Mafia Pangan Manipulasi Data? Mentan Amran Bertindak!

Admin

17/06/2025

3
Min Read

On This Post

JAKARTA, MasterV – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyampaikan kecurigaannya terkait adanya upaya manipulasi data pasokan beras oleh oknum mafia pangan. Dugaan ini mencuat di tengah upaya serius pemerintah dalam mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan di Indonesia.

"Kasus ini sedang ditangani oleh Satuan Tugas (Satgas) Pangan. Kami mengimbau agar tidak ada pihak yang mempermainkan nasib petani dan konsumen," tegas Mentan saat menghadiri pemotongan hewan kurban Hari Raya Idul Adha 1446 di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (6/6/2025).

Menurut informasi yang diperoleh dari internal kementerian, terdapat indikasi bahwa oknum-oknum tertentu berupaya membentuk opini publik yang keliru. Mereka diduga mencoba memanipulasi data, seolah-olah pasokan beras menipis, padahal faktanya justru berlimpah.

PIXABAY/HARTONO SUBAGIO Ilustrasi pertanian, petani.

"Kondisi beras kita saat ini sebenarnya mencukupi, namun ada pihak-pihak yang mencoba memainkan data, sehingga seolah-olah kekurangan. Padahal kenyataannya justru surplus," imbuh Amran dengan nada tegas.

Mentan mengungkapkan bahwa stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola oleh Perum Bulog saat ini mencapai lebih dari 4 juta ton. Jumlah ini merupakan rekor tertinggi yang pernah dicapai Indonesia dalam kurun waktu 57 tahun terakhir.

Oleh karena itu, Amran optimis bahwa target swasembada beras, yang semula diharapkan tercapai pada tahun keempat pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dapat direalisasikan lebih cepat, yaitu pada tahun ketiga.

Menanggapi isu anomali cuaca yang dihembuskan oleh oknum tertentu sebagai penyebab berkurangnya pasokan beras, Mentan menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar. Hal ini terungkap setelah tim Satgas Pangan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Setelah dilakukan pemeriksaan, data sementara menunjukkan bahwa isu anomali cuaca tersebut tidak benar. Pihak-pihak tersebut bahkan telah meminta maaf kepada Satgas Pangan. Namun, saya tegaskan, proses hukum harus tetap dilanjutkan. Ini tidak boleh dibiarkan, karena inilah kelakuan mereka selama ini (mafia pangan)," tegasnya.

Meski demikian, Amran belum bersedia mengungkap identitas oknum-oknum mafia pangan yang berupaya mengganggu program ketahanan dan swasembada pangan yang telah dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

MasterV/Muchamad Dafi Yusuf Ilustrasi beras.

"Jika stok kita benar-benar kurang, maka solusinya adalah impor. Padahal, bisa jadi stok kita sebenarnya mencukupi. Jika impor dilakukan tanpa dasar yang kuat, maka petani akan menjadi korban dan mereka akan enggan untuk terus berproduksi. Jadi, jangan melemahkan petani kita," tandasnya.

Saat ini, Presiden Prabowo, lanjut Amran, telah memberikan berbagai kemudahan bagi petani, termasuk penyaluran bantuan pupuk dan pembelian beras serta gabah langsung dari petani dengan harga yang baik. Oleh karena itu, ia kembali menegaskan pentingnya untuk tidak menzalimi petani.

"Jika negara ingin kuat, ingatlah bahwa jumlah petani kita sangat besar, mencapai ratusan juta orang. Petani padi, pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan jumlahnya sekitar 150 juta orang. Jika kita memperkuat sektor ini, saya yakin republik ini akan semakin kuat," ujarnya dengan penuh semangat.

Sebelumnya, Mentan juga menyoroti adanya kejanggalan data stok beras di gudang beras Cipinang pada bulan Mei 2025. Terdapat indikasi bahwa jumlah beras yang keluar mencapai sekitar 11.000 ton.

Angka ini melonjak drastis jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Data dari Cipinang menunjukkan adanya anomali. Jumlah beras yang keluar tidak normal. Biasanya, jumlah beras yang keluar berkisar antara 1.000 ton hingga 3.500 ton per hari. Namun, pada satu hari tertentu selama lima tahun terakhir, jumlahnya mencapai 11.000 ton," ungkapnya dengan nada bertanya.