Kebakaran Penjaringan: 3 Ha Ludes, Kerugian Rp 8 Miliar

Admin

17/06/2025

3
Min Read

Musibah kebakaran telah melanda area padat penduduk di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut). Diperkirakan, luas area yang dilalap api mencapai sekitar 3 hektare (ha).

"Estimasi luas area yang terbakar adalah 30.000 meter persegi, atau setara dengan 3 ha," ungkap Kasiops Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakut, Gatot Sulaiman, pada hari Sabtu (7/6/2025).

Menurut informasi yang diterima petugas pemadam kebakaran (damkar), peristiwa kebakaran ini terjadi di permukiman yang terletak di Jalan Duta Harapan Indah RT 07 RW 02, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakut, pada hari Jumat (6/6). Proses pemadaman api di lokasi kejadian berlangsung selama hampir 12 jam.

Operasi pemadaman dimulai tepat pukul 12.27 WIB dan dinyatakan rampung pada hari Sabtu (7/6) pukul 00.16 WIB. Sebanyak 30 unit mobil damkar beserta 150 orang personel diterjunkan langsung ke lokasi untuk berjuang memadamkan kobaran api.

Dilaporkan bahwa ada sekitar 450 rumah dan 750 keluarga yang menjadi korban terdampak dari musibah kebakaran ini. Kerugian akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai angka miliaran rupiah.

Petugas mengalami kendala yang cukup signifikan, terutama akses yang sulit menuju titik api dan kebutuhan air yang sangat besar, mengingat luasnya area yang terbakar.

"Perkiraan kerugian mencapai kurang lebih Rp 8 miliar," jelasnya.

3.200 Warga Terpaksa Mengungsi

Kebakaran dahsyat menghantam permukiman padat di Kampung Rawa Indah, Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut). Akibatnya, sebanyak 3.200 jiwa harus mengungsi pasca-kejadian kebakaran yang terjadi saat momen hari raya Idul Adha tersebut.

"Terdapat sekitar 3.200 jiwa, yang terdiri dari 800 keluarga, yang terdampak langsung akibat kebakaran ini," ujar Ketua RW 04 Kapuk, Sudiono, seperti yang dilansir oleh Liputanku, Sabtu (7/6).

Beliau menambahkan bahwa sebagian warga telah berada di lokasi pengungsian yang disediakan. Selain itu, para korban kebakaran juga telah mengungsi di beberapa tenda yang telah didirikan oleh Pemprov DKI Jakarta.

Kobaran Api Merambat dengan Cepat

Muna (40), seorang warga RT 17, menuturkan bahwa dirinya melihat kepulan asap hitam yang berasal dari kobaran api yang muncul dari bagian belakang rumahnya. Peristiwa tersebut terjadi saat umat Muslim sedang melaksanakan ibadah salat Jumat di masjid.

"Api sudah terdengar dari belakang, membakar dengan suara 'keretak, keretak, keretak', begitu. Saya awalnya mengira hanya kebakaran kecil, mungkin korsleting listrik seperti biasanya. Paling hanya satu kamar. Soalnya, sudah beberapa kali terjadi sebelumnya. Tapi saat saya keluar, ternyata api sudah besar sekali, langsung saya masuk membangunkan anak-anak di kamar dan menyuruh mereka keluar," jelas Muna saat ditemui di lokasi kejadian pada Jumat (6/6).

Saat kejadian berlangsung, Muna sedang menjaga warung miliknya. Ia hanya sempat menyelamatkan beberapa dokumen penting, seperti ijazah dan kartu keluarga. Selebihnya, seluruh isi warung dan lantai dasar rumahnya ludes dilalap api.

Kawasan permukiman yang berdiri di atas lahan rawa dengan mayoritas bangunan semipermanen menjadi faktor utama yang menyebabkan api merambat dengan sangat cepat. Muna mengaku kini merasa kebingungan setelah kehilangan tempat tinggalnya.