Menhut: Runtuhkan Ego, Atasi Karhutla Kalbar!

Admin

16/06/2025

2
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni baru-baru ini memimpin apel kesiapsiagaan karhutla di Kalimantan Barat, sebuah langkah penting untuk memastikan respons cepat dan efektif terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan.

"Apel Siaga ini adalah wujud nyata komitmen seluruh pemangku kepentingan di Kalimantan Barat untuk merespons dengan sigap jika terjadi bencana karhutla," tegas Menhut Raja Antoni saat memimpin apel yang berlangsung di Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Kamis (5/6/2025).

Dalam kegiatan apel tersebut, Menhut Raja Juli Antoni didampingi oleh Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar, Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan, Anggota DPR RI Syarif Abdullah Al Kadrine, serta jajaran penting dari Kementerian Kehutanan.

Menhut Raja Antoni menekankan pentingnya kolaborasi dan koordinasi yang erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan berbagai lembaga terkait dalam upaya pencegahan dan penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan. Ia menyerukan kepada semua pihak untuk menghilangkan ego sektoral yang mungkin masih menghambat efektivitas kerja sama.

"Ada tiga aspek krusial yang perlu diperhatikan. Pertama, kolaborasi dan koordinasi yang semakin solid antara pemerintah pusat dan daerah, antar kementerian dan lembaga, BMKG, TNI, Polri, harus terus ditingkatkan. Kita harus bekerja sama, bahu-membahu, dalam mengatasi karhutla. Jika masih ada ego sektoral, mari kita runtuhkan segera," paparnya.

Menurut Menteri dari Kabinet Merah Putih ini, ego sektoral hanya akan merugikan masyarakat. Oleh karena itu, peningkatan kolaborasi menjadi kunci untuk terus menekan angka karhutla.

"Seluruh rakyat Indonesia berpotensi menjadi korban, oleh karena itu, mari kita perkuat kolaborasi untuk mencapai keberhasilan dalam menurunkan angka Karhutla," imbuhnya.

Selain kolaborasi, aspek penting lainnya adalah penegakan hukum yang efektif, serta partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.

"Kita perlu mengingatkan kembali kepada masyarakat betapa dahsyatnya dampak buruk kabut asap yang pernah melanda Kalbar beberapa tahun silam. Jangan sampai kita bermain api," pesannya.

"Kita ingat bagaimana bandara di Pontianak harus ditutup selama hampir sebulan, banyak orang tua kita yang mengalami sesak napas, anak-anak tidak bisa bersekolah. Pengalaman pahit ini harus selalu kita ingat sebagai pengingat untuk berhati-hati dan tidak terlibat dalam kebakaran hutan dan lahan. Mari kita bersama-sama mengantisipasi dan menekan angka karhutla di Kalbar," pungkasnya.