Kebakaran Penjaringan: Korban Kekurangan Bantuan Pakaian

Admin

20/06/2025

2
Min Read

On This Post

JAKARTA, MasterV – Para korban kebakaran di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, mengungkapkan bahwa mereka masih sangat membutuhkan bantuan berupa pakaian.

Ketika Liputanku menyambangi posko pengungsian pada hari Minggu (8/6/2025) siang, terlihat sejumlah pengungsi yang sedang berusaha memilih pakaian. Persediaan pakaian yang terbatas langsung habis diserbu oleh para korban yang memang sangat memerlukannya.

Salah seorang warga, Misti (49), tampak berupaya keras mencari pakaian pengganti karena saat kejadian kebakaran, ia tidak sempat menyelamatkan barang-barangnya, termasuk pakaian.

"Saya sedang mencari pakaian. Tidak ada pakaian sama sekali. Hanya ini saja yang saya pakai, sama yang kemarin," tutur Misti di lokasi pengungsian, Minggu (8/6/2025).

Menurut penuturan Misti, bantuan makanan yang datang sudah sangat mencukupi. Bahkan, warga yang rumahnya tidak ikut terbakar pun turut mendapatkan bagian makanan karena ketersediaannya yang melimpah.

Akan tetapi, kondisi berbeda dirasakan untuk bantuan pakaian, dimana stok yang ada masih dirasa jauh dari kata cukup.

"Akan tetapi, untuk baju, persediaannya tidak ada, atau sangat kurang. Bantuan pakaian masih sangat dibutuhkan," jelas Misti.

Karena kekurangan pakaian, Misti bahkan sampai harus memohon baju kepada tetangganya yang tidak terkena dampak kebakaran.

Sebagai informasi, kebakaran besar melanda Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada hari Jumat (6/6/2025).

Kebakaran tersebut berlangsung dalam waktu yang cukup lama dan baru berhasil dipadamkan setelah 12 jam.

Akses jalan yang sempit dan kesulitan mendapatkan sumber air menjadi penyebab proses pemadaman kebakaran ini memakan waktu yang cukup panjang.

Akibatnya, sebanyak 485 bangunan hangus terbakar dan 3.200 jiwa menjadi korban.

Hingga saat ini, penyebab pasti kebakaran di Kapuk Muara masih belum diketahui secara pasti dan sedang dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian.

Sementara itu, ribuan korban untuk sementara waktu mengungsi di tenda-tenda darurat yang didirikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Kementerian Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di sebuah lahan kosong.