ISPA Mengintai Warga Apartemen Akibat Bakar Sampah Ilegal

Admin

31/05/2025

3
Min Read

On This Post

JAKARTA, MasterV – Hendrika, seorang warga yang tinggal di salah satu apartemen di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, mengungkapkan bahwa dirinya mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sebagai akibat dari paparan asap yang berasal dari pembakaran sampah ilegal di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.

“Sejujurnya, saya merasa sesak napas. Bahkan, terus terang saja, saya kan rutin nge-gym untuk menjaga kesehatan. Bayangkan saja, di tempat gym yang sudah pengap, tiba-tiba tercium bau asap, tentu saja semakin membuat sesak," ujar Hendrika kepada MasterV pada hari Rabu, 27 Mei 2025.

Hendrika menjelaskan bahwa ISPA yang dideritanya menyebabkan kesulitan bernapas yang berulang. Kondisi ini mengharuskannya untuk seringkali mengunjungi rumah sakit.

"Kondisi ISPA jadi lebih mudah kambuh, lebih sensitif," tuturnya.

Menurut penuturan Hendrika, aktivitas pembakaran sampah ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dengan waktu yang tidak menentu.

Kadang kala, lanjutnya, warga melakukan pembakaran sampah pada saat subuh atau menjelang maghrib. Ia menduga bahwa tindakan tersebut sengaja dilakukan secara tersembunyi.

“Kami berencana melaporkan hal ini kepada pihak sekretaris kota dan dimintai foto terbaru sebagai bukti. Kami sudah menunggu dan memantau, berusaha mendapatkan foto tersebut. Anehnya, mereka tidak melakukan pembakaran sampah dari pagi, siang, hingga sore hari. Namun, begitu menjelang maghrib, barulah mereka mulai membakar sampah," ungkapnya.

Hendrika menduga bahwa aktivitas pembakaran sampah ini dilakukan oleh oknum tertentu dalam skala yang besar. Ia mengaku pernah melihat truk-truk besar membuang sampah di area tersebut, yang kemudian dibakar.

“Kami sebenarnya bingung, apakah kegiatan ini legal atau ilegal. Namun, jika legal, mengapa truk yang digunakan bukan truk milik Pemkot Jakarta? Biasanya, pasukan oranye memiliki truk sendiri," jelasnya.

Hendrika menambahkan bahwa Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pernah memberikan teguran kepada oknum yang melakukan pembakaran sampah di area tersebut. Akan tetapi, kegiatan pembakaran sampah terus berulang, bahkan saat petugas berada di lokasi.

“Inilah yang setiap hari kami hirup. Mungkin bagi mereka yang berada di bawah, dampaknya tidak terlalu terasa. Namun, kami yang tinggal di apartemen, di atas, pasti terkena dampak asap yang naik ke atas," keluhnya.

Selain asap dan bau tidak sedap, warga juga merasakan dampak lain berupa debu sisa pembakaran yang menempel pada bangunan dan pakaian mereka.

Hendrika sangat berharap agar pemerintah kota dan instansi terkait segera mengambil tindakan tegas untuk menghentikan praktik pembakaran sampah ilegal yang telah lama meresahkan warga.

"Dampak dari udara dan debu tersebut sangat terasa, semuanya menempel di bangunan. Teras-teras kami menjadi hitam. Bahkan, handuk pun terkena dampaknya. Ini sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup kami," pungkasnya.