Ekspor Kelapa Tinggi ke China, Harga di RI Jadi Mahal?

Admin

31/05/2025

3
Min Read

On This Post

Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini memberikan penjelasan mengenai data ekspor komoditas kelapa. Sempat menjadi perhatian, ekspor kelapa dituding sebagai penyebab utama kenaikan harga di pasar domestik.

Menurut Direktur Statistik Distribusi BPS, Sarpono, kenaikan harga kelapa pada bulan April lalu cukup signifikan. Selain karena adanya Hari Raya Lebaran, tingginya volume ekspor kelapa juga diduga kuat menjadi faktor penyebab berkurangnya pasokan di dalam negeri, yang berujung pada kenaikan harga.

Data yang disampaikan oleh Sarpono menunjukkan bahwa ekspor kelapa pada bulan Maret 2025 mencapai angka 39,5 ribu ton, dengan nilai sebesar US$ 14,9 juta, atau setara dengan Rp 242,87 miliar (dengan kurs Rp 16.300). Tiga negara tujuan ekspor terbesar selama periode Januari hingga Maret 2025 adalah China, Vietnam, dan Thailand.

"Mengapa harga kelapa mengalami kenaikan? Ternyata, volume ekspor kelapa cukup tinggi. Tujuan ekspor kelapa tersebut di antaranya adalah Tiongkok (China), Vietnam, dan Thailand," ungkap Sarpono dalam acara Penjelasan Data Ekspor dan Impor BPS yang diadakan di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, pada hari Rabu (28/5/2025).

Umumnya, kelapa diekspor dalam bentuk buah utuh. Sarpono menjelaskan bahwa peningkatan ekspor kelapa ke China disebabkan oleh tren gaya hidup sehat di negara tersebut, di mana konsumsi air kelapa, santan, dan kelapa parut semakin populer.

Sementara itu, pantauan dari situs Info Pangan Jakarta menunjukkan adanya tren penurunan harga kelapa kupas. Di Jakarta Utara, harga rata-rata hari ini mencapai Rp 14.000/kg, mengalami penurunan sebesar Rp 1.500 dari harga kemarin yang mencapai Rp 15.500.

Di Jakarta Pusat, harga rata-rata kelapa berada di kisaran Rp 13.333/kg, turun Rp 167 dari harga pada hari Selasa sebelumnya, yaitu Rp 13.500/kg. Di Jakarta Timur, harga terpantau stabil di kisaran Rp 14.600/kg.

Kondisi serupa juga terjadi di Jakarta Barat, di mana harga terpantau stabil di kisaran Rp 15.200/kg. Terakhir, di Jakarta Selatan, harga kelapa kupas juga tercatat masih stabil di angka Rp 15.200/kg dibandingkan hari sebelumnya.

Sebagai tambahan informasi, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti melaporkan bahwa selama periode Januari hingga Maret 2025, ekspor kelapa yang masih dalam kulit mencapai US$ 45,6 juta.

"Kemudian, ekspor kopra (daging buah kelapa yang dikeringkan) mencapai US$ 5,9 juta. Angka ini menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan periode Januari-Maret 2024," jelas Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS pada hari Senin (21/4/2025).

Pada hari yang sama, Info Pangan Jakarta mencatat bahwa harga kelapa kupas tertinggi berada di Pasar Induk Kramat Jati, yaitu Rp 20.000/kg, sementara harga terendah tercatat di Pasar Mayestik, yaitu Rp 10.000/kg.

Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan pada hari Jumat (11/4), harga kelapa bulat atau parut mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Usin, seorang pedagang kelapa parut di Pasar Rawa Bebek, mengungkapkan bahwa harga satu butir kelapa bisa mencapai Rp 25.000, tergantung pada ukurannya.

Padahal, dalam kondisi normal, kelapa parut dijual dengan harga Rp 10.000-15.000 per butir. Ini berarti bahwa untuk kelapa ukuran kecil, harga mengalami kenaikan hingga dua kali lipat.