MasterV, Jakarta – Kejaksaan Agung hingga kini belum melakukan pemeriksaan terhadap pengusaha Riza Chalid terkait dugaan praktik korupsi dalam pengelolaan minyak mentah serta produk kilang di PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018-2023.
Pernyataan ini disampaikan oleh Kapuspenkum Harli Siregar dalam menjawab pertanyaan dari para jurnalis mengenai apakah Riza Chalid telah diperiksa oleh penyidik sehubungan dengan keterlibatannya dalam kasus korupsi pengelolaan minyak mentah tersebut.
"Tampaknya belum (diperiksa), mengingat keberadaannya masih dalam proses pemantauan yang berkelanjutan," ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, pada hari Kamis (6/6), seperti yang dilaporkan oleh Antara.
"Apabila rekan-rekan Liputanku memiliki informasi terkait hal ini, kami mengimbau untuk dapat menyampaikan informasi tersebut agar keberadaannya dapat segera diketahui," tambahnya.
Keterkaitan Riza Chalid dalam perkara ini terletak pada putranya, Muhammad Kerry Andrianto Riza (MKAR), yang telah ditetapkan sebagai salah satu tersangka dalam kapasitasnya sebagai beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa.
Penyidik juga telah melakukan penggeledahan beberapa kali di kediaman Riza Chalid yang terletak di Jalan Jenggala, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang diduga difungsikan sebagai kantor.
Riza Chalid adalah seorang pengusaha sukses di Indonesia yang menjalankan berbagai bisnis di berbagai sektor, mulai dari ritel mode, perkebunan kelapa sawit, industri minuman, hingga perdagangan minyak bumi. Karena dominasinya dalam impor minyak, ia dikenal dengan julukan "Saudagar Minyak" atau "The Gasoline Godfather".
Pria kelahiran tahun 1960 ini aktif dalam bisnis impor minyak melalui anak perusahaan PT Pertamina, yaitu Pertamina Energy Trading Limited (Petral).
Nama Riza Chalid seringkali dihubungkan dengan berbagai kontroversi bisnis perminyakan, terutama yang berkaitan dengan Petral yang berbasis di Singapura.
Omzet bisnisnya diperkirakan mencapai sekitar 30 miliar dolar AS per tahun, sementara kekayaannya diperkirakan mencapai 415 juta dolar AS. Angka ini menempatkannya sebagai orang terkaya ke-88 dalam daftar Globe Asia pada tahun 2015.
Dalam industri perminyakan, Riza memiliki sejumlah perusahaan yang beroperasi di Singapura, seperti Supreme Energy, Paramount Petroleum, Straits Oil, dan Cosmic Petroleum.