Pabrik Baru Mercedes-Benz Dongkrak Investasi Otomotif?

Admin

22/06/2025

6
Min Read

MasterV – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan apresiasi tinggi atas berdirinya pabrik baru PT Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia (PT DCVMI) di Kawasan Industri Delta Silicon 8, Cikarang, Jawa Barat.

Menurut pandangannya, kehadiran fasilitas produksi tersebut adalah sinyal positif bagi perkembangan industri otomotif di Indonesia, khususnya di tengah gejolak ekonomi global yang tidak menentu.

Tanda-tanda serupa juga nampak dari beberapa produsen otomotif dalam negeri yang merealisasikan investasi guna meningkatkan kapasitas produksi, dengan tujuan memenuhi permintaan pasar domestik serta ekspor.

“Banyak perusahaan multinasional di Indonesia, termasuk yang bergerak di sektor otomotif, yang masih melihat adanya prospek cerah dalam menjalankan kegiatan manufaktur di Indonesia,” ujar Agus melalui keterangan pers yang dirilis pada hari Selasa, 10 Juni 2025.

Ia menegaskan bahwa perkembangan ini mengindikasikan investasi di sektor otomotif terus bergulir.

Indonesia pun dinilai sebagai destinasi yang strategis dalam pengembangan industri kendaraan bermotor, khususnya dalam menyambut era kendaraan ramah lingkungan.

“Mereka melihat peluang besar dari pertumbuhan pasar domestik yang berkelanjutan, serta posisi strategis Indonesia sebagai pusat produksi untuk tujuan ekspor ke pasar global,” jelas Agus.

Dalam kesempatan tersebut, Kemenperin juga menyampaikan apresiasi kepada Daimler Truck AG atas kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia sebagai salah satu basis produksi bus dan truk Mercedes-Benz di wilayah Asia.

“Pembangunan pabrik baru ini merupakan langkah strategis serta komitmen nyata dari Daimler Truck AG dan PT DCVMI dalam memperkokoh sektor industri otomotif di Indonesia. Hal ini sekaligus mencerminkan keyakinan terhadap prospek positif Indonesia sebagai pusat industri kendaraan niaga global,” papar Agus.

Ia optimis bahwa PT DCVMI akan terus berkembang bersama dengan Indonesia.

Mercedes-Benz memulai produksinya di Indonesia pada tahun 1978 melalui PT Star Motor Indonesia, yang kemudian bertransformasi menjadi PT DCVMI pada tahun 2019.

Oleh sebab itu, Mercedes-Benz dipandang sebagai salah satu merek kendaraan niaga yang telah menunjukkan dedikasinya dalam memajukan industri otomotif di Indonesia.

“Dengan kapasitas produksi yang mencapai 5000 unit per tahun, PT DCVMI mampu menempatkan diri dalam jajaran lima besar produsen kendaraan niaga, khususnya truk dan bus, di Indonesia,” ungkap Agus.

Pencapaian ini menjadikan Mercedes-Benz sebagai salah satu merek kendaraan niaga yang paling dikenal oleh konsumen di Indonesia.

Kendaraan niaga ramah lingkungan

Dok. Kemenperin Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (ketiga kanan) berfoto bersama pada Pembukaan Pabrik Baru PT Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia (PT DCVMI) di Kawasan Industri Delta Silicon 8, Cikarang, Jawa Barat, Selasa (10/6/2025).

Kemenperin menaruh harapan besar bahwa dengan berdirinya pabrik baru ini, PT DCVMI akan semakin giat mengembangkan produksi kendaraan niaga yang ramah lingkungan. Hal ini selaras dengan tren global yang mengarah pada mobilitas hijau.

Guna mendukung tercapainya tujuan tersebut, Kemenperin siap memfasilitasi pemberian insentif fiskal maupun nonfiskal untuk mendorong pengembangan kendaraan niaga yang dapat memasuki fase mobilitas hijau.

“Di tengah disrupsi global dan tren transisi menuju kendaraan listrik dan energi bersih, Indonesia memiliki komitmen untuk tidak hanya menjadi pasar, melainkan juga menjadi pemain utama dalam rantai pasok kendaraan niaga dan kendaraan ramah lingkungan secara global,” imbuh Agus.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Kemenperin telah menetapkan target Net Zero Emission (NZE) di sektor manufaktur pada tahun 2050, yang berarti sepuluh tahun lebih cepat dari target nasional.

Kemenperin juga memiliki komitmen untuk mendukung percepatan transformasi industri otomotif di Indonesia menuju era elektrifikasi, digitalisasi, keberlanjutan, dan otomotif yang ramah lingkungan.

“Oleh karena itu, kami secara aktif berperan dalam mendorong kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten, mengembangkan teknologi dalam negeri, serta memperluas jaringan riset dan inovasi,” tegas Agus.

Ia menyambut baik komitmen PT DCVMI yang telah mengadopsi standar emisi Euro 4 melalui penerapan teknologi Selective Catalytic Reduction (SCR) dan penggunaan Diesel Exhaust Fluid (DEF) yang berbahan dasar urea dan air terionisasi.

“Penerapan teknologi ini merupakan langkah positif dalam mendukung agenda pemerintah untuk mewujudkan industri yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Agus.

Kedepannya, ia berharap agar PT DCVMI dapat mengembangkan model-model kendaraan dengan standar Euro 5 dan 6 guna memperkuat posisinya di pasar domestik dan ekspor.

“Selain itu, pemerintah juga berharap agar PT DCVMI dapat terus meningkatkan nilai kandungan lokal, yang saat ini tercatat dengan rata-rata nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada lini kendaraan yang diproduksi berada di angka 28,08 persen,” jelas Agus.

Peningkatan nilai TKDN

Dalam kesempatan tersebut, Agus mengingatkan akan pentingnya upaya peningkatan nilai TKDN dalam setiap proses produksi maupun pengadaan bahan baku dan komponen, yang mana hal ini berfungsi untuk mendukung penguatan industri nasional.

Tidak hanya itu, peningkatan nilai TKDN juga membuka peluang yang lebih besar bagi perusahaan untuk berpartisipasi dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, sekaligus memanfaatkan berbagai insentif fiskal yang telah disediakan.

“Pencapaian TKDN yang tinggi melalui peningkatan nilai tambah dan *local supply*, pada akhirnya dapat memperkuat daya saing perusahaan, baik di pasar domestik maupun di pasar ekspor,” tutur Agus.

Neraca perdagangan kendaraan niaga pada periode Januari hingga Maret 2025 masih menunjukkan defisit sebesar 608,7 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp 9,7 triliun.

Kondisi tersebut diakibatkan oleh nilai ekspor kendaraan niaga yang tercatat sebesar 75,5 juta dollar AS, sementara nilai impor mencapai 684,2 juta dolar AS.

Oleh karena itu, peningkatan nilai TKDN, khususnya pada industri kendaraan niaga, menjadi langkah strategis dalam menjawab tantangan terhadap tingginya angka impor kendaraan komersial.

“Kami merasa senang karena orientasi pembangunan pabrik baru ini sangat relevan dalam merespons tantangan defisit perdagangan kendaraan niaga nasional,” ucap Agus.

Ia menambahkan bahwa Kemenperin menyambut baik komitmen PT Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia (DCVMI) dalam mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas pabrik barunya.

Fasilitas tersebut diharapkan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, melainkan juga untuk mendorong peningkatan ekspor kendaraan komersial ke berbagai negara.

Selain itu, Kemenperin juga memberikan apresiasi atas langkah PT DCVMI yang berkomitmen untuk mengembangkan rantai pasok lokal serta menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya melalui pembangunan fasilitas industri tersebut.

Presiden Direktur DCVMI, Sankaranarayanan Ramamurthi, menyatakan bahwa peresmian pabrik ini menandai babak baru pertumbuhan bagi DCVMI di Indonesia.

“Pabrik ini bukan hanya sekadar penambahan infrastruktur, melainkan juga perwujudan dari visi kami untuk memberikan kontribusi yang nyata bagi perekonomian Indonesia dengan memberdayakan masyarakat lokal dan membangun ekosistem industri yang lebih kokoh,” ucapnya.

Ramamurthi menyebutkan bahwa setiap unit yang diproduksi mencerminkan keunggulan rekayasa, semangat kolaborasi, dan keyakinan mereka terhadap masa depan Indonesia.

“Kami memiliki komitmen untuk terus menciptakan lapangan kerja, berinovasi, dan berkontribusi pada pertumbuhan Indonesia,” jelasnya.

Sebagai informasi tambahan, pabrik DCVMI di Cikarang berdiri di atas lahan seluas 15 hektar (ha) dengan total investasi yang mencapai Rp 500 miliar.

Fasilitas ini menjadi wujud nyata dari komitmen Daimler Truck dalam memperkuat industri kendaraan niaga di Indonesia.

Pabrik tersebut akan terus memproduksi model-model andalan, seperti Mercedes-Benz Axor Trucks: 2528 CH, 4928 T, 4028 T, 4023 T, 2528 RMC, 2528 CX, dan 2528 C, serta sasis bus Mercedes-Benz: OH 1626 L dan OH 1626 S yang dirancang khusus untuk pasar Indonesia.