Genjot Alkes Lokal: RI Kurangi Impor, Bidik Mandiri!

Admin

20/06/2025

4
Min Read

On This Post

JAKARTA, MasterV – Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), menunjukkan komitmen kuat untuk meningkatkan produksi alat kesehatan (alkes) di dalam negeri.

Langkah strategis ini diharapkan dapat menekan angka impor, menarik investasi yang signifikan, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru yang menjanjikan di sektor manufaktur.

Sebagai bagian dari program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat daya saing sekaligus mewujudkan kemandirian industri alat kesehatan nasional.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Setia Diarta, menegaskan bahwa pemerintah akan mengakselerasi penguatan ekosistem industri alat kesehatan, dari hulu hingga hilir.

“Arahan Bapak Presiden Prabowo sangat jelas, begitu pula dengan tekad Bapak Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, bahwa kita harus mampu berdikari di sektor-sektor strategis, termasuk industri alat kesehatan,” ungkapnya dalam siaran pers pada Senin (9/6/2025).

Kemenperin gencar mendorong transformasi industri alat kesehatan yang inovatif dan berbasis teknologi, dengan tujuan memenuhi kebutuhan dalam negeri secara mandiri.

“Ke depannya, kami sangat berharap industri alat kesehatan nasional mampu bersaing di kancah global. Ini akan menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, mandiri, dan modern di berbagai sektor, sebagai bagian dari upaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” kata Setia.

Industri alat kesehatan menjadi salah satu sektor prioritas utama dalam peta jalan "Making Indonesia 4.0", yang berfokus pada pengembangan industri berbasis inovasi, teknologi digital, dan efisiensi rantai pasokan.

Hal ini semakin menegaskan betapa pentingnya peran industri alat kesehatan dalam memperkuat substitusi impor dan meningkatkan kemandirian nasional.

"Dengan dukungan teknologi manufaktur cerdas dan otomatisasi, industri ini diharapkan menjadi tulang punggung dalam penyediaan alat kesehatan yang berkualitas,” imbuh Setia.

Di samping itu, Kemenperin juga memacu industri alat kesehatan nasional agar berorientasi ekspor ke pasar regional maupun global.

“Beberapa produk unggulan alat kesehatan, seperti hospital furniture, jarum suntik, dan alat diagnostik buatan dalam negeri, sudah mulai menembus pasar ASEAN dan Timur Tengah,” jelasnya.

Untuk semakin meningkatkan kemampuan industri alat kesehatan nasional, kolaborasi erat dengan para pemangku kepentingan, seperti Kementerian Kesehatan dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), sangatlah diperlukan.

Upaya kolaboratif ini bertujuan agar produk alat kesehatan dalam negeri mendapatkan prioritas lebih tinggi dalam e-Katalog pengadaan barang dan jasa pemerintah.

“Kami juga mengapresiasi langkah konkret Kementerian Kesehatan yang telah meningkatkan pembelian produk lokal hingga mencapai 48 persen di e-Katalog sektoral kesehatan pada tahun 2024, melonjak dari sebelumnya hanya 8 persen di tahun 2019,” kata Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin, Solehan.

Kemenperin juga tengah melakukan reformasi tata cara penghitungan dan penerbitan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) demi memperkuat industri nasional melalui peningkatan penggunaan produk dalam negeri.

Reformasi ini bertujuan agar kebijakan TKDN menjadi lebih adaptif, transparan, dan memberikan manfaat optimal bagi para pelaku industri di dalam negeri.

“Dengan semangat kolaborasi yang tinggi, kami sangat optimistis bahwa Indonesia akan mampu menjadi pusat produksi alat kesehatan global yang inovatif dan berkelanjutan. Kita semua memiliki peran penting dalam mewujudkan visi besar ini, dan bersama-sama, kita bisa menjadikan industri alat kesehatan nasional sebagai kebanggaan bangsa,” tegas Solehan.

Produksi CT Scan

Kemenperin juga memberikan apresiasi tinggi terhadap kerja sama yang terjalin antara PT GE HealthCare dan PT Forsta Kalmedic Global, yang merupakan anak perusahaan dari PT Kalbe Farma, dalam memproduksi mesin Computed Tomography (CT) scan berteknologi canggih.

Fasilitas produksi modern ini berlokasi strategis di pabrik Forsta yang berada di Bogor, Jawa Barat.

CT scan merupakan salah satu alat kesehatan diagnostik yang sangat krusial karena kemampuannya memberikan diagnosis yang sangat terperinci.

Penyediaan mesin CT scan ini menjadi salah satu prioritas utama karena saat ini 100 persen kebutuhan masih dipenuhi oleh produk impor.

Dengan membangun fasilitas produksi CT scan di dalam negeri, diharapkan akses terhadap pelayanan kesehatan dapat meningkat secara signifikan dan menciptakan peluang kerja baru yang menjanjikan.

Kapasitas produksi terpasang untuk CT scan ini mencapai 52 unit per tahun, dengan proyeksi kebutuhan mencapai 306 unit hingga tahun 2027.