Danantara Incar GoTo? Kata Eks KPPU Soal Kedaulatan Digital

Admin

22/06/2025

3
Min Read

On This Post

Mantan Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Muhammad Syarkawi Rauf, menyatakan bahwa partisipasi Danantara dalam rencana akuisisi saham minoritas GoTo merupakan wujud perhatian negara dalam melindungi karya anak bangsa dari dominasi asing di ranah ekonomi digital Indonesia.

“Jika benar Danantara Indonesia sedang melakukan kajian dan berencana masuk dalam akuisisi ini, menurut saya ini merupakan arahan dari Presiden. Tentu saja, ini bukan persoalan lobi-melobi, melainkan pelibatan Danantara Indonesia sebagai manifestasi kepedulian Presiden Prabowo terhadap industri strategis yang menyangkut kepentingan vital rakyat Indonesia,” jelas Syarkawi dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (10/6/2025).

Syarkawi juga menegaskan bahwa keterlibatan Danantara mencerminkan keberlanjutan perhatian Prabowo terhadap isu-isu kedaulatan ekonomi, termasuk di dunia digital yang kini menjadi sumber daya strategis bangsa.

“Presiden Prabowo telah berpuluh-puluh tahun menyuarakan isu-isu kedaulatan ekonomi nasional, mulai dari kedaulatan pangan hingga kedaulatan nasional di bidang digital. Partisipasi Danantara tidak hanya terkait dengan aspek ekonomi, tetapi juga dengan menjaga kedaulatan data sebagai sumber daya baru, selain sumber daya alam seperti nikel, batu bara, minyak, dan gas,” tambahnya.

Syarkawi meyakini bahwa keterlibatan Danantara menjadi solusi terbaik untuk menyeimbangkan kekuatan korporasi dengan kepentingan nasional, khususnya dalam memastikan keberpihakan kepada jutaan pelaku ekonomi kerakyatan.

“Ini menjadi solusi optimal bagi semua pihak. Partisipasi pemerintah, yang diwakili oleh Danantara Indonesia, dalam akuisisi GoTo memungkinkan pemerintah memiliki kontrol terhadap kebijakan-kebijakan perusahaan yang pro kesejahteraan pengemudi dan pelaku UMKM,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa kendali negara atas kebijakan korporasi di sektor digital menjadi krusial untuk menjaga keamanan data dan mengarahkan ekosistem digital nasional agar tetap inklusif.

Penjelasan Danantara

Sebelumnya, Stefanus Ade Hadiwidjaja, Direktur Pengelolaan Investasi Danantara, menegaskan bahwa pihaknya pada dasarnya terbuka terhadap peluang investasi, asalkan sejalan dengan mandat mereka untuk memperkuat sektor strategis dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional.

“Setiap keputusan investasi diambil secara selektif, melalui kajian komprehensif, dengan menerapkan prinsip manajemen risiko yang baik, serta mempertimbangkan potensi imbal hasil berkelanjutan bagi negara,” ujarnya dalam siaran pers.

Ia menambahkan, setiap langkah investasi yang diambil Danantara dilakukan dengan cermat, melalui proses evaluasi mendalam, mempertimbangkan risiko secara seksama, serta mengutamakan hasil jangka panjang yang memberikan manfaat optimal bagi negara.

Sebelumnya, laporan Bloomberg mengindikasikan bahwa Danantara sedang menjajaki kemungkinan untuk turut serta dalam rencana Grab Holdings Ltd mengakuisisi GoTo Group senilai 7 miliar dollar AS.

Langkah tersebut diperkirakan dapat membuka peluang bagi pemerintah Indonesia untuk memiliki kepemilikan di salah satu perusahaan teknologi terbesar di kawasan ini.

Kehadiran Danantara dinilai dapat meningkatkan potensi kesepakatan memperoleh persetujuan dari pemerintah Indonesia.

Namun demikian, sumber **Liputanku** menyebutkan bahwa pembicaraan dengan Danantara masih dalam tahap sangat awal dan belum tentu berujung pada kesepakatan konkret. Belum diketahui secara pasti apakah Danantara telah melakukan komunikasi langsung dengan Grab.