Nestapa Korban Kebakaran Penjaringan: Krisis & Trauma

Admin

18/06/2025

4
Min Read

On This Post

Nelangsa Korban Kebakaran Penjaringan: Tidur di Puing, Krisis Air Bersih, hingga Sulit Buang Air

JAKARTA, MasterV – Kebakaran dahsyat yang melanda kawasan padat penduduk di Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada hari Jumat (6/6/2025), meninggalkan kesedihan mendalam bagi ribuan warga.

Setidaknya 450 bangunan ludes dilalap api, mengakibatkan sekitar 3.200 jiwa dari 800 kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal mereka.

Saat ini, ribuan korban terpaksa tinggal di tenda-tenda pengungsian yang telah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Hingga berita ini diturunkan, penyebab pasti kebakaran masih dalam proses investigasi oleh pihak kepolisian. Sebagian besar warga mengaku tidak mengetahui asal-usul api, yang tiba-tiba membesar dan meluluhlantakkan permukiman.

Si jago merah baru berhasil dipadamkan setelah 12 jam upaya pemadaman yang dilakukan oleh petugas pemadam kebakaran bersama dengan warga.

Minimnya Bantuan Makanan, Air Bersih, dan Pakaian

Di tengah kondisi serba terbatas di posko pengungsian, para korban mengungkapkan keluhan terkait kurangnya pasokan bantuan makanan, air bersih, dan juga pakaian layak pakai.

"Kami sangat membutuhkan bantuan makanan, bahan-bahan sembako, dan air bersih, terutama karena untuk keperluan mandi saja tidak ada," tutur Siswoyo (62), salah seorang korban, saat diwawancarai oleh MasterV di lokasi kejadian, Sabtu (7/6/2025).

Keluhan senada juga diutarakan oleh Dodi (68), yang mengungkapkan kebutuhan mendesaknya akan bantuan pakaian.

"Pakaian yang saya punya hanya ini yang melekat di badan, jadi saya sangat berharap ada bantuan baju dan celana," ungkap Dodi dengan nada memelas.

Krisis Toilet dan Fasilitas Dasar

Tidak hanya soal kebutuhan pokok, keterbatasan jumlah toilet umum juga menjadi masalah krusial di lokasi pengungsian.

"Saya benar-benar butuh toilet, untuk buang air kecil dan buang air besar. Sejak kemarin saya terpaksa harus menumpang ke tempat lain," keluh Sri, seorang korban kebakaran lainnya yang merasa sangat kesulitan.

Warga lainnya, Lastri (40), berharap agar pemerintah segera menyediakan fasilitas mandi dan toilet yang memadai di dekat posko pengungsian.

"Harus segera ada toilet, karena kita semua juga butuh mandi untuk menjaga kebersihan," kata Lastri dengan nada penuh harap.

Tidur di Atas Puing Rumah

Karena keterbatasan tempat yang tersedia dan lokasi posko pengungsian yang cukup jauh, sebagian warga terpaksa memilih untuk tidur di atas reruntuhan puing-puing rumah mereka, hanya dengan beralaskan selembar kain seadanya.

"Alas tidur dan selimut sangat kami butuhkan, karena kami tidur di atas sisa-sisa bangunan yang sudah hancur ini," jelas Siswoyo, menggambarkan kondisi memprihatinkan mereka.

Ia mengaku enggan meninggalkan lokasi rumahnya karena khawatir barang-barang yang masih tersisa dari kebakaran akan dijarah oleh para pemulung.

"Kalau ditinggal, ya tahu sendiri lah, di sini kan banyak pemulung," ujar Siswoyo dengan nada pasrah.

Bantuan Polisi dan Dapur Umum

Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Fuady, telah meninjau langsung kondisi para pengungsi yang terdampak kebakaran.

Dalam kunjungannya tersebut, ia menyatakan bahwa Polda Metro Jaya telah mengirimkan mobil dapur umum ke posko pengungsian untuk membantu meringankan beban para korban.

"Ini juga akan sangat membantu dalam menyiapkan makanan bagi para pengungsi. Jika masih ada kekurangan, dapur lapangan akan selalu siap untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka," ungkapnya pada hari Sabtu (7/6/2025).

Fuady menegaskan bahwa pihak kepolisian juga siap untuk membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain yang diperlukan oleh para korban kebakaran.

Penyebab Kebakaran Masih Didalami

Terkait dengan penyebab terjadinya kebakaran, Fuady menyatakan bahwa hingga saat ini pihaknya masih terus mendalami sejumlah keterangan dari para saksi yang memberikan informasi yang berbeda-beda.

"Ada saksi yang mengatakan bahwa api sudah terlihat di lantai 2, ada juga yang menduga penyebabnya adalah korsleting listrik, dan ada pula yang menyebutkan berasal dari kompor yang lupa dimatikan," jelasnya, menggambarkan beragamnya informasi yang diterima.

Untuk mengungkap penyebab pasti dari kebakaran ini, tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri akan segera diturunkan ke lokasi kejadian dalam waktu dekat untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) secara menyeluruh.

"Kami akan mendatangkan tim Puslabfor Mabes Polri, yang rencananya akan tiba besok atau lusa," pungkas Fuady, menutup keterangannya.