Strategi Indonesia Open 2025 Tarik Minat Penonton

Admin

10/06/2025

3
Min Read

On This Post

Dalam Konferensi Pers menjelang Indonesia Open 2025, Senin (2/6/2025), terungkap sebuah fakta penting. “Fenomena penurunan jumlah penonton pertandingan bulu tangkis, menurut pengamatan saya, terjadi secara global. Ini bukan hanya masalah di Indonesia,” demikian pernyataan yang disampaikan.

Armand menyampaikan bahwa ajang sekelas Sudirman Cup di Xiamen, Cina, juga mengalami penurunan jumlah penonton pada beberapa hari awal pertandingan.

“Saat Sudirman Cup di Xiamen, pertandingan di 4-5 hari pertama sangat sepi. Saya memperkirakan penonton hanya sekitar 20 persen,” ujarnya.

Namun, ada beberapa negara yang menjadi perhatian khusus sebagai contoh bagaimana antusiasme terhadap bulu tangkis masih tinggi. Negara-negara tersebut antara lain Malaysia, Thailand, dan beberapa kota di Cina.

“Beberapa negara ini menjadi catatan penting bagi saya dalam upaya untuk terus mendukung dan aktif dalam dunia bulu tangkis,” jelasnya.

Oleh karena itu, salah satu langkah strategis yang diambil adalah menyesuaikan harga tiket, dengan tujuan utama menarik kembali minat para penggemar bulu tangkis di Indonesia.

Armand menegaskan bahwa harga tiket untuk pertandingan Indonesia Open 2025 ini jauh lebih terjangkau jika dibandingkan dengan gelaran Super 1000 lainnya di seluruh dunia.

“Harapan kami adalah agar masyarakat Indonesia kembali mencintai olahraga yang telah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional,” tuturnya dengan penuh harap.

Beliau berharap, dengan meningkatnya perhatian masyarakat terhadap bulu tangkis Indonesia, akan muncul bibit-bibit baru yang mampu melanjutkan kejayaan prestasi Indonesia di panggung dunia.

Armand mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk tanpa henti memberikan dukungan kepada para pebulu tangkis Indonesia dengan menyaksikan pertandingan yang mereka mainkan.

“Jika masyarakat Indonesia ingin olahraga bulu tangkis terus berjaya, mari kita contoh negara lain dengan hadir dan mendukung pertandingan yang dimainkan oleh para pemain Indonesia,” jelasnya dengan semangat.

Meskipun performa bulu tangkis Indonesia saat ini mungkin terlihat kurang memuaskan, Armand menekankan bahwa para atlet tetap pantas mendapatkan dukungan, terlepas dari hasil yang mereka peroleh.

Armand menambahkan bahwa kemenangan dan menjadi juara tentu saja merupakan target utama setiap pebulu tangkis dalam setiap pertandingan yang mereka ikuti.

“Menang atau kalah, selama mereka telah berusaha semaksimal mungkin, kita yakin bahwa mereka juga selalu ingin menang, tetapi tentu saja tidak mungkin untuk selalu menang setiap saat,” sambungnya.

Armand menegaskan bahwa hal terakhir yang dibutuhkan oleh para pebulu tangkis Indonesia saat ini adalah komentar negatif yang dapat meruntuhkan kepercayaan diri mereka di lapangan.

Felisha Pasaribu, pemain ganda campuran Indonesia, memiliki pandangan yang serupa.

Pebulutangkis berusia 19 tahun tersebut mengungkapkan bahwa ia membutuhkan dukungan dari para penggemar untuk berjuang meraih kemenangan.

“Sebagai seorang atlet, yang saya rasakan hanyalah kebutuhan akan dukungan, karena kritikan tidak membantu kami dalam latihan,” katanya.

Ia juga menyampaikan bahwa dirinya selalu terbuka terhadap kritik, asalkan kritik tersebut bersifat membangun, bukan menjatuhkan.

“Kritik itu boleh, saya sendiri juga menerima jika dikritik, karena pasti akan membangun untuk menjadi lebih baik,” pungkasnya.