Bitcoin Koreksi: Peluang Investasi atau Waktunya Evaluasi?

Admin

08/06/2025

3
Min Read

On This Post

JAKARTA, MasterV – Bitcoin (BTC) sekali lagi menarik perhatian pasar, dengan harganya yang kini berada di posisi penting setelah sempat mencetak rekor tertinggi baru di angka 111.900 dollar AS. Namun, kini, mata uang kripto ini mengalami koreksi ke level 105.000 dollar AS.

Koreksi ini terjadi seiring dengan meningkatnya tekanan jual, yang dipicu oleh aksi ambil untung dan kekhawatiran pasar terhadap data ekonomi makro global, terutama inflasi di Amerika Serikat (AS) serta ketidakpastian kebijakan suku bunga dari The Fed.

Kapitalisasi pasar kripto global juga merasakan dampaknya, dengan penurunan tercatat lebih dari 1,7 persen dalam 24 jam terakhir.

Saat ini, kapitalisasi pasar aset kripto global berada di angka 3,32 triliun dollar AS, menunjukkan penurunan sebesar 1,97 persen dalam 24 jam terakhir, dengan volume perdagangan harian mencapai 145,13 miliar dollar AS.

Menanggapi situasi ini, Vice President Indodax, Antony Kusuma, berpendapat bahwa fluktuasi adalah bagian tak terpisahkan dari dinamika pasar kripto yang sangat responsif terhadap sentimen global.

Ketika harga mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah, wajar jika terjadi aksi ambil untung.

“Namun, penting untuk dipahami bahwa koreksi dalam jangka pendek tidak selalu mengindikasikan melemahnya fundamental Bitcoin,” kata Antony melalui keterangan pers pada hari Sabtu (31/5/2025).

Beliau menjelaskan bahwa dalam siklus pasar kripto, pergerakan yang signifikan, baik naik maupun turun, seringkali membuka peluang strategis bagi para investor yang disiplin dan memiliki pandangan jangka panjang.

“Para investor sebaiknya memanfaatkan momentum ini sebagai waktu untuk mengevaluasi kembali portofolio mereka, memastikan kesesuaiannya dengan profil risiko, dan memastikan bahwa strategi yang diterapkan telah mempertimbangkan aspek manajemen risiko. Dalam kondisi seperti ini, pendekatan yang rasional, bukan emosional, adalah kunci utama,” jelasnya.

Level harga antara 100.000 dollar AS hingga 104.000 dollar AS saat ini menjadi area yang diawasi ketat oleh banyak investor, karena dianggap sebagai zona akumulasi potensial.

Jika tekanan jual terus berlanjut dan harga menyentuh level ini, ada potensi terjadinya rebound. Kondisi pasar saat ini menuntut tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi.

Investor sangat disarankan untuk menggunakan fitur-fitur pengelolaan risiko seperti stop-loss, take-profit, dan diversifikasi portofolio guna meminimalisir potensi kerugian.

“Pasar kripto sangat dinamis dan pergerakannya tidak selalu linier. Dalam situasi seperti ini, tidak hanya pemahaman teknis yang dibutuhkan, tetapi juga ketenangan berpikir dan kesiapan mental dari setiap investor. Penting bagi kita untuk melihat pasar secara komprehensif, memahami konteksnya, dan tidak terpaku pada kondisi jangka pendek,” ungkapnya.

Antony menekankan betapa pentingnya peningkatan literasi dan kedewasaan dalam menghadapi fluktuasi pasar.

Menurutnya, kepanikan seringkali muncul akibat kurangnya pemahaman yang mendalam tentang siklus pasar dan nilai fundamental aset digital itu sendiri.

“Koreksi harga tidak selalu menjadi sinyal negatif. Dalam banyak kasus, justru menjadi titik refleksi dan peluang untuk memasuki pasar secara lebih terukur. Investor yang memiliki pandangan jangka panjang dan disiplin dalam strategi pada umumnya akan lebih siap menghadapi kondisi seperti ini,” tuturnya.

Dia mencatat bahwa sejarah Bitcoin telah membuktikan bahwa koreksi merupakan bagian dari perjalanannya sebagai aset yang terus berkembang.

“Volatilitas memang tak terhindarkan, namun jika dihadapi dengan perspektif yang tepat, justru bisa menjadi ruang belajar dan pembentukan karakter sebagai seorang investor,” pungkas Antony.