Stairlift Borobudur: DPR Minta Kajian Teknis & Arkeologis

Admin

08/06/2025

4
Min Read

On This Post

Wakil Ketua Komisi X DPR, Lalu Hadrian Irfani, memberikan tanggapannya terkait wacana pemerintah untuk memasang *stairlift* permanen di Candi Borobudur. Usulan ini mencuat setelah kunjungan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Lalu menekankan pentingnya pemerintah melakukan kajian mendalam dari sisi teknis dan arkeologis sebelum mengambil keputusan.

"Berkaitan dengan rencana tersebut, saya ingin menekankan agar pemerintah memprioritaskan pelestarian nilai-nilai historis serta arsitektural dari situs warisan dunia ini sebagai pertimbangan utama," ungkap Lalu saat mengawali tanggapannya pada hari Sabtu (31/5/2025).

Politikus dari PKB ini mengingatkan bahwa pemasangan *stairlift* dapat berpotensi mengganggu keaslian struktur serta estetika candi. Oleh sebab itu, ia mendesak pemerintah untuk melakukan pengkajian secara teknis dan arkeologis, termasuk melibatkan pihak UNESCO dalam membahas rencana ini.

"Meskipun bertujuan meningkatkan aksesibilitas, penggunaan *stairlift* permanen membawa risiko terhadap keaslian struktur dan estetika candi yang telah kita jaga selama berabad-abad lamanya," tegas Lalu.

"Kajian teknis dan arkeologis yang komprehensif menjadi suatu keharusan. Selain itu, penting untuk memastikan keterlibatan para ahli konservasi dan UNESCO dalam proses pengambilan keputusan," tambahnya.

Lalu berpendapat bahwa upaya pemerintah dalam mewujudkan wisata inklusif seharusnya dapat diimplementasikan tanpa merusak struktur asli candi. Ia mendorong pemerintah untuk mencari solusi alternatif yang lebih ramah terhadap upaya konservasi.

"Peningkatan akses dalam pariwisata budaya memang esensial, tetapi solusi yang dipilih harus bersifat sementara, adaptif, dan tidak merusak struktur asli candi," jelas Lalu.

"Kami justru mendorong pengembangan teknologi aksesibilitas non-invasif atau alternatif lain yang lebih selaras dengan prinsip konservasi. Dengan demikian, keaslian cagar budaya dan hak masyarakat untuk menikmati Candi Borobudur dapat tetap terjaga," pungkasnya.

Senada dengan pernyataan tersebut, Wakil Ketua Komisi X DPR dari Fraksi PDIP, My Esti Wijayati, menyatakan bahwa pemasangan alat mekanik di kawasan cagar budaya harus mematuhi regulasi yang berlaku. Ia juga menyoroti dampaknya terhadap struktur bangunan. "Kita perlu meninjau ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang cagar budaya. Apakah pemasangan alat bantu tersebut diperbolehkan? Pertimbangan yang matang, terutama mengenai dampak terhadap struktur bangunan, sangat diperlukan," kata Esti kepada wartawan pada hari Jumat (30/5/2025). Esti menjelaskan bahwa struktur Borobudur terus mengalami penurunan alami setiap tahunnya. Ia berpendapat bahwa ide pemasangan *stairlift* permanen dapat memperburuk kondisi tersebut. "Borobudur mengalami penurunan beberapa milimeter setiap tahun. Jika kita menambahkan beban dari alat bantu naik, tentu akan memengaruhi struktur secara keseluruhan. Dulu, kita pernah meminta pemetaan titik-titik mana yang aman untuk pengunjung berkumpul dan mana yang harus steril. Oleh karena itu, diperlukan penghitungan jangka panjang, bukan hanya untuk acara sesaat," tegasnya.

Esti memahami jika pemasangan alat bantu bersifat sementara dan khusus untuk keperluan protokoler tamu negara. Namun, ia berpendapat bahwa alat tersebut harus segera dibongkar setelahnya.

"Jika hanya sementara untuk menghormati tamu negara, mungkin masih bisa dipahami. Namun, setelah itu, alat tersebut harus segera dibongkar, dan jumlah orang yang boleh naik pun harus dibatasi. Jangan sampai hal ini menjadi pintu masuk bagi pemasangan permanen yang berpotensi merusak," katanya. Ia menekankan bahwa Candi Borobudur bukan hanya sekadar objek wisata, melainkan juga tempat ibadah dan pusat spiritual bagi umat Buddha. Oleh karena itu, fungsi religius harus tetap menjadi prioritas utama dalam pengelolaannya. "Wisata adalah bagian kedua. Fungsi utamanya adalah religiusitas. Jadi, tidak semua orang harus naik sampai atas. Keindahannya tetap bisa dinikmati dari kejauhan. Jika ada lansia atau umat yang ingin beribadah, tentu mekanismenya bisa diatur tanpa merusak struktur," jelas Esti. "Borobudur adalah warisan dunia, kebanggaan bangsa, dan tempat suci. Jangan sampai karena keputusan yang terburu-buru, kita mengorbankan keberlangsungan dan keutuhannya di masa depan," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengungkapkan bahwa wacana *stairlift* Candi Borobudur akan dipermanenkan di masa mendatang, namun akan diuji coba terlebih dahulu.

"Kita harapkan ini akan diuji coba terlebih dahulu," ujar Fadli Zon kepada wartawan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada hari Kamis (29/5).

Fadli Zon menyatakan bahwa sejauh ini tidak ada masalah dengan pemasangan *stairlift*. Menurutnya, bahkan di semua cagar budaya dunia sudah dipasang semacam *stairlift*.

"Tidak ada masalah. Ke depannya, ini kita lakukan karena untuk inklusivitas. Di semua cagar budaya dunia sudah dipasang, dan kita harapkan ke depan ini akan kita coba permanenkan, seperti yang sudah kita rencanakan sejak lama," ujarnya.