MasterV, Jakarta – KH. Ahmad Said Asrori, selaku Anggota Amirul Hajj dan juga Katib Aam PB NU, menghimbau agar para jemaah haji Indonesia yang berkesempatan menunaikan ibadah haji tahun ini untuk lebih banyak bersyukur. Hal ini dikarenakan, menurut beliau, mereka mendapat panggilan ke Tanah Suci lebih awal dibandingkan banyak jemaah haji lainnya yang sudah mendaftar.
"Bapak, Ibu, kehadiran panjenengan di sini patut disyukuri, sebab ini merupakan nikmat yang luar biasa. Banyak saudara kita yang telah mendaftar, namun baru akan berangkat pada tahun 2057. Jika saat ini usianya sudah 60 tahun, lalu tahun 2057 berapa usia mereka?" ungkapnya saat melakukan visitasi dan memberikan edukasi kepada jemaah di Hotel 312 Makkah, pada hari Minggu, (1/6/2025).
Beliau kemudian menguraikan cara bersyukur yang tepat bagi para jemaah haji, yaitu dengan mematuhi seluruh aturan serta persyaratan ibadah haji yang telah dipahami. Selain itu, jemaah juga dianjurkan untuk senantiasa menjaga suasana hati agar tetap gembira.
"Tidak diperkenankan merasa susah ataupun sedih. Sekalipun jenengan sakit, janganlah bersedih, sebab hakikatnya sakit adalah *kafarallahu* (penghapus dosa)," terangnya.
Beliau menegaskan bahwa perasaan bahagia adalah modal utama untuk menjaga kesehatan. Meskipun demikian, jemaah haji yang sedang sakit tetap diwajibkan untuk berikhtiar dengan mengobati penyakitnya melalui bantuan tenaga medis.
Cara bersyukur kedua yang beliau rekomendasikan adalah dengan menghindari keluhan. Anggaplah setiap situasi yang sulit dan berat sebagai sebuah ujian yang harus dinikmati. Jemaah haji diperbolehkan meminta bantuan apabila mengalami kesulitan, namun hendaknya tidak disertai dengan keluhan.
"Seperti yang disampaikan oleh Bapak Kiai Romo Syafii (Wamenag) sebelumnya, salah satu hal penting adalah mencairkan suasana dengan tawa, dan menghindari keluh kesah. Menerima dengan ikhlas apa pun yang kita hadapi dan alami. Hal ini akan berdampak positif pada kesehatan kita," lanjutnya.
Cara bersyukur yang ketiga adalah dengan menghindari perselisihan dan pergunjingan tentang orang lain. Sebagai seorang jemaah haji, fokus utama yang harus diperhatikan adalah melakukan evaluasi terhadap diri sendiri.
"Ibadah haji ini merupakan puncak dari rukun Islam. Ini adalah hal yang sangat penting," tegasnya.
Cara keempat untuk bersyukur dengan tepat adalah dengan segera memberikan pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan. Menurut Kiai Said, hal tersebut merupakan kunci untuk membuka pintu pertolongan dari Allah SWT.
"Insya Allah, pertolongan Allah akan segera datang, sehingga ibadah haji kita semua menjadi haji yang *maqbul*, sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW, *al-hajjul mabrur laisalahu jaza’un ilal jannah*," tambahnya.
Saat ini, seluruh jemaah haji Indonesia telah tiba di Tanah Suci dan tengah mempersiapkan diri untuk melaksanakan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Para jemaah haji dijadwalkan untuk berangkat menuju Arafah pada hari Rabu, 4 Juni 2025, yang bertepatan dengan tanggal 8 Dzulhijjah 1446 H.
Mengutip dari kanal Islami MasterV, secara bahasa, haji mabrur memiliki arti sebagai haji yang baik atau ibadah yang telah dilaksanakan dengan baik dan diterima oleh Allah SWT. Sementara itu, secara istilah, haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya.
Dengan kata lain, ibadah haji dikerjakan dengan menjalankan seluruh rukun, wajib, dan sunnah haji, serta menjauhi segala larangan atau hal-hal yang dapat mengurangi kesempurnaan ibadah haji.
Rasulullah SAW telah memberikan penjelasan mengenai pahala yang akan diterima oleh jemaah haji yang memperoleh predikat mabrur dalam sebuah hadis. "Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi haji mabrur kecuali surga." (HR Bukhari).
Predikat haji mabrur merupakan hak prerogatif Allah SWT yang diberikan kepada hamba yang dikehendaki-Nya. Namun, seseorang yang berhasil meraihnya pasti memiliki ciri-ciri haji mabrur.
Dikutip dari laman muhammadiyah.or.id, terdapat dua ciri haji mabrur yang secara umum dapat ditemukan, yaitu:
Pertama, memiliki sifat dermawan dan senantiasa menyebarkan kedamaian. Hal ini didasarkan pada hadis: "Dari Jabir ra. berkata: Rasulullah saw bersabda: Haji mabrur, tidak ada balasan baginya melainkan hanya syurga, Mereka bertanya, Wahai Nabiyullah apa itu haji yang mabrur? Beliau bersabda: Memberikan makanan dan menyebarkan salam." (HR. Ahmad).
Kedua, memiliki tutur kata yang santun. Dalam hadis disebutkan: "Dari Jabir ra. Berkata, Rasulullah SAW ditanya tentang haji mabrur. Rasulullah bersabda; Memberikan makanan dan santun dalam berkata." (HR. al-Hakim dan al-Baihaqi: Hadis ini sahih sanadnya namun tidak diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim).