Nusmatun Malinah, ibunda dari mendiang dokter Aulia Risma, memberikan kesaksian yang mengharukan dalam sidang kasus perundungan yang terjadi di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip), yang tragisnya merenggut nyawa putrinya. Dalam kesaksiannya, Nusmatun mengisahkan serangkaian tindakan perundungan yang dialami oleh almarhumah, yang berujung pada kepergiannya.
Nusmatun menjelaskan bahwa jam belajar yang dijalani putrinya hampir mencapai 24 jam setiap hari. Intensitas yang sedemikian tinggi menyebabkan dokter Aulia mengalami kecelakaan saat perjalanan pulang dari kampus pada bulan Agustus 2022.
“Jadwal belajarnya dimulai sejak pukul 03.00 dini hari dan baru selesai pukul 01.30 dini hari. Praktis hampir 24 jam penuh. Tentu saja, anak saya tidak mampu menanggungnya. Pada Agustus 2022, saat pulang dari RSUP dr Kariadi dengan sepeda motor, ia terjatuh ke selokan,” ungkap Nusmatun di Pengadilan Negeri Semarang, seperti yang dilansir oleh detikJateng, Rabu (4/6/2025).
Nusmatun berusaha keras untuk menahan emosinya saat menceritakan pengalaman pahit yang dialami putrinya. Namun, air matanya akhirnya tumpah ketika mengungkapkan bahwa dokter Aulia menderita penyakit saraf terjepit.
“Kemudian, dilakukan tindakan operasi, dan setelah operasi, ia melanjutkan cuti untuk menjalani pengobatan. Meskipun belum sepenuhnya pulih, namun karena semangat yang besar untuk melanjutkan pendidikan, akhirnya ia kembali,” tuturnya dengan nada sedih.
Nusmatun mengaku sempat menyampaikan permohonan agar mendiang dokter Aulia mendapatkan perlakuan khusus dan tidak dibebani tugas yang terlalu berat. Namun, sayangnya, permohonan tersebut tidak diindahkan. Dokter Aulia justru tetap diminta untuk menyiapkan makanan bagi puluhan seniornya.
“Saya terkejut ketika mengetahui bahwa ia harus membagikan makanan sebanyak 80 porsi dari lantai 1 ke lantai 2, tanpa diperbolehkan meminta bantuan petugas office boy, mengangkat galon air, melayani pasien, dan ditempatkan di bagian yang berat, serta mendorong tempat tidur pasien,” jelasnya dengan nada prihatin.
Serangkaian perlakuan berat tersebut semakin memperburuk kondisi kesehatan dokter Aulia. Pada puncaknya, tanggal 12 Agustus 2024, ibunda dokter Aulia menerima kabar bahwa putrinya mengalami penurunan kondisi yang drastis. Diketahui kemudian bahwa Aulia menyuntikkan obat penghilang rasa sakit kepada dirinya sendiri untuk meredakan nyeri yang tak tertahankan, hingga akhirnya ditemukan meninggal dunia.
Baca selengkapnya di sini.