Berdasarkan informasi dari Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Kementerian Perhubungan (Ditkapel Kemenhub), dapat dipastikan bahwa kapal dengan nama JKW dan Iriana memang terdaftar secara resmi.
Tercatat beberapa kapal tug boat (kapal tunda) yang menggunakan nama JKW Mahakam. Sementara itu, kapal-kapal tongkang yang ditarik oleh tug boat tersebut, diketahui bernama Dewi Iriana.
Perlu diketahui, tug boat atau TB merupakan jenis kapal yang secara khusus difungsikan untuk menarik atau mendorong kapal lain, misalnya kapal tongkang yang tidak memiliki mesin penggerak sendiri.
Kendati demikian, meskipun nama kapal-kapal tersebut memiliki kemiripan dengan inisial nama Jokowi dan istrinya, perlu ditegaskan bahwa kepemilikan kapal JKW dan Dewi Iriana sama sekali tidak memiliki hubungan dengan keluarga Presiden Republik Indonesia yang ke-7.
Sebanyak empat unit kapal JKW Mahakam dimiliki oleh PT Pelita Samudera Sreeya, yang merupakan anak perusahaan dari PT IMC Peliata Logistik Tbk (dengan kode emiten: PSSI).
Selain PT PSS, kapal-kapal dengan nama JKW juga dimiliki oleh tiga perusahaan lain, yaitu PT Permata Lintas Abadi (PLA), PT Sinar Pasifik Lestari (SPL), dan PT Glory Ocean Lines (GOL).
Menelusuri Keberadaan Kapal JKW Mahakam
Beberapa kapal dengan nama JKW Mahakam dapat dilacak keberadaannya melalui situs vesselFinder. Situs ini merupakan platform pelacakan kapal yang populer di kalangan pelaut, menyediakan data terkini mengenai posisi dan pergerakan kapal di seluruh dunia.
Aplikasi ini mengandalkan jaringan AIS (Automatic Identification System) global untuk memantau pergerakan kapal secara real-time.
Sebagai contoh, Kapal JKW Mahakam 5, berdasarkan data terakhir, sedang berlabuh di Pelabuhan Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sementara itu, Kapal JKW Mahakam 7, posisi terakhirnya terlacak di Pelabuhan Panjang, Lampung.
Kapal JKW Mahakam lainnya yang juga dapat dilacak melalui vesselFinder adalah JKW Mahakam 3. Kapal ini terakhir kali tercatat lego jangkar di Pelabuhan Bunati, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Data pelacakan masing-masing kapal JKW Mahakam lainnya menunjukkan bahwa JKW Mahakam 1 terakhir terlacak berlabuh di Pelabuhan Palembang, JKW Mahakam 2 berada di Pelabuhan Banjarmasin, dan JKW Mahakam 7 berada di Pelabuhan Kendari.
Namun demikian, posisi Kapal JWK Mahakam 3, JKW Mahakam 6, dan JKW Mahakam 8 tidak berhasil terlacak oleh sistem AIS vesselFinder.
Sementara itu, untuk Kapal Dewi Iriana, posisinya tidak dapat diketahui melalui vesselFinder karena berstatus sebagai kapal tongkang sehingga tidak dilengkapi dengan sistem AIS. Pergerakan Kapal Dewi Iriana sepenuhnya bergantung pada kapal tug boat yang menariknya.
Jika kita amati pergerakan kapal-kapal tersebut, terlihat bahwa beberapa kapal dengan nama JKW Mahakam lebih sering beroperasi di pelabuhan yang menjadi pusat kegiatan bongkar muat komoditas tambang batu bara.
Berdasarkan informasi dari laman resmi PSSI, perusahaan ini memang memiliki sejumlah pelanggan besar yang bergerak di sektor pertambangan, termasuk beberapa raksasa batu bara seperti Adaro, Hasnur Group, Indo Tambangraya Megah, dan Bayan Resources.
Hanya Kapal JKW Mahakam 7 yang posisinya terlacak di Sulawesi, wilayah yang memang dikenal sebagai daerah penghasil nikel dan memiliki fasilitas smelter.