Jaminan Sosial Pekerja Digital: Wamenaker Gandeng ISSA

Admin

13/06/2025

2
Min Read

On This Post

MasterV – Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer telah melaksanakan pertemuan penting dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) International Social Security Association (ISSA), Marcelo Abi-Ramia Caetano. Pertemuan ini berlangsung di sela-sela Konferensi Perburuhan Internasional atau International Labour Conference (ILC) ke-113 yang diadakan di Jenewa, Swiss, pada hari Selasa, 3 Juni 2025.

Pertemuan ini menjadi langkah strategis bagi pemerintah Indonesia dalam upaya memperkokoh sistem perlindungan sosial, khususnya bagi para pekerja di sektor digital yang semakin mendominasi lanskap ketenagakerjaan di tanah air.

Immanuel menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memberikan perhatian yang besar terhadap isu perlindungan tenaga kerja.

Perhatian serius ini juga ditujukan kepada para pekerja digital, seperti pengemudi ojek online, kurir aplikasi, serta para freelancer digital yang jumlahnya terus bertambah.

“Pemerintahan Bapak Prabowo dan Mas Gibran sangat fokus pada perlindungan tenaga kerja, termasuk kelompok pekerja platform digital,” ungkap Immanuel dalam keterangan pers yang dirilis pada hari Rabu, 4 Juni 2025.

Beliau menyampaikan bahwa pemerintah berkeinginan untuk memastikan setiap pekerja, tanpa memandang status formal maupun informal, mendapatkan akses yang setara terhadap sistem jaminan sosial yang komprehensif.

Dalam konteks ini, kerja sama dengan ISSA dianggap krusial dalam mendorong reformasi sistem jaminan sosial di Indonesia agar menjadi lebih inklusif dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Immanuel menekankan bahwa pertemuan tersebut merupakan momen strategis untuk menjajaki kontribusi ISSA dalam mendukung pembenahan kelembagaan serta peningkatan teknis di sektor jaminan sosial nasional.

“Kami menyambut baik undangan dari ISSA dan berharap kolaborasi ini dapat membantu Indonesia dalam penguatan kelembagaan, penyempurnaan program, hingga peningkatan kapasitas para pelaksana jaminan sosial,” jelasnya lebih lanjut.

Lebih lanjut, Immanuel menyampaikan beberapa isu utama yang menjadi fokus perhatian Indonesia kepada pihak ISSA.

Salah satunya adalah kebutuhan akan referensi praktik terbaik (best practices) dari negara-negara lain yang memiliki kondisi serupa, terutama yang berkaitan dengan cakupan perlindungan bagi pekerja platform.

Selain itu, Indonesia juga membutuhkan asistensi teknis dari ISSA terkait berbagai tantangan kelembagaan, serta pedoman monitoring dan evaluasi agar pelaksanaan program jaminan sosial dapat berjalan lebih efektif dan terukur.

“Kami melihat ISSA sebagai mitra strategis dalam membangun ekosistem perlindungan sosial yang kuat, terutama untuk menjangkau sektor informal dan pekerja mandiri yang selama ini belum sepenuhnya terlindungi,” tuturnya.

ISSA adalah sebuah asosiasi internasional yang berada di bawah naungan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan didirikan pada tahun 1927.

Organisasi ini beranggotakan lembaga-lembaga jaminan sosial dari berbagai negara dan memainkan peran penting dalam penyebaran standar, inovasi, serta praktik terbaik di bidang perlindungan sosial.