JAKARTA, MasterV – Immanuel Ebenezer (Noel), Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak menyamaratakan penyelenggaraan bursa kerja atau job fair, berkaca pada peristiwa yang terjadi di Cikarang, Kabupaten Bekasi, beberapa waktu lalu.
Noel memberikan contoh pelaksanaan job fair yang diselenggarakan oleh Kemenaker pada akhir Mei lalu, yang menurutnya telah berhasil menjaring tenaga kerja yang kemudian mulai terserap di berbagai sektor.
“Jangan sampai apa yang terjadi di Bekasi disamakan dengan upaya yang kami lakukan. Karena publik cenderung menggeneralisasi kejadian tersebut, seolah-olah apa yang terjadi di Bekasi mencerminkan keseluruhan pelaksanaan job fair,” tegas Noel, seperti yang dilansir dari tayangan Kompas TV, Jumat (6/6/2025).
“Tentu saja, hal itu tidak adil bagi kami, meskipun kami menerima hal tersebut sebagai sebuah kritik dan masukan yang konstruktif,” tambahnya.
Noel meyakinkan bahwa Kemenaker siap menyajikan data-data mengenai serapan tenaga kerja dari berbagai penyelenggaraan job fair yang telah dilaksanakan. Bahkan, untuk job fair yang baru saja usai, laporan serapan data diharapkan dapat diselesaikan pada pekan ini.
“Kemungkinan dalam minggu ini kita akan menerima data terkait 52.000 lowongan kerja yang tersedia, berapa banyak yang telah diterima? Kami akan menanyakan hal ini dan memperkirakan persentase yang sudah masuk. Oleh karena itu, kami terkejut ketika disebut hanya sebagai formalitas,” jelas Noel.
“Kami akan mempublikasikannya secepat mungkin. Kami tidak ingin menunda-nunda. Bapak Menteri juga memiliki prinsip yang sama, tidak menyukai keterlambatan,” tegasnya.
Dalam penjelasannya, Noel juga mengakui bahwa penilaian terhadap pelaksanaan job fair di Cikarang sebagai formalitas adalah sesuatu yang wajar. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah lowongan kerja yang tersedia, yaitu sekitar 2.500, dengan jumlah peserta yang mencapai 25.000 orang.
“Wajar jika masyarakat menganggapnya sebagai formalitas belaka. Kebutuhan pekerjaan hanya 2 ribu, sementara yang datang mencapai puluhan ribu,” ungkapnya.
Sebagai informasi tambahan, Job Fair Kemenaker diselenggarakan pada tanggal 22–23 Mei 2025 di Kantor Kemenaker, Jakarta. Acara tersebut menawarkan 52.476 lowongan pekerjaan dan berhasil menarik perhatian 22.010 pencari kerja.
Data yang tercatat oleh Kemenaker menunjukkan bahwa sebanyak 921 pelamar kerja telah mengikuti sesi wawancara secara langsung dengan perwakilan perusahaan selama job fair berlangsung.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, keraguan mengenai efektivitas job fair kembali mengemuka setelah sebuah video viral di media sosial menyoroti bahwa ajang tersebut hanyalah sekadar formalitas belaka.
Dalam video tersebut, disebutkan bahwa job fair hanya menjadi ajang pencitraan bagi perusahaan dan pemenuhan target kinerja (KPI) bagi lembaga pemerintah.
“Job fair itu omong kosong belaka. Saya heran mengapa masih ada job fair di era serba online seperti sekarang ini. Job fair itu hanya bertujuan untuk branding perusahaan, bahkan menjalin kerja sama dengan dinas kementerian terkait demi memenuhi KPI kedinasan,” demikian narasi yang terdapat dalam video tersebut.