Menkes Percepat Pembangunan 66 RS Jadi 2 Tahun!

Admin

11/06/2025

3
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menargetkan penyelesaian pembangunan 66 rumah sakit di seluruh Indonesia dalam kurun waktu dua tahun. Program quick win yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto ini, semula dijadwalkan rampung dalam lima tahun.

"Terkait laporan quick win Bapak Presiden, terdapat tiga program utama. Salah satunya adalah pembangunan 66 rumah sakit yang sebelumnya ditargetkan selesai dalam lima tahun," ungkap Budi Gunadi setelah menghadap Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/6/2025).

Dijelaskannya, 32 rumah sakit direncanakan akan dibangun pada tahun 2025, sementara sisanya pada tahun 2026. Lebih lanjut, Budi menuturkan bahwa 16 dari 32 rumah sakit tersebut telah memasuki tahap groundbreaking atau peletakan batu pertama.

"Kami berupaya mempercepat penyelesaiannya menjadi dua tahun. Tahun ini kami targetkan 32 rumah sakit, dan tahun depan 34. Dari 32 rumah sakit tahun ini, 16 di antaranya sudah groundbreaking, sehingga diharapkan bisa rampung tahun ini. Sisanya akan segera di-groundbreaking," paparnya.

Menurut Budi, percepatan pembangunan 66 rumah sakit ini tidak memerlukan tambahan anggaran. Meskipun demikian, Prabowo telah menyetujui realokasi pos anggaran untuk mendukung program quick win tersebut.

"Hanya ada sedikit realokasi anggaran yang memerlukan persetujuan dari Bapak Presiden. Beliau sudah menyetujuinya, tanpa penambahan anggaran, melainkan melalui perpindahan pos anggaran untuk quick win pertama ini," jelas Budi.

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin juga melaporkan mengenai peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/6/2025).

"Fokus utama adalah laporan mengenai Covid-19," kata Budi Gunadi sebelum pertemuannya dengan Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/6/2025).

Ia menegaskan bahwa kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia masih tergolong kecil. Budi pun mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir berlebihan terkait peningkatan kasus Covid-19 di Tanah Air.

"Kami mengamati bahwa kenaikan di Indonesia masih sangat kecil. Berdasarkan pantauan di beberapa pusat surveilans, kenaikan di luar negeri disebabkan oleh subvarian dari omicron yang sudah dikenal, sehingga tidak perlu dikhawatirkan," terangnya.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat adanya tujuh kasus COVID-19 pada pekan lalu. Kasus tersebut tercatat pada minggu ke-22 tahun 2025, tepatnya pada tanggal 25 Mei – 31 Mei.

Data ini diperoleh dari laman resmi Infeksi Emerging Kemenkes RI yang Liputanku pantau pada Selasa, 3 Juni 2025 sore. Data tersebut juga menunjukkan adanya satu kasus sembuh dari infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Sebelumnya, pada 23 Mei 2025, Kementerian Kesehatan RI menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap Peningkatan Kasus COVID-19. Hal ini menyusul terjadinya kenaikan kasus COVID-19 di beberapa negara Asia seperti Hongkong, Thailand, dan Singapura, yang mendorong Kemenkes untuk meningkatkan kewaspadaan.

SE bernomor SR.03.01/C/1422/2025 tersebut ditujukan kepada dinas kesehatan, UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan, UPT Bidang Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan para pemangku kepentingan lainnya.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, menyatakan bahwa penerbitan Surat Edaran terkait kewaspadaan COVID-19 merupakan langkah antisipasi dan kesiapan di lapangan.

"Kewaspadaan ini adalah prosedur standar yang kami lakukan sebagai langkah antisipasi dan kesiapan di lapangan," jelas Aji dalam pesan teks kepada Health MasterV pada Minggu, 1 Juni 2025.