Investasi IKN Tembus Rp 135 Triliun, Proyek Konstruksi Ngebut!

Admin

23/06/2025

3
Min Read

On This Post

Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) mencatat adanya sinyal positif dengan nilai investasi yang masuk mencapai sekitar Rp 135,1 triliun, baik dari investor asing maupun domestik. Angka fantastis ini mencakup pembangunan di sektor perumahan serta proyek Jalan dan Terowongan Multi Utilitas (MUT).

Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, menyampaikan bahwa minat dari investor, baik dari dalam maupun luar negeri, melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) terus mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan pembenahan tata kelola serta penyederhanaan proses yang telah dilakukan dalam beberapa kuartal terakhir.

Berbagai proses investasi kini diupayakan agar berjalan lebih ringkas dan efisien, tanpa mengabaikan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Prinsip kehati-hatian tetap menjadi prioritas, namun hambatan birokratis yang tidak diperlukan akan diminimalkan melalui koordinasi lintas kementerian dan lembaga (KL).

"Proses due diligence yang kami terapkan melibatkan berbagai pihak, mulai dari swasta, kementerian terkait, hingga auditor intern pemerintah, demi menjamin good governance. Transparansi dan tata kelola yang baik adalah fondasi utama dalam setiap tahapan investasi," tegas Basuki, seperti yang dikutip dari keterangan tertulis pada Selasa (10/6/2025).

Dari sisi implementasi KPBU unsolicited sektor hunian, proses untuk mendapatkan persetujuan Availability Payment (AP) dan penjaminan pemerintah dari Kementerian Keuangan dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) untuk dua proyek utama telah berhasil diselesaikan.

Proyek-proyek tersebut antara lain, pertama, pembangunan 8 Tower Hunian ASN oleh PT Nindya Karya di WP 1A, yang mencakup 288 unit hunian bertipe 190 m². Kedua, pembangunan 109 Unit Rumah Tapak oleh PT Intiland di WP 1B dan 1C, dengan tipe bangunan 390 m².

Kedua proyek prestisius ini ditargetkan untuk memulai transaksi pada kuartal kedua tahun 2025 dan memulai konstruksi pada tahun yang sama. Selain itu, terdapat juga investor nasional yaitu Ciputra Nusantara dan Konsorsium Triniti Truba serta investor asing yaitu Konsorsium IJM – CHEC dan Maxim.

Ciputra Nusantara dan Konsorsium IJM – CHEC telah merampungkan Feasibility Study (FS) dan saat ini tengah menjalani evaluasi FS serta dokumen pendukung sebagai tahapan selanjutnya. Sementara itu, Konsorsium Triniti-Truba dan Maxim sedang dalam proses finalisasi FS sebelum memasuki tahapan evaluasi.

Selain enam proyek yang sudah berjalan, saat ini terdapat tiga proyek tambahan yang dipimpin oleh Adhi Karya, Konsorsium Samsung C&T-Brantas Abipraya, dan Konsorsium PJ-IC Bee Invest-Promec-Ozturk Holdings. Mereka juga telah menerima Letter-to-Proceed (LtP) dan tengah menyusun Feasibility Study.

Para investor ini berasal dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Turki, Spanyol, dan Brunei Darussalam, dengan indikasi nilai investasi mencapai Rp 63,3 triliun untuk sektor hunian.

Sementara itu, KPBU Sektor Jalan dan MUT juga menunjukkan perkembangan yang signifikan. Tercatat ada lima calon investor dari China, Malaysia, dan Indonesia yang saat ini tengah menyusun FS dan mengevaluasi dokumen.

Indikasi total nilai investasi mencapai Rp 71,8 triliun, di mana Rp 55 triliun di antaranya berasal dari luar negeri. Dengan demikian, jika diakumulasikan dengan KPBU sektor hunian, total indikasi investasi mencapai angka Rp 135,1 triliun.

Deputi Bidang Pendanaan & Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono, mengungkapkan bahwa saat ini masih terdapat sembilan calon investor lain di sektor hunian yang belum dapat diberikan lampu hijau untuk menjadi pemrakarsa KPBU unsolicited dengan skema AP.

"Hal ini dikarenakan minat KPBU sektor hunian di IKN perlu mempertimbangkan sektor lain yang akan dibiayai melalui skema KPBU AP. Kami akan mengundang mereka untuk mengikuti KPBU sebagai peserta tender, atau melalui skema KPBU solicited," jelas Agung.