MasterV, Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) memberikan penjelasan terkait permasalahan pergerakan jemaah haji dari Muzdalifah menuju Mina yang sempat mengalami keterlambatan dalam proses evakuasi.
Menurut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah ketidakkonsistenan jadwal bus, mengingat adanya ribuan bus yang beroperasi dan antrean yang sangat panjang. Diketahui bahwa setelah pukul 00.00 Waktu Arab Saudi (WAS), jadwal keberangkatan bus yang telah direncanakan mengalami kendala di lapangan.
"Kondisi seperti ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran di kalangan jemaah," tutur Hilman di Makkah, Sabtu, 7 Juni 2025, seperti yang dilaporkan oleh Antara.
Hilman melanjutkan, penyebab kedua adalah adanya keterlambatan perputaran bus dari Mina ke Muzdalifah selama beberapa jam pada periode waktu tertentu, yang disebabkan oleh padatnya arus lalu lintas.
Keadaan tersebut sempat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi para jemaah, terutama mengingat kondisi fisik mereka yang sudah lelah akibat menunggu penjemputan. Dalam situasi tersebut, banyak jemaah yang kemudian memilih untuk keluar dari area Muzdalifah.
"Karena keterlambatan kedatangan bus, sebagian jemaah mengambil inisiatif untuk membuka pintu keluar di Muzdalifah dan memutuskan berjalan kaki menuju Mina. Hal ini mengakibatkan terjadinya pergerakan spontan yang sulit dikendalikan," jelas Hilman.
Penyebab berikutnya adalah banyaknya jemaah yang memilih berjalan kaki. Pada Jumat, 6 Juni 2025 pagi, jemaah dari berbagai maktab memutuskan untuk berjalan kaki karena khawatir tidak akan dijemput dari Muzdalifah hingga siang hari.
Dalam kondisi psikologis yang demikian, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akhirnya mengizinkan sebagian jemaah untuk berjalan, namun tetap memberikan peringatan agar jemaah lansia dan yang memiliki risiko tinggi (risti) untuk tetap berada di Muzdalifah dan menunggu jemputan bus. Pertimbangannya adalah berjalan kaki akan menguras energi dan menyebabkan kelelahan yang berlebihan bagi jemaah lansia dan risti.
"Pergerakan jemaah yang berjalan kaki ini berimbas pada kemacetan di jalur utama shuttle bus. PPIH menerima permintaan dari Kemenhaj dan syarikah untuk menenangkan jemaah dan menghentikan pergerakan jalan kaki tersebut, namun situasinya sudah tidak terkendali," ungkap Hilman.
Hilman juga menjelaskan bahwa langkah pertama yang diambil oleh pihaknya adalah melakukan koordinasi darurat dengan Kementerian Haji Saudi.
"Tepat pada pukul 03.12 WAS, PPIH Arab Saudi secara resmi mengirimkan permintaan melalui pesan WA kepada Kementerian Haji dan Umrah untuk segera melakukan intervensi dan mempercepat pengiriman bus ke Muzdalifah," kata Hilman.
Langkah kedua, PPIH juga meminta bantuan logistik dan perlindungan jemaah kepada otoritas dan mitra di Arab Saudi. Pada pukul 06.51 WAS, PPIH kembali menyampaikan permohonan kepada Kemenhaj agar mitra di Saudi segera mengirimkan bantuan logistik berupa air minum, makanan ringan, serta payung atau pelindung panas.
"*Alhamdulillah*, pada pukul 08.50 WAS, empat kontainer bantuan tiba di lokasi jemaah haji Indonesia di Muzdalifah," imbuh Hilman.
Beliau menyampaikan bahwa koordinasi dan pengendalian pada fase pemberangkatan dari Muzdalifah ke Mina akan mempercepat proses evakuasi jemaah. Akan tetapi, karena padatnya lalu lintas dan keterlambatan kedatangan bus, sebagian jemaah akhirnya memilih untuk berjalan kaki.
"Upaya mitigasi yang dilakukan PPIH dengan mengintensifkan koordinasi, berhasil meminimalisir potensi dampak yang lebih buruk. Seluruh jemaah berhasil dievakuasi dari Muzdalifah pada pukul 09.40 WAS," jelas Hilman.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Saudi yang sangat responsif dalam memberikan dukungan untuk mengatasi situasi dan dinamika yang terjadi di lapangan.
"Sebagai penanggung jawab Petugas Penyelenggara Ibadah Haji, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan oleh para jemaah," pungkas Hilman.
Pemberangkatan jemaah haji Indonesia dari Muzdalifah menuju Mina mengalami penundaan dari target waktu yang telah ditentukan. Proses evakuasi jemaah dari Muzdalifah dinyatakan selesai pada pukul 09.40 Waktu Arab Saudi (WAS), yang seharusnya selesai pada pukul 09.00 WAS.
Hilman menerangkan bahwa awal pemberangkatan jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina telah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Arab Saudi, yaitu dimulai pada pukul 23.35 Waktu Arab Saudi (WAS), pada tanggal 10 Zulhijjah 1446 H.
"Realisasi di lapangan menunjukkan bahwa pemberangkatan jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina secara umum dimulai tepat waktu. Namun demikian, secara keseluruhan, proses evakuasi berhasil diselesaikan dan area Muzdalifah dinyatakanClear dari jemaah haji Indonesia pada pukul 09.40 WAS, yang berarti terlambat 40 menit dari target yang telah ditetapkan sebelumnya," tutup Hilman.