Mentan Ungkap Untung Tengkulak Beras: Rp 42 Triliun!

Admin

12/06/2025

2
Min Read

On This Post

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan potensi keuntungan fantastis yang dapat diraup tengkulak beras, mencapai angka Rp 42 triliun. Estimasi ini didasarkan pada proyeksi produksi beras yang diperkirakan mencapai 21 juta ton pada periode Januari hingga Juli 2025.

Menurut Amran, terdapat disparitas harga yang signifikan antara tingkat penggilingan dan tingkat eceran/grosir, yakni sekitar Rp 2.000. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa harga beras di tingkat penggilingan berada di angka Rp 12.733 pada bulan Mei 2025. Sementara itu, harga beras di tingkat eceran mencapai Rp 14.784.

“Jika produksi mencapai 21 miliar kilogram beras dan dikalikan dengan selisih harga Rp 2 ribu, maka didapatkan angka Rp 42 triliun. Angka ini yang dinikmati oleh perantara,” tegas Amran dalam konferensi pers yang diadakan di kantornya, Jakarta Selatan, pada hari Selasa (3/6/2025).

Amran menilai bahwa keuntungan sebesar itu sangat tidak adil, terutama jika dibandingkan dengan pendapatan rata-rata petani yang hanya berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per bulan. Padahal, pemerintah, kata Amran, tengah berupaya keras untuk meningkatkan kesejahteraan para petani.

“Jangan sampai ada pihak yang bermain-main. Kami mati-matian berproduksi, kami mati-matian membantu petani. Tahukah Anda berapa penghasilan petani? Satu keluarga petani hanya mendapatkan Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per bulan. Mereka bekerja keras membanting tulang di lapangan selama 3 hingga 4 bulan, kemudian dipermainkan,” jelas Amran dengan nada prihatin.

Sebelumnya, Amran telah menyoroti bahwa kenaikan harga beras di tingkat eceran dan grosir disebabkan oleh praktik-praktik yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang dapat dikategorikan sebagai mafia. Menurut Amran, apabila harga beras di tingkat penggilingan mengalami penurunan, seharusnya harga beras di tingkat eceran juga ikut menyesuaikan.

“BPS menyatakan bahwa harga rata-rata beras di tingkat penggilingan mengalami penurunan pada Mei 2025. Apa artinya? Ada perantara yang bermain. Inilah yang terkadang kita sebut sebagai mafia,” pungkas Amran.