Nestapa Idul Adha: Kebakaran Ludeskan Rumah Warga Penjaringan

Admin

17/06/2025

4
Min Read

JAKARTA, MasterV – Musibah melanda warga Kampung Sawah, Penjaringan, Jakarta Utara, saat Hari Raya Idul Adha 2025. Ratusan rumah ludes dilalap api pada Jumat (6/6/2025).

Kobaran api di Penjaringan ini bermula sekitar pukul 12.25 WIB. Menurut rekaman video yang diterima Liputanku, awalnya hanya lima rumah yang terbakar, namun api dengan cepat merambat.

Terlihat jelas bagaimana api pertama kali menghanguskan bagian atap rumah-rumah semi permanen tersebut.

"Benar, objek yang terbakar adalah rumah tinggal warga," tegas Kasiops Sudin Gulkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, Gatot Sulaeman, saat dikonfirmasi pada hari Jumat.

Dampak Kebakaran: 250 Keluarga Terdampak

Wawan Hermawan, Humas RT 17, mengungkapkan bahwa setidaknya 250 keluarga merasakan dampak langsung dari kebakaran dahsyat ini.

Liputanku mengamati langsung di lokasi kejadian, banyak warga yang masih bertahan di pinggir jalan, tepat di depan gang menuju rumah mereka yang telah rata dengan tanah.

Terlihat mereka berusaha menjaga barang-barang berharga yang berhasil diselamatkan dari amukan si jago merah.

Beberapa warga lainnya tampak masih berupaya keras menyelamatkan perabot rumah tangga, seperti lemari pakaian, televisi, kulkas, kasur, dan berbagai barang lainnya.

Pemandangan mengharukan terlihat, banyak warga tak kuasa menahan air mata saat menyadari bahwa rumah mereka telah menjadi abu.

Namun, sebagian warga lainnya terlihat pasrah, hanya bisa berharap agar api segera dipadamkan oleh petugas.

"Harapan kami, semoga api segera padam secepatnya," ujar Warsi (54), salah seorang warga, saat diwawancarai Liputanku di lokasi kejadian.

Tak Sempat Selamatkan Harta Benda

Banyak warga yang mengaku tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga mereka saat kebakaran melanda Penjaringan.

Salah satunya adalah Warni (54), yang tak bisa menyelamatkan harta bendanya karena sedang bekerja saat kejadian.

Ketika api mulai menjalar ke rumahnya, Warni nekat menerobos masuk untuk menyelamatkan pakaian.

"Jadi, hanya baju lusuh ini yang bisa saya bawa," ungkap Warni dengan nada sedih.

Kemudian, ia segera meninggalkan rumahnya karena kobaran api semakin tak terkendali.

Ia terpaksa merelakan barang-barang berharganya yang lain karena sudah tidak memungkinkan untuk kembali ke rumah.

"Barang berharga lainnya tidak ada yang bisa diselamatkan, hanya baju yang saya pakai ini," jelas Warni.

Senada dengan Warni, Jauhari (30) juga mengaku tidak bisa menyelamatkan apapun saat rumahnya terbakar.

"Tidak ada yang tersisa, habis semua. Jalannya juga sempit, mau bagaimana lagi," keluh Jauhari.

Jauhari menceritakan bahwa saat kebakaran terjadi, warga berbondong-bondong menyelamatkan barang berharga masing-masing ke tempat yang lebih aman.

Akibatnya, jalanan di depan rumahnya menjadi sangat padat dan tidak kondusif. Sementara itu, petugas pemadam kebakaran juga tengah berupaya keras masuk ke dalam gang untuk memadamkan api.

Tidak hanya Warni dan Jauhari, kebakaran di Penjaringan ini juga meninggalkan duka mendalam bagi Solihin (50).

Rumahnya rata dengan tanah, hanya berselang dua hari setelah istrinya tercinta meninggal dunia pada Rabu (4/6/2025) lalu.

"Rumah saya tidak ada yang tersisa, tidak ada yang bisa diselamatkan," lirih Solihin.

Saat kebakaran terjadi, Solihin sedang menunaikan shalat Jumat di masjid yang terletak di seberang rumahnya.

Usai shalat, ia terkejut mendapati api besar telah melalap habis rumahnya. Ia tidak bisa lagi masuk ke dalam rumahnya.

Sementara itu, anak dan menantunya sibuk menyelamatkan diri. Akibatnya, barang-barang berharga milik Solihin tidak ada yang berhasil diselamatkan.

Kini, Solihin hanya bisa meratapi puing-puing rumahnya yang telah menjadi abu. Bahkan, ia sendiri belum tahu ke mana akan mengungsi.

"Saya tidak tahu, belum tahu mau mengungsi ke mana," ujarnya sambil berusaha menahan air mata.

Dugaan Penyebab Kebakaran di Penjaringan

Solihin menduga, api pertama kali muncul dari salah satu rumah warga yang sedang membuat kue.

“Informasinya, titik api berasal dari rumah warga yang sedang membuat kue, ditinggal begitu saja, lalu api merambat dengan cepat,” kata Solihin.

Solihin menjelaskan bahwa kebakaran terjadi saat sebagian besar warga sedang melaksanakan shalat Jumat di masjid. Ia mengaku sangat terkejut saat kembali dari masjid dan mendapati rumahnya sudah dilalap si jago merah.

“Kami baru selesai shalat Jumat di masjid seberang, tiba-tiba api sudah besar. Ya, sudah habis semua,” tambahnya dengan nada pasrah.

Sementara itu, Jauhari (30) menuturkan bahwa saat kebakaran terjadi, ia sedang tertidur pulas.

Ia terbangun ketika merasakan hawa panas dan melihat api besar sudah membakar bagian belakang rumahnya.

“Waktu itu saya lagi tidur, tiba-tiba api sudah besar di belakang rumah saya, katanya dari warung mie,” ucap Jauhari.

Namun demikian, hingga saat ini penyebab pasti kebakaran di Penjaringan tersebut masih belum diketahui secara jelas.