KNKT Ungkap Faktor Kecelakaan Maut Tol Cipularang

Admin

27/05/2025

2
Min Read

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mempublikasikan hasil investigasi mendalam terkait insiden kecelakaan beruntun yang terjadi di ruas Tol Cipularang KM 92+200B pada tanggal 11 November 2024. Peristiwa tersebut bermula ketika sebuah truk kontainer menabrak sejumlah kendaraan yang sedang mengantre, menyebabkan satu korban jiwa dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Investigasi yang dilakukan oleh KNKT menunjukkan bahwa kecelakaan tragis ini disebabkan oleh serangkaian faktor yang saling berkaitan. Kondisi cuaca yang kurang bersahabat, berupa hujan deras, menjadi salah satu pemicu. Selain itu, adanya genangan air di permukaan jalan serta karakteristik geometris jalan yang memiliki turunan panjang turut memperparah situasi.

Berdasarkan data yang dikumpulkan, truk trailer yang terlibat dalam insiden ini mengalami fenomena yang dikenal sebagai jackknifing. Kondisi ini terjadi ketika truk trailer kehilangan stabilitas saat dilakukan pengereman di permukaan yang tidak rata, seperti area yang tergenang air. Akibatnya, trailer menjadi sulit dikendalikan dan melipat ke arah traktor penariknya. Perbedaan koefisien gesekan antara roda kanan dan kiri trailer menjadi penyebab utama terjadinya fenomena ini.

Lebih lanjut, investigasi KNKT juga menyoroti bahwa kemiringan melintang jalan di lokasi kejadian tidak optimal dalam mengalirkan air hujan secara efektif. Hal ini menyebabkan terbentuknya genangan air di bahu jalan bagian dalam, yang berpotensi mengganggu stabilitas kendaraan, terutama kendaraan berat dengan konfigurasi sumbu panjang seperti truk trailer.

"Pemeriksaan teknis kendaraan menunjukkan bahwa sistem pengereman berfungsi dengan baik. Namun, kombinasi kondisi jalan yang basah dan perbedaan gaya gesekan menyebabkan kendaraan kehilangan kendali saat melakukan pengereman," ungkap KNKT dalam pernyataannya.

KNKT menambahkan bahwa salah satu faktor yang memperburuk dampak kecelakaan, termasuk menyebabkan kematian dan cedera serius, adalah kesulitan mengendalikan truk trailer setelah terjadi jackknifing. Pengemudi membutuhkan waktu dan ruang yang cukup untuk mengembalikan posisi simetris traktor dan trailer atau mengatasi kondisi jackknifing.

Secara umum, tindakan yang seharusnya diambil oleh pengemudi adalah melepaskan rem. Jika pengemudi tidak panik, salah satu opsi adalah melakukan pengereman hanya pada trailer, tanpa menggunakan service brake. Pada akhirnya, di KM 92+600B, truk trailer yang melaju dengan kecepatan sekitar 70 km/jam di jalur kanan tidak dapat menghindari tabrakan dengan kendaraan di depannya yang sedang melambat akibat penyempitan jalur.

"Investigasi lebih lanjut juga mengungkapkan bahwa jalur penghentian darurat (JPD) di KM 92+600 B memiliki sudut masuk yang terlalu curam, sehingga menyulitkan kendaraan besar untuk memasuki jalur tersebut dalam kondisi darurat," jelasnya.

Video: Kecelakaan Maut Libatkan 3 Kendaraan di Meksiko, 21 Orang Tewas

Video: Kecelakaan Maut Libatkan 3 Kendaraan di Meksiko, 21 Orang Tewas