Pada usia 30 tahun, Lucy Guo berhasil melampaui penyanyi dan penulis lagu terkenal, Taylor Swift, dan meraih predikat miliarder wanita termuda di dunia yang sukses membangun bisnisnya sendiri. Pencapaian ini tercatat dalam daftar America's Richest Self-Made Women yang dirilis oleh Forbes.
Guo berhasil mengumpulkan kekayaan sebesar USD 1,25 miliar melalui perusahaan rintisan (startup) di bidang kecerdasan buatan (AI) yang ia dirikan. Sebelumnya, Taylor Swift, yang kini berusia 35 tahun, memegang gelar tersebut sejak dinobatkan sebagai miliarder pada akhir tahun 2023. Guo dan Swift adalah dua dari hanya enam miliarder wanita di seluruh dunia yang membangun kekayaan mereka sendiri dan berusia di bawah 40 tahun.
Mayoritas kekayaan Guo berasal dari kepemilikan sahamnya di Scale AI, yang bernilai sekitar USD 1,2 miliar. Scale AI merupakan startup yang ia dirikan, meskipun ia telah meninggalkan perusahaan tersebut beberapa tahun lalu. Sisa kekayaannya terkait dengan berbagai usaha lain, termasuk startup terbarunya yang bernama Passes.
Guo tumbuh dalam keluarga sederhana dengan orang tua yang merupakan imigran dari China. Pada awalnya, ia melihat teknologi sebagai jalan pintas untuk mencapai kekayaan. "Saya sering diejek di sekolah karena kondisi ekonomi keluarga. Oleh karena itu, saya berpikir, saya harus menghasilkan uang," ungkapnya, seperti yang dikutip oleh detikINET dari NY Post.
Ia mulai belajar coding saat masih di sekolah menengah dan kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Carnegie Mellon, mengambil jurusan ilmu komputer dan interaksi manusia-komputer. Seiring berjalannya waktu, ia semakin berambisi untuk membangun sebuah perusahaan.
Ambisi yang semakin membara mendorongnya untuk memutuskan *drop out* pada tahun 2014, meskipun hanya tinggal beberapa mata kuliah lagi untuk menyelesaikan gelar gandanya. Ia memilih untuk bergabung dengan Thiel Fellowship, sebuah program yang didirikan oleh investor Peter Thiel untuk memberikan pendanaan kepada startup yang didirikan oleh para wirausahawan muda.
Pada tahun berikutnya, Guo mendapatkan posisi sebagai desainer produk di Quora, di mana ia bertemu dengan Alexandr Wang. Keduanya kemudian bekerja sama pada tahun 2016 untuk mendirikan Scale AI. Pada saat itu, Guo berusia 21 tahun, sementara Wang berusia 19 tahun.
Scale AI awalnya beroperasi sebagai layanan yang mempekerjakan pekerja kontrak dengan upah rendah untuk memberikan label pada kumpulan data yang digunakan untuk pelatihan AI, khususnya di sektor kendaraan otonom (self-driving). Mereka dengan cepat mendapatkan klien-klien besar, termasuk Cruise dan Tesla, dan terus menambah jumlah pegawai untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Selanjutnya, perusahaan tersebut juga mendapatkan kontrak dengan pemerintah AS, membantu dalam analisis citra satelit selama perang di Ukraina, serta membantu melatih model bahasa besar seperti ChatGPT. "Kami memanfaatkan tim manusia untuk melabeli data, dan secara bersamaan, kami juga dapat melatih model *machine learning*," jelas Guo kepada New York Post.
Dengan Wang menjabat sebagai CEO dan Guo memimpin operasi dan desain produk, Scale AI mengalami pertumbuhan yang pesat, sehingga membuat para pendirinya masuk ke dalam daftar Under 30 versi Forbes pada tahun 2018. Akan tetapi, pada tahun yang sama, dilaporkan terjadi perselisihan mengenai arah perusahaan yang menyebabkan Wang memberhentikan Guo. "Kami memang memiliki perbedaan pendapat, tetapi saya tetap bangga dengan apa yang telah dicapai oleh Scale AI," ujar Guo.
Hingga saat ini, ia masih memegang sekitar 5% saham di perusahaan tersebut, yang saat ini sedang menyelesaikan penawaran tender yang menilai perusahaan dengan valuasi sebesar USD 25 miliar.
Setelah kepergiannya dari Scale AI, Guo meluncurkan Backend Capital, sebuah dana modal ventura kecil yang mendukung startup pada tahap awal. Salah satu keberhasilannya adalah investasi pada tahun 2020 di perusahaan perangkat lunak keuangan Ramp, yang kini bernilai USD 13 miliar.
Namun, keinginan untuk kembali membangun perusahaan mendorongnya untuk mendirikan Passes, sebuah platform yang membantu para kreator untuk mendapatkan penghasilan melalui berbagai saluran, seperti langganan, siaran langsung (*live streaming*), panggilan video, dan toko *online*.
"Para kreator adalah wirausahawan. Jika Anda memiliki seribu penggemar setia yang bersedia membelanjakan USD 5 per hari untuk Anda, itu adalah sumber pendapatan," jelasnya.
Passes berkembang dengan sangat cepat, berhasil mengumpulkan dana sebesar $50 juta melalui tiga putaran pendanaan pada tahun 2022-24 dan mencapai valuasi sebesar $150 juta. Rencana jangka panjang Guo untuk perusahaan tersebut adalah untuk mendukung para kreator agar dapat menjadi wirausahawan dan mulai menciptakan kekayaan lintas generasi.