian lebih dari yang kalian sadari," pungkasnya.