Tambak Garam Raksasa NTT: 25 Ribu Lebih Lapangan Kerja Terbuka

Admin

10/06/2025

2
Min Read

On This Post

JAKARTA, MasterV – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkirakan bahwa keberadaan tambak garam raksasa di Nusa Tenggara Timur (NTT) akan menciptakan peluang kerja yang signifikan, mencapai angka 25.639 tenaga kerja. Potensi ini mencakup seluruh rantai nilai, dari aktivitas hulu hingga hilir.

I Nyoman Radiarta, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, menyatakan bahwa sebagian besar dari jumlah tersebut akan menyerap tenaga kerja dari penduduk lokal di sekitar lokasi tambak.

Selain itu, sebagian lainnya akan berasal dari lulusan Ocean Institute of Indonesia (OII).

Sebagai informasi tambahan, OII adalah hasil penggabungan seluruh lembaga pendidikan tinggi di bidang kelautan dan perikanan, yang juga merupakan bagian dari komitmen KKP dalam menghasilkan sumber daya manusia berkualitas.

“Dari total 25.639 lapangan pekerjaan yang akan tersedia, 600 di antaranya akan diisi oleh lulusan OII. Ini berarti, lebih dari 50 persen tenaga kerja yang terlibat berasal dari masyarakat sekitar lokasi tambak atau mereka yang memiliki lahan di sekitar kawasan tersebut,” ungkapnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (3/6/2025).

“Dengan demikian, seluruh masyarakat, terutama mereka yang memiliki lahan atau berdomisili di sekitar kawasan tersebut, akan terlibat secara aktif dalam operasionalisasi tambak garam yang akan dibangun. Ini bukan hanya inisiatif dari Kementerian Kelautan saja,” lanjutnya.

Perlu diketahui bahwa pengembangan tambak garam raksasa di NTT diharapkan menjadi kunci untuk mencapai target swasembada garam pada tahun 2027.

Rencana pengembangan kawasan sentra industri garam nasional di NTT meliputi 10 zona, yang pembagiannya didasarkan pada kondisi topografi dan morfologi Kabupaten Rote dan Ndao.

Pembangunan akan dilaksanakan secara bertahap. Pada tahap pertama, seluas 1.193 hektar akan mulai berproduksi pada tahun 2025. Tahap kedua, seluas 9.541 hektar akan berproduksi pada tahun 2026. Kemudian, tahap ketiga akan dilaksanakan pada tahun 2027 dengan luas 3.135 hektar.