Kemhan Lirik J-10C: Peluang Perkuat TNI AU?

Admin

13/06/2025

2
Min Read

On This Post

Donny menyatakan, "Jika setelah evaluasi, kita mendapati pesawat ini berkualitas dan memenuhi standar yang kita inginkan, terlebih lagi dengan harga yang terjangkau, tentu tidak ada alasan untuk menolak," seperti yang dikutip dari Antara pada hari Rabu, 4 Juni 2025.

Ia menjelaskan bahwa pembicaraan mengenai potensi pembelian J-10C pada awalnya hanya merupakan desas-desus belaka.

Namun, isu ini semakin menguat setelah Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono melakukan kunjungan ke sebuah pameran alutsista di China, di mana penawaran langsung pesawat tersebut disampaikan kepada Indonesia.

"Kita termasuk yang mendapatkan penawaran pesawat tersebut. Hal ini menjadi bagian dari evaluasi kami untuk menentukan apakah jet ini sesuai untuk memperkuat alutsista kita," ungkap Donny.

Menurut Donny, prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif memberikan fleksibilitas dalam menjajaki kolaborasi pertahanan dengan berbagai negara, termasuk dalam pengadaan alutsista.

Akan tetapi, selain pertimbangan politik luar negeri, faktor-faktor lain juga krusial dalam proses pembelian alutsista, yaitu memastikan integrasinya dengan teknologi yang sudah digunakan oleh TNI.

"Selanjutnya, kemampuan pesawat, seperti jarak tempuh dan jenis persenjataan yang dapat dibawa, juga akan menjadi bahan pertimbangan penting," imbuh Donny.

Sebelumnya, wacana mengenai pembelian J-10C guna memperkuat TNI AU menjadi perbincangan hangat.

Pesawat yang diproduksi oleh Tiongkok ini menarik perhatian publik setelah digunakan oleh penerbang Pakistan dan dikabarkan berhasil menembak jatuh lima pesawat tempur India, termasuk tiga pesawat tempur Rafale buatan Prancis.

Perlu diketahui, Rafale juga merupakan salah satu jenis pesawat tempur yang telah dibeli oleh TNI untuk memperkuat jajaran TNI AU.

Bahkan, kontrak pembelian sebanyak 42 unit Rafale telah berjalan sejak tahun 2024.