MasterV, Jakarta – Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Jakarta ke-500 pada tahun 2027, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memiliki rencana ambisius. Sebanyak 5.000 kesenian Betawi akan ditampilkan dalam sebuah karnaval akbar kebudayaan yang dijadwalkan pada Minggu, 29 Juni 2025.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menyatakan bahwa karnaval besar ini akan menjadi agenda bulanan yang berlokasi di kawasan Bundaran HI, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Uji coba perdana kegiatan spektakuler ini direncanakan akan dimulai pada 29 Juni 2025.
“Uji coba pertama akan dilaksanakan pada 29 Juni (2025). Kemungkinan besar, kita akan menampilkan 5.000 kesenian Betawi. Pertunjukan ini akan diawali dengan pencak silat, kemudian disusul dengan berbagai tari-tarian, dan kesenian lainnya,” jelas Rano saat ditemui dalam kegiatan car free day (CFD) di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Minggu (8/6/2025), seperti yang dilansir dari Liputanku.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga berencana untuk memperbanyak titik-titik hiburan di sepanjang area car free day (CFD) di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta.
Menurut Rano, penyelenggaraan CFD tidak hanya sebagai ajang perayaan HUT Jakarta, tetapi juga sebagai sumber kebahagiaan bagi masyarakat.
“Dari hasil survei yang kami lakukan selama sebulan terakhir, kehadiran hiburan terbukti meningkatkan tingkat kebahagiaan masyarakat. Jadi, selain menyehatkan, juga membahagiakan. Oleh karena itu, saya meminta kepada dinas terkait untuk menjadikan CFD ini sebagai ruang publik yang menyenangkan. Lebih jauh lagi, dalam rencana jangka panjang menyambut 500 tahun Jakarta, kita akan menggelar karnaval kebudayaan yang megah setiap bulannya,” ungkap Wagub yang akrab disapa Bang Doel ini.
Titik-titik hiburan di CFD Jakarta, selain berpusat di Jakarta Creative Zone, Dukuh Atas, menurut Rano, juga akan diadakan di kawasan Gelora Bung Karno serta area air mancur yang terletak di ujung Jalan Thamrin.
Bang Doel menambahkan bahwa pihaknya akan menghadirkan berbagai kegiatan menarik lainnya untuk menarik minat masyarakat yang berpartisipasi dalam CFD. Tujuannya adalah untuk mendorong penurunan penggunaan kendaraan pribadi.
“Ya, menurut pengamatan saya, CFD memang menjadi kegiatan yang sangat digemari masyarakat. Oleh karena itu, saya memiliki pemikiran dan juga menerima masukan. Salah satu manfaat signifikan yang kita peroleh dari CFD, berdasarkan analisa yang cukup lama, adalah penurunan emisi karbon di Jakarta. Hal ini terbukti secara empiris. Artinya, CFD berkontribusi pada peningkatan kualitas udara Jakarta, meskipun momennya hanya berlangsung satu hari dalam seminggu,” pungkas Bang Doel.