Diskon Listrik Batal, Warga Kecewa: Ekonomi Makin Terasa Berat

Admin

12/06/2025

3
Min Read

On This Post

JAKARTA, MasterV – Pembatalan diskon listrik 50 persen untuk periode Juni-Juli 2025 oleh pemerintah menuai kekecewaan dari sejumlah warga. Mereka mengaku sangat berharap pada kebijakan tersebut.

Sari (29), seorang warga Jakarta Timur, mengungkapkan penantiannya terhadap program ini. Menurutnya, adanya diskon tersebut akan sangat membantu dalam mengelola keuangan bulanan.

"Saya merasa sangat terbantu jika diskon itu ada, karena bisa mengurangi pengeluaran untuk listrik. Biasanya saya membayar Rp 1,4 juta, namun saat ada diskon, hanya Rp 700.000. Lumayan sekali," ujar Sari saat ditemui pada Selasa (3/6/2025).

Sari berharap, pemerintah dapat mempertimbangkan kembali keberlanjutan diskon tarif listrik, agar manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak terbatas pada kelompok tertentu saja.

"Kalau bisa, program ini diadakan lagi. Kondisi ekonomi saat ini sedang sulit, adanya pengurangan biaya listrik tentu sangat membantu," imbuh Sari.

Tasya (29), warga Jakarta Selatan, juga menyampaikan kekecewaannya. Ia telah menantikan bantuan yang dijanjikan pemerintah ini sejak lama.

"Saya kecewa karena sudah senang akan ada diskon, tetapi ternyata dibatalkan," keluh Tasya.

Tasya menjelaskan, diskon listrik sangat membantu meringankan beban pengeluarannya setiap bulan. Ketika kebijakan tersebut berlaku pada Januari-Februari 2025, ia hanya perlu membayar Rp 450.000 untuk biaya listrik.

Sisa anggaran tersebut, menurutnya, bisa dialokasikan untuk kebutuhan lainnya.

"Bantuan ini sangat terasa manfaatnya, benar-benar meringankan beban, meskipun hanya berlaku selama dua bulan. Biasanya saya membayar Rp 900.000 per bulan, dengan diskon jadi Rp 450.000, lumayan sekali," tutur Tasya.

Kurniawan (30), warga Jakarta Selatan, memiliki pendapat serupa. Ia mengakui sangat terbantu dengan adanya diskon listrik yang sempat diberlakukan pada awal tahun 2025.

Oleh sebab itu, ia merasa kecewa atas keputusan pemerintah yang membatalkan diskon listrik untuk periode Juni-Juli.

"Sayang sekali kalau dibatalkan. Dengan diskon sebelumnya, saya bisa membeli token listrik dalam jumlah banyak, lumayan untuk persediaan," ungkap Kurniawan.

Kurniawan berpendapat bahwa pengalihan diskon listrik menjadi Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi pekerja dengan gaji Rp 3,5 juta per bulan dan guru honorer bukanlah langkah yang tepat.

Ia mengkhawatirkan bantuan tersebut tidak tepat sasaran.

"Namun, informasinya data BPJS Ketenagakerjaan sudah dibersihkan. Semoga saja penyalurannya tepat sasaran, tidak seperti sebelumnya," harap Kurniawan.

Sebelumnya, pemerintah mengumumkan bahwa diskon tarif listrik sebesar 50 persen akan menjadi bagian dari enam stimulus ekonomi yang akan diluncurkan pada tanggal 5 Juni 2025.

Namun, dalam pengumuman resmi, diskon tarif listrik tidak termasuk dalam daftar stimulus tersebut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa proses penganggaran untuk diskon tarif listrik berjalan lebih lambat dibandingkan dengan program-program lainnya.

Sebagai kompensasi, pemerintah memberikan Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar Rp 600.000 untuk dua bulan kepada 17,3 juta pekerja dengan penghasilan di bawah Rp 3,5 juta.