Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli akhirnya angkat bicara mengenai isu pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dikabarkan melanda ratusan karyawan TikTok Shop di Indonesia. Saat dicecar pertanyaan oleh awak media, Yassierli memilih untuk tidak memberikan komentar mendalam, hanya menyampaikan bahwa pihaknya akan menelaah informasi tersebut.
"Nanti kita kaji," ujar Yassierli singkat ketika ditemui di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta Selatan, pada hari Kamis (5/6/2025).
Ketika kembali ditegaskan mengenai apakah Kemenaker telah menerima laporan resmi terkait PHK di TikTok Shop, Yassierli sekali lagi memberikan jawaban serupa. "Nanti kita kaji," ulangnya.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, TikTok Shop, yang merupakan unit e-commerce dari ByteDance Ltd., santer terdengar akan melakukan PHK besar-besaran terhadap ratusan karyawannya yang berlokasi di Indonesia. Keputusan ini disinyalir sebagai bagian dari upaya efisiensi biaya, khususnya setelah akuisisi operasi pesaing lokal, Tokopedia, pada tahun sebelumnya.
Menurut laporan dari Bloomberg yang diterbitkan pada hari Senin (2/6/2025), perusahaan media sosial raksasa asal Tiongkok ini tengah melakukan pemangkasan jumlah karyawan yang tersebar di berbagai tim e-commerce, mencakup bidang logistik, operasional, pemasaran, hingga pergudangan.
Menurut sumber anonim, gelombang PHK berikutnya diperkirakan akan terjadi paling cepat pada bulan Juli. Dengan adanya pengurangan karyawan ini, total jumlah karyawan Tokopedia dan TikTok Shop di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 2.500 orang.
Seorang juru bicara TikTok menyatakan bahwa perusahaan secara berkala mengevaluasi kebutuhan bisnis dan melakukan penyesuaian yang diperlukan demi memperkuat organisasi serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan.
"Kami terus berinvestasi di Tokopedia dan Indonesia sebagai bagian dari strategi kami untuk mendorong pertumbuhan serta inovasi yang berkelanjutan," tegas juru bicara tersebut.