JAKARTA, MasterV – Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa telah mencapai tahap akhir dalam perundingan penting, yaitu Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA). Lalu, apa saja sebenarnya keuntungan I-EU CEPA bagi Indonesia?
Keuntungan dari I-EU CEPA ini diharapkan akan memberikan dampak positif yang signifikan, baik bagi masyarakat luas maupun para pelaku usaha di tingkat nasional.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, keuntungan utama I-EU CEPA mencakup pembukaan akses pasar yang lebih luas untuk meningkatkan volume perdagangan dan investasi, serta pengurangan hambatan perdagangan, baik dalam bentuk tarif maupun non-tarif.
Sebagai catatan, Uni Eropa saat ini merupakan mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia. Total nilai perdagangan antara kedua belah pihak mencapai angka yang mengesankan, yaitu 30,1 miliar dollar AS pada tahun 2024.
Neraca perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa terus menunjukkan surplus bagi Indonesia, meningkat secara signifikan dari 2,5 miliar dollar AS pada tahun 2023 menjadi 4,5 miliar dollar AS pada tahun 2024.
Airlangga lebih lanjut menjelaskan bahwa keuntungan I-EU CEPA yang paling menonjol adalah penghapusan tarif impor secara substansial. Dalam kurun waktu 1–2 tahun setelah perjanjian I-EU CEPA diberlakukan, diperkirakan sekitar 80 persen ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan dikenakan tarif 0 persen.
Dengan demikian, komoditas unggulan seperti alas kaki, tekstil, garmen, minyak sawit, produk perikanan, serta sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik akan mendapatkan perlakuan preferensial yang lebih adil dan menguntungkan.
"Kesepakatan ini memiliki nilai strategis yang tinggi karena memberikan manfaat bagi pelaku usaha, baik di Indonesia maupun di Eropa," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang disampaikan pada hari Sabtu (7/6/2025).
Selain sederet keuntungan I-EU CEPA tersebut, Indonesia juga aktif mendorong pengembangan produk perikanan dan secara khusus meminta agar fasilitas ekspor perikanan diberikan perlakuan yang setara, tanpa diskriminasi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Filipina.
Menanggapi permintaan tersebut, Uni Eropa telah menyetujui pemberian *level playing field* khusus untuk produksi dan ekspor perikanan Indonesia, sehingga menciptakan persaingan yang lebih adil dengan negara-negara di sekitarnya.
Selain itu, terkait dengan isu kebijakan deforestasi, EU Commissioner for Trade and Economic Security, Maros Sefcovic, berjanji akan memberikan perlakuan khusus kepada Indonesia, yang diyakini akan berdampak positif pada peningkatan ekspor produk hasil hutan Indonesia.
"Indonesia menekankan pentingnya fasilitas untuk ekspor perikanan yang tidak dibedakan dengan negara ASEAN lainnya seperti Thailand atau Filipina. Eropa telah menyetujui bahwa kita akan diberikan *level playing field* yang adil," tegas Airlangga.
Tidak hanya itu, keuntungan I-EU CEPA juga berpotensi untuk memperkuat posisi tawar Indonesia di panggung global.
"Dengan terbukanya akses pasar dan penghapusan hambatan tarif, I-EU CEPA menjadi momentum penting untuk meningkatkan daya saing produk-produk nasional di pasar internasional," tambahnya.
Dengan berbagai keuntungan I-EU CEPA yang telah disebutkan, pemerintah memiliki keyakinan bahwa kesepakatan yang telah diupayakan selama sembilan tahun ini akan mampu meningkatkan ekspor Indonesia ke Uni Eropa lebih dari 50 persen dalam kurun waktu 3-4 tahun mendatang.
Di samping itu, perjanjian ini juga membuka peluang investasi strategis dari Eropa ke Indonesia, seiring dengan semakin meningkatnya kepercayaan terhadap sistem hukum dan kebijakan ekonomi di dalam negeri.
"Kedua belah pihak telah sepakat untuk segera menyelesaikan seluruh aspek, baik dari segi materi maupun proses hukum. Saat ini, tidak ada lagi hambatan yang tersisa," jelasnya.
Sebagai informasi tambahan, pada hari Jumat (6/6/2025) lalu, Menko Airlangga dan Komisioner Maros telah melakukan pertemuan untuk membahas finalisasi perjanjian I-EU CEPA.
Kesepakatan ini menandai hampir selesainya proses perundingan yang telah berjalan sejak tahun 2016 dan mencakup 19 putaran utama serta serangkaian dialog intensif dalam beberapa bulan terakhir.
Perundingan yang akan memberikan keuntungan I-EU CEPA ini juga dinyatakan siap untuk diumumkan secara resmi. Dalam waktu dekat, hasilnya akan dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto dan kepada Presiden Komisi Eropa.