AHY: Jakarta Terancam Polusi, Pengusaha Harus Bertindak!

Admin

02/06/2025

2
Min Read

On This Post

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, menekankan bahwa Jakarta harus diselamatkan dari ancaman polusi. Menurutnya, isu kualitas udara, sebagai bagian integral dari perubahan iklim, seringkali kurang mendapatkan perhatian yang semestinya.

Padahal, masyarakat kelas bawah adalah pihak yang paling rentan menjadi korban dari buruknya kualitas udara. Oleh karena itu, AHY menegaskan betapa pentingnya peran aktif dari negara, kalangan akademisi, hingga para pengusaha dalam memikirkan dan mencari solusi untuk permasalahan ini.

“Jakarta, kota tempat kita tinggal, harus bebas dari bencana polusi. Tadi ada beberapa data yang dipaparkan, dan saya bukanlah seorang ahli polusi, saya hanya mencoba memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat,” ujar AHY dalam acara Clean Air Forum yang diadakan di kantornya, Jakarta Pusat, pada Rabu (28/5/2025).

“Oleh karena itu, negara dan pemerintah harus hadir, para akademisi juga harus berkontribusi. Para pelaku dunia usaha, yang turut menyumbang emisi CO2 melalui industri, transportasi, dan sektor lainnya, juga harus terpanggil. Bahkan, mungkin pelaku dunia usaha inilah yang seharusnya lebih dulu mengambil peran,” imbuh AHY.

AHY menjelaskan bahwa tanggung jawabnya dalam menangani polusi udara muncul karena Kementerian yang dipimpinnya memiliki wewenang atas bidang transportasi dan perhubungan. Sementara itu, sektor transportasi diketahui menyumbang sekitar 60% dari total polusi yang terjadi di Jakarta.

Operasional kendaraan bermotor berkontribusi terhadap peningkatan Particulate Matter (PM) 2.5, yaitu partikel mikroskopis di udara yang sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia.

“Jika ada yang bertanya, mengapa Kementerian Koordinator Infrastruktur turut campur dalam urusan polusi udara? Jawabannya adalah karena PM 2.5, kontributor utamanya adalah sektor transportasi, menyumbang kurang lebih 60%,” tegas AHY.

Untuk itu, AHY menyatakan dukungannya terhadap berbagai upaya yang dilakukan untuk menekan polusi udara, baik di sektor transportasi, industri, energi, maupun konstruksi. Upaya tersebut meliputi peralihan menuju BBM berstandar Euro IV yang rendah sulfur, elektrifikasi kendaraan, serta pemanfaatan energi bersih.

“Dalam tiga kategori utama, yaitu transportasi, industri dan energi, serta pengelolaan limbah dan konstruksi, terdapat empat langkah yang dinilai paling efektif. Penggunaan bahan bakar rendah sulfur dapat menurunkan emisi hingga 36%. Peralihan dari boiler batu bara ke teknologi yang lebih bersih berpotensi menurunkan 27%. Peningkatan transportasi publik dapat menurunkan 9%, dan jika pembakaran terbuka dapat dieliminasi, penurunan emisi bisa mencapai 8%,” pungkasnya.