Haji 2025: Puan Minta Layanan Ramah Lansia & Disabilitas

Admin

07/06/2025

2
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Ketua DPR RI, Puan Maharani, mendorong Pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan dan perlindungan bagi jemaah haji lanjut usia (lansia) serta penyandang disabilitas dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025. Beliau menekankan betapa pentingnya perhatian khusus terhadap kelompok rentan ini, agar mereka tetap terlindungi dan dapat menjalankan ibadah haji dengan baik di tengah kompleksitasnya.

“Pelayanan khusus bagi para lansia dan penyandang disabilitas merupakan sebuah tantangan tersendiri yang harus dihadapi. Kami berharap Pemerintah dapat memastikan bahwa pelayanan yang diberikan benar-benar maksimal,” ujar Puan pada hari Senin, 19 Mei 2025.

Data yang dirilis oleh Kementerian Agama menunjukkan bahwa dari total 101.678 jemaah haji Indonesia yang telah tiba di Tanah Suci, terdapat sekitar 21.930 orang jemaah lansia, yang berarti hampir 22 persen dari total jemaah.

Puan mengingatkan agar seluruh petugas haji dapat memberikan jaminan keamanan serta kenyamanan bagi jemaah lansia selama mereka menjalankan rangkaian ibadah haji. “Mereka telah menunggu dalam antrean selama puluhan tahun untuk dapat menunaikan ibadah suci ini. Oleh karena itu, harus dipastikan bahwa semua kebutuhan mereka terlayani dengan sebaik-baiknya,” tegasnya.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dilaporkan telah menyiapkan sebanyak 32 unit bus shalawat inklusif. Bus-bus ini dilengkapi dengan akses tangga landai, ruang khusus untuk kursi roda, serta berbagai fasilitas keselamatan tambahan yang diperuntukkan bagi jemaah dengan kebutuhan khusus.

“Memastikan pelayanan yang optimal bagi seluruh jemaah, termasuk para lansia, merupakan tugas utama dari penyelenggara ibadah haji,” kata Puan menegaskan.

Puan pun mendorong PPIH untuk segera menyiapkan program pelatihan khusus bagi para petugas yang bertugas merawat jemaah lansia. Beliau juga menekankan pentingnya kerjasama antara Kemenag, Kemensos, dan Kemenkes untuk mewujudkan pelayanan haji yang benar-benar inklusif bagi kelompok-kelompok rentan.

“Seluruh kementerian terkait harus memastikan bahwa penyelenggaraan ibadah haji berjalan dengan baik, termasuk dalam hal pelayanan bagi para lansia dan penyandang disabilitas,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Puan juga mendorong Pemerintah untuk menjalin komunikasi intensif dengan otoritas Arab Saudi. Tujuannya adalah agar infrastruktur publik di kota Mekkah dan Madinah semakin ramah terhadap kebutuhan lansia dan penyandang disabilitas.

“Negara wajib memastikan bahwa hak-hak para lansia terpenuhi dengan baik, dan fasilitas yang tersedia selama musim haji benar-benar ramah bagi kelompok rentan,” jelas Puan.

Menurutnya, keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji tidak hanya dapat diukur dari kelancaran proses keberangkatan atau jumlah kuota yang tersedia. “Haji yang sukses adalah haji yang memungkinkan setiap jemaah dapat beribadah dengan tenang, aman, dan dengan penuh martabat,” pungkasnya.