Job Fair: Tabungan Ludes, Kerja Belum Juga Didapat?

Admin

11/06/2025

3
Min Read

On This Post

Di tengah hiruk pikuk *Job Fair* yang digelar di GOR Tanjung Duren, terpancar raut wajah para pencari kerja yang telah berbulan-bulan lamanya berjuang mencari nafkah, bahkan lebih. Tabungan yang dimiliki semakin menipis, sementara pintu pekerjaan seolah enggan terbuka. Saat ini, tak sedikit dari mereka yang terpaksa menggantungkan hidup pada sisa tabungan yang ada.

Kondisi serupa turut dirasakan oleh seorang pencari kerja asal Gambir, Dena (26). Ia mengaku sudah menganggur selama sebulan terakhir setelah mengundurkan diri dari posisi *office boy* (OB) sebelumnya.

“Saya sedang tidak bekerja, menganggur. Sebelumnya bekerja, tetapi baru saja *resign* dari pekerjaan lama. Tanggal 25 April tahun ini, jadi sudah lebih dari sebulan,” ungkapnya kepada Liputanku saat ditemui di lokasi pada hari Selasa (3/6/2025).

Karena masih sangat bergantung pada dana tabungan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Dena sangat berharap dapat segera memperoleh lowongan pekerjaan. Ia pun ingin menggunakan dana tabungan dari pekerjaan sebelumnya untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat.

“Ya, untuk kebutuhan sehari-hari masih cukup dari tabungan yang kemarin. Saya berharap dalam bulan-bulan ini atau paling lambat bulan depan sudah bisa mendapatkan pekerjaan. Supaya mulai bulan berikutnya, saya tidak perlu lagi mengambil dari tabungan,” jelasnya.

Oleh karena itu, dalam kegiatan *Job Fair* di GOR Tanjung Duren ini, ia mengaku telah melamar ke beberapa perusahaan untuk posisi *cleaning service*. Selain itu, ia juga telah mendaftar untuk mengikuti pelatihan agar dapat bekerja di sektor perhotelan.

Kemudian, pada hari Rabu (4/6) besok, ia juga berencana untuk mengunjungi *Job Fair* di GOR Kebon Jeruk yang diselenggarakan secara bersamaan dengan *Job Fair* di Tanjung Duren. Dena juga mengungkapkan bahwa dirinya sering melamar pekerjaan secara daring melalui berbagai situs pencari kerja dan menitipkan CV di berbagai perusahaan hingga yayasan penyalur tenaga kerja.

Sebagai tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup, Dena mengatakan bahwa saat ini ia masih bekerja serabutan sebagai OB harian. Namun, menurutnya, pekerjaan serabutan seperti ini tidak dapat diandalkan karena ketersediaan pekerjaan yang tidak pasti.

“Ada teman dari penyalur kerja yang menawarkan pekerjaan *backup* OB kantor. Jadi, kadang ada, kadang tidak. Karena situasinya tidak menentu, saya memutuskan untuk datang ke *Job Fair* seperti ini agar bisa mendapatkan kontrak kerja yang jelas,” papar Dena.

Nasib serupa juga dialami oleh M. Nur (49), seorang pengunjung *Job Fair* di GOR Tanjung Duren lainnya. Ia telah menganggur sejak November 2024 lalu karena terkena efisiensi perusahaan. Ia datang bersama putranya yang juga sedang mencari pekerjaan di *Job Fair* tersebut.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sejak terkena PHK, ia telah banyak melamar pekerjaan ke berbagai perusahaan melalui situs-situs pencari kerja. Namun, belum ada perusahaan yang memanggilnya untuk mengikuti tahap seleksi karyawan baru berikutnya.

Pada akhirnya, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nur mengaku terpaksa ‘memakan’ dana pensiun dan uang pesangon dari pekerjaan sebelumnya sampai lamaran pekerjaan yang ia atau putranya kirimkan diterima oleh perusahaan. Dalam hal ini, ia sangat berharap dapat segera mendapatkan pekerjaan, paling lambat sebelum November 2025 ini.

“Waktu itu kan dapat pesangon dari perusahaan dan juga JHT dari Jamsostek, nah dana itu kami coba hemat supaya bisa bertahan hidup sampai setahun,” tegasnya.