Momen Hangat: Prabowo, Mega, Gibran, Try Duduk Semeja

Admin

10/06/2025

6
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Peringatan Hari Lahir Pancasila yang dilangsungkan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Jakarta pada hari Senin (2/6/2025), menyuguhkan sebuah momen yang hangat sekaligus menarik perhatian. Sebelum memimpin jalannya upacara, Presiden Prabowo Subianto terlihat duduk semeja bersama tokoh-tokoh penting, yaitu Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, serta Wakil Presiden ke-6 RI, Try Sutrisno.

MasterV, Jakarta – Upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Jakarta pada Senin (2/6/2025) diwarnai dengan momen hangat nan menarik. Sebelum memimpin upacara, Presiden Prabowo Subianto sempat duduk satu meja dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Wapres Gibran Rakabuming Raka, dan Wapres ke-6 RI Try Sutrisno.

Pertemuan antar tokoh-tokoh penting ini sukses mencuri perhatian publik di tengah dinamika politik nasional yang hangat. Seperti yang kita ketahui bersama, hubungan antara Megawati dan Gibran sempat mengalami kerenggangan setelah keputusannya untuk maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo pada tahun 2024, yang berujung pada pemecatannya dari PDIP.

Namun, hal ini berbeda dengan hubungan antara Prabowo dan Megawati. Meskipun demikian, hingga saat ini PDIP belum menunjukkan kesediaan untuk berkoalisi dengan pemerintah. Sementara itu, Try Sutrisno sempat menjadi sorotan setelah dikabarkan memberikan restu kepada gerakan forum purnawirawan yang bertujuan untuk memakzulkan Gibran.

Pertemuan antara Prabowo, Megawati, Gibran, dan Try ini dilaksanakan di ruang tunggu VVIP Gedung Pancasila. Setibanya di ruangan tersebut, Prabowo langsung menyalami Megawati dan Try Sutrisno.

Mereka pun duduk mengelilingi sebuah meja oval panjang. Terlihat pula kehadiran Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Menteri Luar Negeri Sugiono, serta Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.

Prabowo, Gibran, Ahmad Muzani, Sugiono, dan Prasetyo Hadi duduk dalam satu barisan. Gibran terlihat berada di sebelah kiri Prabowo. Sementara itu, Megawati dan Try Sutrisno duduk berhadapan dengan Prabowo. Gibran tampak duduk di depan Megawati.

Suasana akrab terasa dalam perbincangan mereka. Bahkan, Prabowo sempat mengubah posisi duduknya, mendekat, dan duduk tepat di samping Megawati.

Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, mengungkapkan bagaimana suasana pertemuan antara Presiden Prabowo dan Megawati Soekarnoputri di sela-sela upacara Hari Lahir Pancasila. Menurutnya, pertemuan tersebut berlangsung dengan akrab dan penuh kehangatan kekeluargaan.

“Suasana pertemuan antara Presiden Prabowo dengan Presiden kelima Republik Indonesia, Ibu Megawati Soekarnoputri, berlangsung sangat akrab. Penuh kekeluargaan dan saling banyak bercanda,” ungkap Muzani kepada wartawan di Gedung Pancasila, Senin.

Menurut penuturannya, pertemuan ini terjadi di ruang tunggu VVIP Gedung Pancasila. Di dalam ruangan tersebut, hadir pula Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, Wakil Presiden keenam RI Try Sutrisno, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Ahmad Muzani, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Menteri Luar Negeri Sugiono.

“Iya, bercanda di antara kita. Yang ada di holding. Ada saya, ada Pak Prabowo,” jelasnya.

Tidak hanya bercanda, Prabowo dan Megawati juga terlihat saling berbisik. Akan tetapi, Muzani mengaku tidak mengetahui apa yang mereka bicarakan. “Di antara keduanya juga ada berbisik, yang saya terus terang belum tahu apa yang dibisikkan,” tutur Muzani.

Menurut pandangannya, pertemuan para tokoh bangsa ini adalah sebuah momentum yang mengharukan. Terlebih lagi, para pemimpin dan tokoh bangsa dapat duduk bersama dalam satu meja untuk bercanda, berbincang, saling bersalaman, bersilaturahmi, dan bertegur sapa.

“Tapi keakraban, kekeluargaan penuh mewarnai dan menjadi pemandangan di depan mata kami. Sekarang itu kami bersyukur, bergembira dan bersenang karena pemimpin-pemimpin bangsa semuanya saling tegur sapa, saling bersalaman dan saling ngobrol,” katanya.

Dia pun menyampaikan harapannya agar pertemuan antar tokoh dan pemimpin bangsa ini dapat terus berlanjut di masa mendatang.

“Mudah-mudahan, mudah-mudahan. Iya, iya sepertinya begitu,” ujar Muzani.

Presiden Prabowo juga sempat menyinggung kondisi Megawati saat bertemu di sela-sela upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, Senin (2/6/2025). Prabowo mengatakan bahwa Megawati terlihat lebih kurus.

“Ibu agak kurus, bu. Waduh, luar biasa,” kata Prabowo kepada Megawati dalam pertemuan di ruang tunggu VVIP Gedung Pancasila, Senin.

Prabowo bercanda bahwa diet yang dijalani Megawati berhasil. Megawati pun membenarkannya.

“Ibu kurus. Diet ibu berhasil,” ucap Prabowo.

“Iya berhasil,” jawab Megawati.

“Yang penting kalau pagi kopi,” ujar Prabowo kembali.

Sementara itu, Ketua MPR RI Ahmad Muzani mengungkapkan bahwa Wapres Gibran Rakabuming Raka juga sempat berbincang dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri pada momen tersebut. Putra sulung Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) itu menanyakan kabar kesehatan Megawati.

“Iya, (Gibran) bertanya, menanyakan kesehatan Ibu (Megawati), segala macam,” kata Muzani kepada wartawan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/6/2025).

Lebih lanjut, Sekjen Partai Gerindra itu juga mengakui bahwa jadwal upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang dihadiri Prabowo memang disesuaikan dengan jadwal Megawati. Penyesuaian ini dilakukan agar Megawati, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), dapat turut hadir.

Perlu diketahui, upacara baru dilaksanakan pada Senin, 2 Juni 2025. Sementara itu, peringatan Hari Lahir Pancasila jatuh pada Minggu, 1 Juni 2025.

“Iya, menyesuaikan semuanya,” kata Muzani saat ditemui usai upacara di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Senin (2/6/2025).

Pertemuan antara Prabowo dan Megawati di sela-sela Upacara Hari Lahir Pancasila ini mendapatkan apresiasi dari Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah. Beliau menilai bahwa kehadiran kedua tokoh bangsa tersebut merupakan wujud sikap kenegarawanan.

“Kita semua tahu Ibu Mega dan Pak Prabowo bersahabat sejak lama. Hubungan beliau berdua terajut dengan baik sejak lama, baik dalam konteks politik, apalagi dalam urusan strategis, menyangkut ideologi negara Pancasila,” ujar Said Abdullah, Senin (2/6/2025).

Terlebih lagi, beberapa waktu sebelumnya, Presiden Prabowo juga telah berkunjung untuk bersilaturahmi ke kediaman Ibu Mega di Menteng, Jakarta Pusat.

“Kita patut menjunjung tinggi jiwa penghormatan yang diberikan oleh Presiden Prabowo kepada tokoh-tokoh bangsa. Sebelumnya, beliau juga berkunjung ke kediaman para pemimpin negara. Saya kira ini modal penting bagi pemerintah ke depan untuk membangun stabilitas politik dan melaksanakan pembangunan.”

Said Abdullah melanjutkan, dalam pidatonya, Presiden Prabowo menyebut nama Megawati di awal sambutannya, sebelum menyebut tokoh-tokoh lainnya. “Sangat terlihat Presiden Prabowo memberi tempat terhormat kepada Ibu Mega, baik selaku Presiden kelima, maupun sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP. Saya kira ini melampaui hubungan urusan pragmatis politik.”

Presiden Prabowo, lanjutnya, juga menegaskan betapa pentingnya kita sebagai bangsa untuk bersatu, agar menjadi bangsa yang kuat, serta mampu menghadapi berbagai tantangan kebangsaan dan kenegaraan yang tidak mudah. “Dan saya kira Ibu Mega menyambut baik gagasan dan pikiran-pikiran Presiden Prabowo dalam peringatan Hari Lahir Pancasila ini.”

“Ibu Mega dan Presiden Prabowo, saya kira, juga melanjutkan tradisi dari para pemimpin bangsa sebelumnya,” ucap Said Abdullah.

Said Abdullah menuturkan bahwa dahulu, banyak tokoh-tokoh politik bangsa yang berbeda haluan politik, berbeda dalam menempuh jalan kebijakan, namun mereka semua tetap dapat berhubungan baik, menjaga silaturahmi, bahkan saling menunjuk untuk menjadi imam sholat berjamaah bersama.

“Kita juga teringat bagaimana Buya Hamka menjadi imam sholat jenazah Presiden Soekarno, padahal hubungan mereka berdua cukup keras dalam soal politik.”

PDI Perjuangan sendiri mentradisikan Bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno, bulan di mana Bung Karno membacakan naskah pidato Pancasila untuk pertama kalinya pada tanggal 1 Juni 1945, pada tanggal 6 Juni 1901 Bung Karno dilahirkan, dan 21 Juni 1970 Bung Karno wafat.

Bagi PDI Perjuangan, Juni adalah bulan yang spesial, bulan yang menyejarah atas lahirnya ideologi dan pemimpin besar bangsa dan negara ini.

“Dan sebagai tokoh yang sama-sama nasionalistis, Ibu Mega dan Presiden Prabowo tentu tersambung secara batiniah, terutama atas panggilan sejarah, dan kebutuhan masa depan Indonesia. Hal-hal seperti ini hanya bisa dimaknai dan dipahami oleh mereka yang memang sudah zuhud dalam berbangsa dan bernegara. Sehingga, cara pandang kita tidak semata politik lahiriah yang cenderung naik turun, dinamis,” pungkas Said Abdullah.