Toilet Portabel: Keluhan Korban Kebakaran Kapuk Muara

Admin

19/06/2025

2
Min Read

On This Post

JAKARTA, Liputanku – Para korban kebakaran di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, dilaporkan mengalami kendala dalam pemanfaatan fasilitas toilet portabel yang disediakan.

"Banyak warga yang belum memahami cara penggunaannya, terutama karena ini adalah WC umum yang menggunakan sistem injak untuk menyiram," ujar Sumarni (64), salah seorang korban kebakaran, mengungkapkan pengalamannya.

Sumarni menambahkan, faktor usia juga menjadi penghalang, karena ia mengaku tidak terbiasa dengan model toilet portabel seperti ini.

Lebih lanjut, permasalahan lain yang muncul adalah seringkali air tidak keluar saat hendak digunakan. Hal ini menyebabkan kesulitan bagi warga, termasuk Sumarni, untuk melakukan aktivitas buang air besar maupun kecil, meskipun fasilitas toilet portabel telah disediakan.

Selain permasalahan penggunaan, jumlah toilet portabel yang tersedia juga dirasa masih kurang memadai.

"Antrean panjang tidak terhindarkan. Jumlah toilet yang ada jelas tidak sebanding dengan ribuan warga yang terdampak," lanjut Sumarni.

Berdasarkan pantauan Liputanku di lokasi, terdapat sekitar 12 unit toilet portabel yang ditempatkan di dekat area tenda pengungsian.

Selain itu, PAM Jaya juga turut memberikan bantuan berupa dua unit toren air bersih untuk memenuhi kebutuhan air warga.

Namun, pandangan berbeda disampaikan oleh Misti (49), warga lainnya, yang justru merasa terbantu dengan adanya fasilitas toilet portabel.

"Alhamdulillah, keberadaan toilet ini sangat membantu untuk berbagai keperluan, termasuk mandi. Ketersediaan air bersih juga cukup," jelas Misti.

Menurut Misti, kebutuhan mendesak yang saat ini masih kurang adalah bantuan berupa pakaian.

Sebagai informasi, kebakaran besar melanda Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada hari Jumat (6/6/2025).

Api berkobar cukup lama dan baru berhasil dipadamkan setelah 12 jam.

Keterbatasan akses jalan dan sulitnya mendapatkan sumber air menjadi kendala utama dalam proses pemadaman. Akibatnya, sebanyak 485 bangunan hangus terbakar dan sekitar 3.200 jiwa menjadi korban.

Hingga saat ini, penyebab pasti kebakaran di Kapuk Muara masih belum diketahui dan masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.

Sementara itu, ribuan korban kebakaran terpaksa mengungsi di tenda-tenda darurat yang didirikan di lahan kosong oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Kementerian Sosial, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta.