100 Hari AMAn di Pekanbaru: Parkir Murah, Kota Tertata

Admin

07/06/2025

8
Min Read

On This Post

Genap sudah 100 hari Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, bersama Markarius Anwar memimpin kota ini. Mari kita telusuri capaian-capaian yang telah diraih sejak pelantikan pada 20 Februari 2025 lalu.

Duet Agung Nugroho-Markarius Anwar, yang akrab disapa AMAn, langsung bergerak cepat setelah dilantik pada 20 Februari. Mereka tak menunda-nunda dalam merealisasikan berbagai kebijakan.

Penurunan Tarif Parkir

Kebijakan penurunan tarif parkir mendapat sambutan positif dari masyarakat. Ini merupakan realisasi salah satu janji politik AMAn. Sebelumnya, masyarakat mengeluhkan tarif parkir yang dianggap memberatkan, yaitu Rp 3 ribu untuk kendaraan roda empat dan Rp 2 ribu untuk roda dua.

"Banyak sekali masukan yang kami terima. Oleh karena itu, setelah pelantikan, kami langsung menurunkan tarif parkir. Untuk mobil, dari Rp 3 ribu menjadi Rp 2 ribu, dan untuk motor, dari Rp 2 ribu menjadi Rp 1.000," jelas Agung.

Penurunan tarif parkir ini diberlakukan segera setelah pelantikan di Jakarta. Dengan demikian, keluhan masyarakat terkait tarif parkir yang mahal langsung diatasi sejak 20 Februari.

Kedepannya, sistem parkir akan ditata ulang agar tidak membebani masyarakat. Dinas Perhubungan Pekanbaru saat ini tengah melakukan evaluasi terkait kebijakan parkir.

Pemutusan Kontrak Angkutan Sampah

Selain masalah parkir, kebijakan penting lainnya adalah pemutusan kontrak dengan pihak ketiga yang selama ini menangani angkutan sampah. Permasalahan sampah di Pekanbaru tak kunjung terselesaikan. Ke depannya, pengelolaan sampah akan melibatkan peran aktif Ketua RT/RW.

Alasan pemutusan kontrak ini adalah karena persoalan tumpukan sampah di Pekanbaru yang tak pernah usai. Masalah ini timbul akibat sampah yang tidak diangkut, kerusakan alat berat di TPA, hingga pungutan liar yang belum ditindak tegas.

Namun, sejak menjabat, Agung-Markarius langsung berkoordinasi dengan berbagai instansi, termasuk Polresta Pekanbaru, untuk menindak pelaku pungutan liar yang meresahkan para pelaku usaha.

Selain itu, Agung meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) untuk menata kembali Kota Bertuah. Taman-taman dipercantik, lampu jalan diperbaiki, dan masalah sampah ditangani secara menyeluruh.

"Kontrak angkutan sampah kita putuskan terhitung awal Juli. Artinya, kontrak hanya berjalan selama 6 bulan. Ke depan, kita akan melibatkan RT/RW untuk ikut mengawasi persoalan sampah," tegas Agung.

Tak hanya itu, Agung juga menunjuk Plt Kepala Dinas LHK untuk membuat regulasi yang komprehensif dalam mengatasi masalah sampah, termasuk penataan di sejumlah Tempat Pembuangan Sampah (TPS).

Penertiban Baliho-Reklame demi Mewujudkan Jalan Sudirman sebagai Jalur Hijau

Kebijakan penertiban baliho dan reklame di Kota Pekanbaru ini juga diapresiasi oleh pemerintah pusat. Jalan Jenderal Sudirman, yang merupakan jalan protokol, dulunya terlihat semrawut dengan banyaknya baliho dan reklame. Kini, jalan tersebut tampak lebih bersih dan tertata.

Penertiban dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Satpol PP, Dishub, Bapenda, DPM-PTSP, Inspektorat, Dinas PUPR, hingga Bagian Hukum. Target utama adalah Jalan Jenderal Sudirman, yang diharapkan menjadi jalur hijau.

Tanpa tebang pilih, seluruh baliho, reklame, dan bando yang tidak berizin ditertibkan. Total ada sekitar 500-an jenis reklame, baliho, dan bando yang akan ditertibkan secara bertahap.

Kebijakan ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Kehutanan. Menteri Raja Juli Antoni mengapresiasi langkah Wali Kota Agung Nugroho dalam mewujudkan Jalan Sudirman sebagai jalur hijau.

"Saya sangat mengapresiasi inisiatif Bang Wali Kota untuk mencabut baliho-baliho dan menggantikannya dengan jalur hijau," ujar Raja Juli Antoni.

Raja Juli memastikan akan mendukung kebijakan ini dengan memperbanyak penanaman pohon. Kementerian Kehutanan siap memberikan dukungan penuh.

"Kerja sama menanam pohon agar semakin banyak pohon di Kota Pekanbaru sehingga Pekanbaru menjadi lebih hijau," harap Raja Juli.

Penertiban tidak hanya fokus di Jalan Jenderal Sudirman saja, tetapi juga akan berlanjut ke Jalan Riau, Harapan Raya, Arifin Achmad, hingga Soekarno Hatta. Ini merupakan bagian dari penataan Kota Pekanbaru secara menyeluruh.

"Bertahap nanti kita tata ulang kota yang kita cintai ini," kata Agung.

Perbaikan Lampu Jalan, Jembatan, hingga Taman Kota

Dinas LHK, Dishub, dan PUPR juga berkolaborasi dalam penataan lampu jalan, jembatan, dan taman kota. Pemerintah mulai menata ulang taman-taman yang ada di dalam kota. Termasuk merespon cepat aduan masyarakat terkait lampu jalan dan jembatan yang banyak mati dan tidak terawat.

Dinas Perhubungan bahkan membuka layanan pengaduan masyarakat. Ruas-ruas jalan yang gelap mulai diterangi kembali melalui program respons cepat.

Selain penerangan, Dinas LHK juga turut menata ulang taman. Perhatian khusus diberikan pada taman kota dan trotoar jalan di sepanjang jalan protokol, serta penataan ikon-ikon ibu kota.

"Taman-taman kita perbaiki semua. Tentu kami juga meminta dukungan dari seluruh masyarakat agar apa yang telah ditata dapat dijaga bersama. Termasuk taman di Simpang Tiga sudah mulai ditata," katanya.

Penanganan Jalan Rusak dan Banjir

Dalam berbagai kesempatan, Agung dan Markarius terlihat langsung meninjau kondisi di lapangan. Mereka merasa bahwa penanganan masalah tidak bisa hanya dilakukan dari balik meja tanpa melihat kondisi yang sebenarnya.

Hingga dini hari, Agung bersama pejabat terkait terus memantau kondisi jalan yang terendam banjir. Ketua IMI Riau ini ingin memastikan penanganan dilakukan secara tepat dan efisien.

Pasukan kuning, alat hisap lumpur, hingga alat berat diturunkan. Dinas PUPR bahkan menyiapkan alat berat untuk normalisasi sungai dan drainase yang tersumbat di hulu.

Contohnya di Simpang Arengka, Tobek Godang, dan Jalan Arifin Achmad. Agung menurunkan alat berat lengkap dengan pasukan kuningnya untuk melakukan normalisasi drainase yang tersumbat.

Sedangkan di hilir, alat berat diturunkan ke pelosok-pelosok untuk membuka jalur air. Di Jalan Cipta Karya misalnya, alat berat siap digunakan masyarakat kapanpun untuk melakukan normalisasi parit dan sungai di Kelurahan Sialangmunggu.

Ketua RW di Sialangmunggu, Yuli Wendri Tanjung, menyebutkan bahwa pembersihan di hulu rutin dilakukan, khususnya di sepanjang Jalan Cipta Karya.

"Kita rutin pakai alat berat dari Dinas PUPR untuk pembersihan di hilir. Jadi setelah di hilir selesai baru ke hulu, sesuai arahan Pak Wali Kota tentu kita dukung dan alat berat untuk pembersihan juga disiapkan, ya bisa kita pakai," kata Yuli Wendri.

Normalisasi drainase juga dilakukan di Jalan Arifin Achmad. Jalan yang sering tergenang saat hujan mulai ditata ulang dengan membuka aliran air dan drainase yang tersumbat.

Pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sepanjang jalur itu juga ditertibkan. Hal ini sebagai langkah penataan kota dan mengatasi salah satu penyebab jalan tergenang saat hujan deras.

Ada pula perbaikan jalan rusak di wilayah perbatasan Kampar, yaitu Jalan Uka. Petugas dari Dinas PUPR langsung turun melakukan perbaikan jalan yang dikeluhkan masyarakat.

Ada pula Jalan Lobak yang longsor akibat tergerus saat hujan deras. Perbaikan segera dilakukan setelah Agung Nugroho turun langsung memantau kondisi jalan yang rusak.

Bangkitkan Budaya Lewat Festival Rumah Singgah Tuan Kadi

Kebijakan populer lainnya dari pasangan Agung-Markarius adalah menghidupkan kembali budaya dan seni melalui Rumah Singgah Tuan Kadi. Aktivitas yang sudah lama vakum di situs bersejarah itu kini kembali bergairah dengan adanya Festival Budaya.

Festival Kreatif Budaya Melayu merupakan ajang kolaborasi yang bertujuan untuk memadukan pelestarian tradisi Melayu, pengembangan kreativitas, serta peningkatan kepedulian terhadap lingkungan. Berbagai kegiatan seperti pertunjukan seni tari dan musik tradisional, lomba berbalas pantun, hingga bazar kuliner khas Melayu memeriahkan festival ini.

Festival ini menjadi wadah bagi seniman, pelaku UMKM, dan masyarakat umum untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya. Tidak hanya sebagai hiburan, festival ini juga menjadi momentum penting untuk memperkuat identitas budaya, mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif, serta mempromosikan Kota Pekanbaru sebagai destinasi wisata budaya yang inspiratif dan berwawasan lingkungan.

Bus Trans Metro Pekanbaru Gratis untuk Pelajar

Sebagai wujud komitmen Pemerintah Kota Pekanbaru dalam mendukung dunia pendidikan dan mempermudah akses transportasi, Agung-Markarius meluncurkan Program Bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) Gratis bagi para siswa. Program ini dirancang untuk memfasilitasi siswa agar dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan aman, nyaman, dan tanpa biaya transportasi.

Program ini berlaku untuk seluruh siswa tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang terdaftar di sekolah-sekolah di wilayah Kota Pekanbaru. Untuk menggunakan layanan ini, siswa hanya perlu menunjukkan kartu pelajar dari sekolah masing-masing atau mengenakan seragam sekolah.

Mobil Jemput Bola Layanan Disdukcapil

Mobil dengan julukan AMAN adalah inovasi layanan administrasi kependudukan keliling yang diinisiasi untuk memudahkan masyarakat dalam mengurus dokumen kependudukan tanpa harus datang ke kantor pemerintahan. Layanan ini menyediakan kemudahan akses pengurusan berbagai dokumen administrasi seperti perekaman dan pencetakan KTP-el, Kartu Identitas Anak (KIA), Kartu Keluarga (KK), serta akta kelahiran, perkawinan, kematian, dan surat pindah dalam format PDF.

Melalui konsep jemput bola, mobil AMAN secara aktif menjangkau masyarakat di daerah terpencil atau wilayah dengan akses terbatas, sehingga meningkatkan kesadaran dan memudahkan pengurusan administrasi kependudukan bagi masyarakat.

Jemput Proyek Pusat untuk Dibawa ke Daerah

Agung-Markarius yang baru 100 hari menjabat ini tidak berdiam diri. Setelah dilantik, mereka langsung aktif terbang ke Jakarta untuk menjemput aspirasi dari pusat. Tercatat sudah ada dua program pusat yang berhasil dibawa ke Kota Bertuah. Pertama, pembangunan parit belanda melalui APBN senilai Rp 80 miliar.

Program pusat kedua adalah Sekolah Rakyat di Pekanbaru dengan anggaran Rp 150 miliar dari pusat. Kedua program ini diharapkan dapat mendukung langkah Pemerintah Kota Pekanbaru dalam meningkatkan kualitas pendidikan hingga mengatasi banjir.

Meskipun demikian, Agung Nugroho-Markarius tidak hanya berhenti pada 100 hari kerja saja. Berbagai program dan kebijakan pro rakyat telah disiapkan demi kesejahteraan hingga peningkatan ekonomi masyarakat di Kota Bertuah.