Hingga hari keenam, kobaran api yang melanda sebuah kapal pengangkut ratusan mobil listrik di tengah laut masih belum berhasil dipadamkan. Seluruh awak kapal telah dievakuasi dan meninggalkan kapal tersebut.
Seperti yang telah diberitakan, kapal kargo bernama Morning Midas mengalami musibah kebakaran di perairan lepas Pantai Alaska. Kapal yang sedang berlayar dari China menuju Meksiko ini membawa sekitar 3.000 unit mobil, di mana 800 unit di antaranya adalah mobil listrik (full BEV dan hybrid).
Mobil-mobil tersebut berasal dari berbagai pabrikan otomotif asal China. Menurut laporan dari cnecpost, di antara muatan kapal terdapat mobil-mobil dari merek Chery dan Great Wall Motor.
Sehari setelah api pertama kali muncul dan upaya pemadaman menemui kegagalan, seluruh 22 kru kapal segera dievakuasi. Kapal kargo tanpa awak ini dilaporkan masih mengeluarkan asap hitam pekat hingga akhir pekan lalu.
Sejak kebakaran pertama kali terjadi pada hari Selasa (3/6) pekan lalu, upaya pemadaman api masih terus berlangsung namun belum membuahkan hasil. Jarak kapal yang sangat jauh dari daratan menyulitkan proses pemadaman. Kapal tersebut berada sekitar 2.000 km dari pulau terdekat.
Menurut laporan dari Worldcargonews, tim pemadam kebakaran dan penyelamat diperkirakan baru akan tiba di lokasi kejadian pada hari Senin (9/6) ini waktu setempat.
Baterai lithium pada mobil listrik rentan mengalami kerusakan akibat berbagai faktor, termasuk penyalahgunaan mekanis, kimia, atau termal. Kerusakan ini dapat memicu fenomena yang dikenal sebagai thermal runaway. Ketika thermal runaway terjadi, prosesnya sangat sulit untuk dihentikan, seringkali mengakibatkan kebakaran atau bahkan ledakan.
Memadamkan api pada mobil listrik juga memerlukan upaya yang lebih intensif. Diperlukan setidaknya 136.000 liter air selama empat jam untuk memadamkan kebakaran pada mobil listrik. Sebagai perbandingan, untuk memadamkan api pada mobil dengan mesin pembakaran internal, hanya dibutuhkan sekitar 10.000 hingga 17.000 liter air selama 30 menit.