Job Fair Cikarang Ricuh: Evaluasi dari Kemenaker!

Admin

02/06/2025

3
Min Read

On This Post

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli memberikan tanggapan terkait kericuhan yang mewarnai *job fair* di Cikarang, Kabupaten Bekasi, pada tanggal 27 Mei lalu. Menurut Yassierli, insiden ini akan menjadi bahan evaluasi bagi Kemnaker untuk meningkatkan koordinasi dengan dinas ketenagakerjaan di berbagai daerah.

"Jika terjadi kejadian seperti ini, tentu kita berharap agar ke depannya bisa lebih baik. Hal ini menjadi evaluasi bagi kami untuk melakukan koordinasi serta pembinaan terhadap dinas-dinas ketenagakerjaan di tingkat provinsi," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Kemnaker, Jakarta Selatan, pada hari Rabu (28/5/2025).

Meskipun demikian, Menaker Yassierli memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan *job fair* di tingkat daerah. Ini menunjukkan semangat untuk mempertemukan para pencari kerja dengan perusahaan penyedia lapangan kerja tidak hanya berpusat di tingkat pusat.

"Semangat *job fair* ini merupakan hal yang patut kita apresiasi. Bagaimana pemerintah daerah mengambil aksi nyata, menindaklanjuti harapan masyarakat agar difasilitasi untuk bertemu langsung dengan pemberi kerja," jelas Yassierli.

Kesenjangan antara ketersediaan lowongan kerja dengan jumlah pelamar juga menjadi poin evaluasi. Namun, Menaker juga menyoroti bahwa ada *job fair* yang justru menawarkan lebih banyak lowongan dibandingkan jumlah peserta yang hadir, seperti yang diselenggarakan di gedung Kemnaker pada bulan ini.

"Contohnya, di tempat kami ini, ada 52 ribu lowongan yang tersedia, sementara yang hadir sekitar 20.000 orang. Kami sudah melakukan *manage* sejak awal, memetakan risiko yang mungkin terjadi, dan ini menjadi masukan berharga bagi kita semua," tambahnya.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Biro Humas Kemnaker, Sunardi Manampiar Sinaga, membantah anggapan bahwa membludaknya pencari kerja pada *job fair* tersebut mencerminkan sulitnya mencari pekerjaan. Menurutnya, hal ini lebih disebabkan oleh tingginya animo masyarakat terhadap lowongan pekerjaan yang tersedia.

"Jika *job fair* di Bekasi yang membludak, bahkan sampai ricuh, dianggap sebagai gambaran sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia, saya rasa kurang tepat," tegas Sunardi saat dihubungi oleh detikcom, Rabu (28/5/2025).

Ia menjelaskan bahwa terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja yang baru lulus dan memiliki semangat tinggi untuk mencari pekerjaan. Tingginya animo juga disebabkan oleh keinginan masyarakat untuk mencoba peluang pekerjaan baru, di luar pekerjaan yang sedang mereka jalani saat ini.

Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan antrean panjang pencari kerja yang memadati acara *job fair* di salah satu universitas di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menjadi viral di *Liputanku*. *Job fair* tersebut diketahui diselenggarakan oleh Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi.

Dalam video yang beredar, terlihat para pencari kerja saling berebut untuk memindai kode QR agar dapat melamar pekerjaan. Suasana yang awalnya tertib berubah menjadi kacau seiring dengan membludaknya peserta acara. Massa terlihat saling berteriak dan berdesakan satu sama lain.