MasterV, Jakarta – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berencana menyelenggarakan muktamar partai pada bulan Agustus 2025 mendatang. Pemilihan calon ketua umum menjadi salah satu agenda krusial dalam forum tersebut.
Sejumlah nama telah bermunculan sebagai kandidat potensial untuk menduduki posisi puncak kepemimpinan partai, termasuk di antaranya adalah Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi, yang sempat menjadi perbincangan.
Menanggapi penyebutan namanya sebagai salah satu kandidat calon ketua umum PPP, Jokowi memberikan tanggapan dengan nada ringan. Beliau berpendapat bahwa terdapat banyak calon lain yang lebih memenuhi syarat.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut bahkan berkelakar lebih memilih Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ketimbang PPP.
"Tidaklah, saya kira di PPP banyak calon-calon ketua umum yang jauh lebih baik, yang memiliki kapasitas, kapabilitas, dan kompetensi yang mumpuni. Sudah banyak calon yang beredar, kan? Banyak sekali. Saya di PSI saja lah," ungkap Jokowi saat ditemui oleh awak Liputanku di kediaman pribadinya di Solo, pada hari Jumat (6/6/2025).
Meskipun demikian, ayah dari Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ini menegaskan bahwa dirinya tidak mengetahui dinamika politik di luar PSI.
"Ya, saya tidak tahu. Di PSI pun juga belum tentu dicalonkan," imbuh Jokowi, seperti yang dilansir dari Merdeka.com.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sendiri telah memperpanjang masa pendaftaran calon ketua umum hingga tanggal 23 Juni 2025. Alasan di balik keputusan ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada sejumlah tokoh di luar partai untuk melakukan konsolidasi dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Wilayah (DPW).
Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman, menjelaskan bahwa perpanjangan waktu pendaftaran calon ketua umum PSI ini bertujuan untuk memastikan dukungan yang solid dari DPD dan DPW.
"Kami memberikan kesempatan kepada tokoh-tokoh besar di luar partai untuk menjaring dukungan. Dengan demikian, mereka dapat memastikan dukungan yang cukup untuk berpartisipasi dalam Pemilihan Raya PSI," ujar Andy dalam keterangannya pada hari Minggu (1/6/2025).
Andy enggan memberikan komentar lebih lanjut ketika ditanya mengenai kemungkinan Presiden Indonesia ketujuh, Joko Widodo, untuk ikut serta dalam Pemilihan Raya PSI. Namun, ia menegaskan bahwa perpanjangan waktu pendaftaran ini dimaksudkan untuk memberikan waktu yang lebih leluasa bagi tokoh-tokoh di luar PSI.
"Mari kita doakan saja yang terbaik. Ini (perpanjangan waktu pendaftaran) memang, antara lain, memberikan kesempatan kepada tokoh-tokoh di luar partai," ungkapnya.
"Doakan saja semoga ada kejutan," lanjut Andy.
Selain itu, Andy mengungkapkan bahwa pihaknya juga memberikan kesempatan kepada kader-kader PSI yang tengah melakukan komunikasi dan konsolidasi di DPW dan DPD. Ia mengakui bahwa masih terdapat beberapa DPW dan DPD yang belum menentukan sikap.
"Kami memberikan kesempatan kepada kandidat yang mulai mendekati DPW dan DPD untuk melakukan konsolidasi. Karena syaratnya adalah mendapatkan dukungan dari 5 DPW dan 20 DPD. Jadi, kami memberikan kesempatan agar mereka dapat memaksimalkan konsolidasi," pungkasnya.
Sebelumnya, Jokowi memang tidak menutup kemungkinan untuk ikut mendaftar sebagai calon ketua umum PSI. Akan tetapi, ia masih mempertimbangkan peluangnya untuk memenangkan pemilihan Ketua Umum PSI tersebut.
Jokowi mengaku tidak ingin mengalami kekalahan dalam persaingan di pemilihan Ketum PSI.
"Ya, masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau nanti misalnya saya ikut, saya malah kalah," kata Jokowi pada hari Rabu (14/5).