MasterV, Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Lalu Hadrian Irfani, menyuarakan kekecewaannya terkait penyelenggaraan ibadah haji 2025. Beliau menilai bahwa realisasi di lapangan tidak sejalan dengan perencanaan serta presentasi resmi yang disampaikan pemerintah, terutama oleh Kementerian Agama.
MasterV, Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Lalu Hadrian Irfani, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelaksanaan ibadah haji 2025 yang dinilai tidak sesuai dengan perencanaan dan paparan resmi pemerintah, khususnya Kementerian Agama.
“Tentu saja, kami sangat menyayangkan hal ini. Manajemen pelaksanaan haji yang sebelumnya dipaparkan dengan begitu meyakinkan oleh Menteri Agama, ternyata jauh berbeda dengan kenyataan yang terjadi di lapangan,” ungkap beliau dalam keterangannya pada hari Sabtu (7/6/2025).
Anggota Tim Pengawas Haji DPR ini menjelaskan bahwa beberapa hari menjelang wukuf di Arafah, pihaknya turut serta dalam rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Menteri Agama. Dalam forum tersebut, pemerintah mempresentasikan secara detail mengenai kesiapan layanan haji.
Namun, pada saat pelaksanaan, banyak jemaah yang mengalami keterlantaran akibat keterlambatan bus serta tidak memperoleh tenda yang seharusnya di Arafah.
“Kami sebenarnya menaruh harapan besar bahwa penyelenggaraan haji kali ini akan lebih baik, terlebih ini merupakan haji terakhir yang sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Kementerian Agama. Namun, kenyataan justru berkata lain,” tegas Lalu.
Menurut pandangannya, permasalahan tidak hanya bersumber dari pihak pemerintah Indonesia, tetapi juga dipicu oleh kebijakan baru yang diterapkan oleh otoritas Arab Saudi.
Salah satu kendala yang berhasil diidentifikasi adalah implementasi sistem digital E-Hajj, yang justru mengakibatkan kekacauan data jemaah, termasuk pemisahan data keluarga dan pendamping.
“Hal ini turut menjadi faktor penyebab ketidakteraturan, sebab data yang tidak terintegrasi dengan baik mempersulit proses pelayanan di lapangan,” imbuh Lalu.
Beliau menambahkan, bahwa ke depannya, pengelolaan haji sebaiknya diserahkan kepada lembaga baru yang lebih profesional, transparan, serta memiliki kendali teknis yang mumpuni agar pelayanan terhadap jemaah dapat ditingkatkan.
“Kami berharap, pengalaman pahit seperti ini tidak terulang kembali di tahun-tahun mendatang. Ibadah haji seharusnya menjadi momen yang khusyuk dan nyaman, bukan malah menyulitkan para jemaah,” pungkas Lalu.
Fase puncak ibadah haji telah dimulai. Pada hari ini, jemaah haji Indonesia mulai diberangkatkan secara bertahap menuju Arafah untuk melaksanakan wukuf pada hari Kamis, 5 Juni 2025.
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu para jemaah haji Indonesia, mulai dari Kementerian Agama, BP Haji, hingga Kementerian Kesehatan.
Dalam kesempatan tersebut, beliau juga menyampaikan apresiasi kepada Tim Pengawas Haji dari DPR, yang telah memberikan banyak masukan konstruktif, di mana pihaknya telah melakukan simulasi terhadap kekhawatiran yang disampaikan oleh para anggota DPR.
Oleh karena itu, Nasaruddin merasa optimis bahwa penyelenggaraan haji tahun 2025 ini akan berjalan lebih baik.
“Saya sangat optimis, bersama dengan rekan-rekan, pelaksanaan haji tahun ini, Insya Allah, akan lebih baik, meskipun terdapat banyak perubahan,” ujarnya di Makkah, pada hari Rabu (4/6/2025).
“Namun, kita mampu melakukan perbaikan secara sistematis, serta lebih cepat dan tepat, dan hal tersebut juga mendapatkan pengakuan dari Kementerian Haji tadi malam,” sambungnya.