RI-Chili Perkuat Ekonomi: Aksesi CPTPP & Investasi Meningkat

Admin

11/06/2025

3
Min Read

On This Post

Pertemuan tersebut menjadi sebuah tonggak penting bagi kedua negara. Tujuannya? Memperkukuh jalinan hubungan ekonomi yang telah dirajut selama enam dekade, sekaligus memacu kolaborasi yang lebih erat dalam berbagai arena internasional.

Dalam perbincangan tersebut, Airlangga menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen Chili dalam menjalin kerja sama di wilayah Indo-Pasifik, serta dukungannya bagi upaya Indonesia dalam memperdalam integrasi ekonomi kawasan.

Indonesia dan Chili memiliki pandangan yang searah dalam mendorong terwujudnya ekonomi global yang inklusif dan berkelanjutan.

“Tahun 2025 ini menandai 60 tahun hubungan diplomatik antara kita, Indonesia dan Chili,” ungkap Airlangga, seperti dilansir Liputanku.

Salah satu topik sentral yang dibahas dalam pertemuan itu adalah aspirasi Indonesia untuk bergabung dengan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).

Airlangga menegaskan bahwa langkah Indonesia untuk menjadi bagian dari CPTPP adalah fondasi dari transformasi ekonomi menuju visi Indonesia Emas 2045.

Aksesi ini diyakini akan menyuntikkan nilai tambah bagi CPTPP sebagai blok perdagangan modern, serta memperkuat ketahanan rantai pasok di kawasan.

Sebagai informasi tambahan, Indonesia telah secara resmi menyerahkan kuesioner untuk negara aspirasi kepada pemerintah Selandia Baru selaku *depository country* pada tanggal 12 Mei 2025. Targetnya adalah menjadi anggota penuh CPTPP pada tahun 2027.

Indonesia juga mengharapkan dukungan dari Chili dalam pembentukan *Accession Working Group* di forum Komisi CPTPP dan mengucapkan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan selama ini.

Pada kesempatan yang sama, Airlangga juga menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan Chili terhadap proses aksesi Indonesia ke OECD.

Beliau menjelaskan bahwa Indonesia telah menyerahkan *Initial Memorandum* dalam kurun waktu kurang dari satu tahun setelah menerima *Accession Roadmap* dari OECD pada Februari 2024.

Dokumen tersebut merefleksikan komitmen yang kuat dari Indonesia dalam memenuhi standar dan prinsip-prinsip OECD, dengan harapan proses aksesi dapat dituntaskan dalam waktu tiga tahun.

Airlangga juga berpendapat bahwa pengalaman Chili yang berhasil menyelesaikan proses aksesi dalam waktu singkat dapat menjadi referensi yang berharga bagi Indonesia.

Memperkuat kerja sama ekonomi

Kerja sama ekonomi bilateral turut menjadi fokus utama dalam perbincangan antara Airlangga dan Claudia, khususnya melalui Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA).

Kedua belah pihak mencatat peningkatan yang signifikan dalam volume perdagangan. Nilai ini hampir dua kali lipat dibandingkan periode 2020 hingga 2024, dengan total nilai perdagangan mencapai 473 juta dollar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2024.

Lebih lanjut, Indonesia dan Chili juga telah memulai negosiasi perjanjian investasi di bawah kerangka IC-CEPA pada tanggal 13 Juni 2024.

Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 25 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang tersebar di berbagai sektor strategis, seperti energi terbarukan, mineral kritis, dan teknologi pemrosesan logam. KEK tersebut menawarkan beragam insentif, baik fiskal maupun nonfiskal.

Salah satu wujud nyata dari kerja sama investasi ini adalah pembangunan pabrik bola baja oleh PT Elecmetal Longteng Indonesia (perusahaan patungan Chili-Tiongkok) di Kawasan Industri Terpadu Batang, dengan nilai investasi mencapai Rp 600 miliar.

“Saya ingin mengajak Chili untuk datang ke Indonesia dan berinvestasi di sini,” imbuh Airlangga dengan nada persuasif.

Sebagai tambahan, Indonesia juga menyampaikan dukungannya atas rencana Chili untuk bergabung dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Airlangga menyatakan bahwa partisipasi Chili dalam RCEP akan memperluas jangkauan perjanjian tersebut hingga ke Amerika Selatan, serta memperkuat konektivitas antara RCEP dan CPTPP sebagai dua blok perdagangan utama di kawasan.

Pertemuan bilateral ini mencerminkan semangat dan komitmen yang kuat dari kedua negara untuk terus mempererat kerja sama ekonomi, tidak hanya dalam lingkup bilateral, tetapi juga dalam forum multilateral.

Airlangga mengakhiri pertemuan dengan menyampaikan keyakinannya bahwa hubungan antara Indonesia dan Chili akan semakin kokoh dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat di kedua negara.

Turut hadir mendampingi Menko Airlangga dalam pertemuan tersebut, antara lain Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Mohammad Oemar; Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian, Edi Pambudi; serta Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto.