Hilirisasi Pertanian: Kementan Serap 8 Juta Pekerja?

Admin

21/06/2025

4
Min Read

On This Post

Kementerian Pertanian (Kementan) baru-baru ini mengungkapkan rencana strategis untuk hilirisasi 14 komoditas pertanian unggulan. Program ambisius ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja dalam skala besar, dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja mencapai 8,6 juta orang.

Menurut Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, fokus utama saat ini adalah mengoptimalkan produk-produk yang telah diproduksi secara luas di Indonesia untuk proses hilirisasi. Langkah ini dinilai lebih efektif dan efisien.

"Dorongan dari Menteri adalah untuk hilirisasi produk pertanian yang sudah berjalan. Pendekatan ini akan lebih efisien dan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, dibandingkan dengan upaya menciptakan produk yang benar-benar baru," jelas Idha dalam Diskusi Akademik Himpunan Alumni Fateta IPB, yang berlangsung di IPB Convention Center, Bogor, Jawa Barat, pada Senin (9/6/2025).

Lebih lanjut, dalam presentasinya, Idha meyakinkan bahwa rencana hilirisasi untuk 14 produk pertanian ini berpotensi menyerap tenaga kerja hingga 8.608.195 orang, dengan total lahan yang dapat diolah mencapai 5.500.000 hektare (ha). Angka yang signifikan ini menunjukkan dampak positif yang luas.

"Dengan potensi penyerapan tenaga kerja yang mencapai lebih dari 8 juta orang, tentu saja ini akan memberikan kontribusi positif yang sangat berarti bagi perekonomian negara kita," tegas Idha, menekankan optimisme terhadap program ini.

Rencana Hilirisasi 14 Produk Pertanian:

1. Ayam

Akan dibangun 5 cluster pengolahan ayam di berbagai wilayah Indonesia, menghasilkan produk olahan seperti nugget, sosis, tepung telur, dan pakan ternak. Pengembangan produk ini akan berorientasi pada pasar ekspor, dengan estimasi penyerapan tenaga kerja mencapai 39.108 orang.

2. Kelapa Dalam

Pengembangan produksi kelapa dalam akan dilakukan di lahan seluas 500 ribu hektare yang tersebar di seluruh Indonesia, menghasilkan produk olahan seperti santan dan berbagai produk sampingan. Inisiatif ini berfokus pada pasar ekspor, dengan perkiraan penyerapan tenaga kerja mencapai 1.156.246 orang.

3. Kakao

Pengembangan produksi kakao akan dilaksanakan di lahan seluas 500 hektare di berbagai wilayah Indonesia, menghasilkan produk olahan seperti bubuk coklat dan butter. Pengembangan produk ini ditujukan untuk pasar ekspor, dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja mencapai 950.007 orang.

4. Mete

Pengembangan produksi mete akan dilakukan di lahan seluas 100 ribu hektare di seluruh Indonesia, menghasilkan produk olahan utama berupa kacang mete. Pengembangan produk berorientasi ekspor dengan penyerapan tenaga kerja diperkirakan mencapai 424.823 orang.

5. Kopi

Pengembangan produksi kopi akan dilakukan di lahan seluas 200 ribu hektare, dengan produk olahan berupa biji kopi arabika hijau. Pengembangan produk ini berorientasi ekspor dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 553.346 orang.

6. Tebu

Pengembangan produksi tebu akan dilakukan di lahan seluas 500 ribu hektare, dengan produk olahan utama berupa gula. Pengembangan produk ini akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai substitusi impor, dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 726.748 orang.

7. Kelapa Sawit

Pengembangan produksi kelapa sawit akan dilakukan di lahan seluas 2 juta hektare, dengan produk olahan utama berupa bahan bakar biodiesel. Pengembangan produk ini akan digunakan di dalam negeri sebagai substitusi impor BBM, dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 1.947.339 orang.

8. Lada

Pengembangan produksi lada akan dilakukan di lahan seluas 100 ribu hektare, menghasilkan produk olahan berupa biji lada dan lada bubuk. Pengembangan produk berorientasi ekspor dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 211.897 orang.

9. Ubi Kayu

Pengembangan produksi ubi kayu akan dilakukan di lahan seluas 300 ribu hektare, dengan produk olahan utama berupa pati ubi dan bioethanol. Pengembangan produk ini akan digunakan di dalam negeri sebagai substitusi impor dan mampu menyerap total 316.100 tenaga kerja.

10. Bawang Putih

Pengembangan produksi bawang putih akan dilakukan di lahan seluas 100 ribu hektare, yang hasilnya akan digunakan untuk memenuhi konsumsi bawang putih dalam negeri yang selama ini bergantung pada impor. Diperkirakan program ini mampu menyerap tenaga kerja hingga 125.172 orang.

11. Pengembangan Cold Chain

Pengembangan produk ini difokuskan untuk membangun sistem penyimpanan dan transportasi komoditas pangan yang lebih baik di Indonesia. Inisiatif ini diperkirakan dapat menyerap sekitar 550 tenaga kerja.

12. Kapas

Pengembangan produksi kapas akan dilakukan di lahan seluas 900 ribu hektare, dengan produk olahan utama berupa kapas untuk berbagai kebutuhan industri dan minyak biji kapas. Pengembangan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor, serta berpotensi menyerap hingga 1.531.899 orang tenaga kerja.

13. Kacang Tanah

Pengembangan produksi kacang tanah akan dilakukan di lahan seluas 200 ribu ha di seluruh Indonesia, dengan produk olahan utama berupa kacang tanah curah. Pengembangan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai produk substitusi impor dan dapat menyerap tenaga kerja hingga 348.660 orang.

14. Kacang Hijau

Pengembangan produksi kacang hijau akan dilakukan di lahan seluas 100 ribu hektare di seluruh Indonesia, dengan produk olahan utama berupa kacang hijau curah. Pengembangan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai produk substitusi impor dan dapat menyerap tenaga kerja hingga 286.300 orang.