MasterV, Jakarta – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, beserta rombongan pertama Amirul Hajj, tiba di Arab Saudi pada Senin malam, 29 Mei 2025. Kehadiran beliau ini merupakan implementasi dari Undang-undang Nomor 8/2019 mengenai Penyelenggaraan Haji dan Umrah, yang bertujuan utama untuk memastikan bahwa seluruh jemaah haji Indonesia mendapatkan pelayanan terbaik dan optimal.
Ketika ditemui di Kantor Daerah Kerja (Daker) Bandara PPIH Arab Saudi, Menag mengungkapkan bahwa serangkaian isu sensitif yang muncul sejak dimulainya pelayanan jemaah haji pada 1 Mei 2025 telah berhasil ‘dilewati’. Beliau menekankan bahwa keberhasilan ini tak lepas dari kerja sama solid, dedikasi tinggi para petugas, serta komunikasi yang intensif dengan pemerintah Arab Saudi.
"Oleh karena itu, dapat kita katakan bahwa Indonesia mendapatkan perhatian khusus dalam arti yang positif. Hal ini terbukti dengan banyaknya regulasi khusus yang diberikan oleh Kerajaan Saudi untuk Indonesia," ujarnya. Salah satu contohnya adalah kebijakan terkait penggabungan jemaah haji yang terpisah dari keluarga, pasangan, atau pendamping lansia/disabilitas.
Beliau menegaskan bahwa hal ini dimungkinkan karena jemaah haji Indonesia merupakan seperlima dari total jemaah haji seluruh dunia. "Maka dari itu, kami terus mengimbau agar seluruh jemaah haji Indonesia senantiasa menjaga prestasi dan reputasi yang telah diraih. Kita harus tetap menjadi jemaah haji yang terbaik, *Insya Allah*," lanjutnya dengan penuh harap.
Isu sensitif yang dimaksudkan oleh Menag mencakup pendistribusian kartu nusuk dan penempatan jemaah haji yang terpisah dari keluarga atau pendamping. Berdasarkan data per Selasa, 27 Mei 2025, sekitar 95 persen dari total jemaah haji Indonesia yang tiba di Arab Saudi, baik melalui jalur reguler maupun khusus, telah menerima kartu nusuk.
Menag juga menyampaikan bahwa perkembangan ini telah dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto, baik secara lisan maupun tertulis, dengan tembusan kepada para pembantu presiden. "Kemarin, kami melaporkan perkembangan terkini sebelum keberangkatan kami ke sini. *Alhamdulillah*, kami mendapat kabar bahwa Bapak Presiden memberikan apresiasi kepada kita semua atas kerja sama yang sangat baik," tuturnya.
"Seluruh petugas dan pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan haji, termasuk Kemenag dan BPH, menunjukkan soliditas yang luar biasa. Hasilnya pun, tentu saja, merupakan buah dari ikhtiar yang sungguh-sungguh," imbuhnya.
Beliau juga memohon doa dari seluruh masyarakat Indonesia, khususnya keluarga jemaah haji tahun ini, agar semua jemaah dapat meraih haji mabrur. Tak lupa, beliau mengimbau seluruh petugas untuk tidak hanya mendoakan keluarga, tetapi juga bangsa dan negara.
"Mari kita doakan presiden kita, Bapak Prabowo, beserta seluruh aparat Indonesia, para pelayan masyarakat, agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik," ujarnya dengan tulus.
Dalam kesempatan tersebut, Nasaruddin juga menjelaskan mengenai keberadaan musytasyar dinny sebagai bagian dari pelayanan kepada jemaah haji tahun ini. Menurutnya, kehadiran mereka sangat efektif dalam membantu jemaah mendapatkan informasi dan pemahaman yang lebih mendalam tentang perhajian, melengkapi ilmu yang telah diberikan oleh petugas KBIH dan petugas kloter.
Pengetahuan ini sangat penting agar ibadah haji dapat dilaksanakan dengan sempurna. "Kita ingin mengeliminasi jemaah yang mengalami masalah hanya karena kurangnya pemahaman tentang tata cara pelaksanaan haji dan umrah. Ini sangat krusial. Pelayanan konsumsi, hotel, dan transportasi memang penting, tetapi jika rukun dan syarat haji tidak terpenuhi, semuanya menjadi sia-sia," tegas Menag.
"Tidak boleh ada satu pun jemaah haji yang tidak mabrur karena ketidaktahuan akan persyaratan. Oleh karena itu, kita melakukan pendekatan yang komprehensif," imbuhnya.
Beliau kembali mengingatkan agar jemaah haji memfokuskan diri pada ibadah inti haji yang akan dilaksanakan di Arafah-Muzdalifah-Mina, bukan pada ibadah sunnah. "Jangan sampai kita mengejar yang sunnah, tetapi justru gagal mendapatkan yang wajib," pesannya.
Kementerian Agama (Kemenag) RI telah membentuk susunan delegasi jemaah haji asal Indonesia atau Amirul Hajj untuk musim haji 2025. Amirul Hajj dipimpin langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, dengan Wamenag Romo Muhammad Syafi'i sebagai Wakil Amirul Hajj. Berikut adalah daftar Amirul Hajj Indonesia pada musim 2025:
Ketua Amirul Hajj: Nasarudin Umar (Menteri Agama)
Wakil Ketua Amirul Hajj: Romo Muhammad Syafi'i (Wakil Menteri Agama)
Sekretaris Amirul Hajj: Arskal Salim (Sesditjen Pendidikan Islam Kemenag)
Wakil Sekretaris Amirul Hajj: Jojon Novandri (Tenaga Ahli Kemenag)
Anggota Amirul Hajj dari Kalangan Menteri dan/atau Kepala Badan:
1. Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi
2. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Arifatul Choiri Fauzi
3. Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Mochamad Irfan Yusuf
4. Wakil Kepala BP Haji Dahnil Anzar Simanjuntak
5. Kepala BPOM Taruna Ikrar
6. Penasihat Khusus Presiden Urusan Haji Muhadjir Effendy
7. Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Jenderal TNI (Purn.) Dudung Abdurachman.
Anggota Amirul Hajj dari kalangan organisasi Islam:
1. Sekjen MUI Amirsyah, Sanusi Tambunan
2. Katib 'Aam PBNU, Ahmad Said Asrori
3. Ketua PP Muhammadiyah, Syamsul Anwar
4. Ketum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) sekaligus Rektor IPB University, Arif Satria.